Isu kesehatan merupakan salah satu indikator penting dalam penilaian dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Salah satu gambaran kondisi kesehatan masyarakat dapat dilihat dari persentase keluhan kesehatannya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2025, provinsi dengan persentase keluhan kesehatan terendah di Indonesia dalam sebulan terakhir pada tahun 2025 adalah Papua Tengah sebesar 8,57%, disusul oleh Papua Pegunungan (12,94%), Maluku Utara (13,44%), dan Papua Barat (14,21%). Sementara itu, provinsi Papua juga masih termasuk dalam kelompok dengan keluhan kesehatan rendah, yakni sebesar 15,94%.
Di sisi lain, provinsi dengan angka keluhan kesehatan yang sedikit lebih tinggi adalah Kepulauan Riau (17,87%), Maluku (18,63%), Papua Selatan (19,09%), Papua Barat Daya (19,15%), dan Sulawesi Tenggara (20,22%). Secara umum, data ini menunjukkan bahwa sebagian besar provinsi di kawasan timur Indonesia cenderung memiliki tingkat keluhan kesehatan yang lebih rendah dibandingkan wilayah lain di Indonesia.
Adapun provinsi dengan keluhan kesehatan tertinggi pada tahun 2025 adalah Nusa Tenggara Barat dengan persentase mencapai 42%. Posisi kedua diisi oleh Jawa Tengah sebesar 33,34%, disusul DI Yogyakarta dengan 32,74% dan Kepulauan Bangka Belitung dengan 31,44%. Jawa Barat menutup lima besar dengan 30,5%.
Urutan selanjutnya diisi oleh Nusa Tenggara Timur (30%), Lampung (29,97%), Bengkulu (29,95%), Gorontalo (28,62%), dan terakhir Sumatra Barat (28,47%). Terlihat bahwa mayoritas dari provinsi dengan keluhan kesehatan tertinggi berasal dari daerah Pulau Jawa.
Meskipun di wilayah Indonesia Timur persentase keluhan kesehatan cenderung rendah, bukan berarti keadaan masyarakatnya lebih sehat. Hal ini bisa jadi mengindikasikan karena minimnya akses layanan kesehatan di daerah tersebut. Infrastruktur kesehatan terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) cenderung belum merata. Adanya hambatan ini membuat masyarakat kesulitan untuk melaporkan keluhan kesehatannya ke layanan kesehatan. Alhasil mereka lebih memilih mengobati sendiri terlebih dahulu daripada melaporkan langsung ke petugas kesehatan.
Oleh karena itu pemerataan pembangunan akses layanan kesehatan dan sebaran tenaga kesehatan perlu dijadikan fokus pemerintah. Prabowo telah menargetkan untuk membangun 66 rumah sakit pada akhir tahun 2026. Pembangunan ini dilakukan di pulau-pulau dengan daerah 3T supaya akses kesehatan dapat lebih merata. Lebih dari itu bahkan Prabowo menargetkan membangun 500 rumah sakit berkualitas tinggi selama periodenya menjabat.
Baca Juga: 10 Provinsi dengan Keluhan Kesehatan Tertinggi di Indonesia 2023
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/10/10/b37dd4fb6b1727f8cf3c0271/statistik-kesejahteraan-rakyat-2025.html
https://www.antaranews.com/berita/5065469/prabowo-targetkan-66-rs-terbangun-di-pulau-pulau-3t-akhir-tahun-2026
Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor