10 Negara Utama Tujuan Pekerja Migran Indonesia 2024

Hong Kong menjadi negara utama tujuan pekerja migran Indonesia. 33,4% pekerja migran Indonesia di 2024 dikirim ke negara tersebut.

10 Negara Utama Tujuan Pekerja Migran Indonesia 2024 Ilustrasi Pekerja Migran Indonesia | Antara Foto

Melesunya pasar tenaga kerja di tanah air membuat sejumlah masyarakat memilih mengadu peruntungan di pasar internasional, salah satunya adalah sebagai pekerja migran Indonesia (PMI). Pekerja migran Indonesia adalah warga negara Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, yang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan PMI.

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah PMI terus meningkat, menunjukkan antusiasme luar biasa dari penduduk Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Badan Perlindungan Pekerja MIgran Indonesia (BP2MI) mencatat terdapat 274.695 pekerja migran yang ditempatkan di luar negeri seanjang tahun 2023. Terjadi peningkatan sebesar 36,93% dibandingkan tahun sebelumnya, yang berjumlah 200.082 pekerja.

Di tahun 2024 ini, selama periode Januari hingga Juni 2024, tercatat terdapat 160.496 PMI yang ditempatkan di berbagai negara. Adapun 79.344 PMI ditempatkan di sektor formal, sedangkan sisanya bekerja di sektor informal.

Kenaikan jumlah PMI ini menunjukkan bahwa sejatinya, kondisi dan lingkungan kerja di luar negeri masih dianggap lebih baik ketimbang dalam negeri. Gaji yang lebih besar karena perbedaan kurs menjadi salah satu faktor utama tingginya jumlah PMI. Selain itu, suasana kerja yang lebih bersahabat turut mendorong orang Indonesia untuk bekerja di negeri orang.

Hong Kong Jadi Negara Utama Tujuan PMI

Pada Semester I 2024, PMI terbanyak dikirim ke Hong Kong, jumlahnya melebihi 50 ribu pekerja.
Pada Semester I 2024, PMI terbanyak dikirim ke Hong Kong, jumlahnya melebihi 50 ribu pekerja | GoodStats

BP2MI menyebutkan, hingga Juni 2024, Hong Kong menjadi negara utama penempatan para PMI. Sebanyak 53.608 pekerja dikirim ke negara tersebut, setara dengan 33,4% dari total PMI di periode yang sama. Mayoritas PMI di Hong Kong bekerja sebagai house maid.

Taiwan berada di posisi kedua dengan menerima 44.920 pekerja migran, disusul oleh Malaysia dengan 32.706 pekerja.

Indonesia turut mengirimkan PMI ke sejumlah negara lainnya, meski totalnya tidak sebanyak ketiga negara di atas. Beberapa negara yang menjadi tujuan PMI adalah Jepang, Singapura, Korea Selatan, Arab Saudi, Italia, Turki, hingga Brunei Darussalam.

Bekerja ke Luar Sebagai Tuntutan Hidup

Para pekerja migran Indonesia ini tentunya ingin memperbaiki kehidupan, dan karena itu mengumpulkan keberanian untuk pergi ke negeri asing dan bekerja di sana. Banyak yang mengungkapkan harapannya untuk bisa segera mandiri dan kembali ke keluarga masing-masing di rumah. Kendati demikian, situasi ekonomi yang semakin sulit membuat para PMI ini tetap bertahan mengadu nasib di negeri orang, untuk waktu yang tidak menentu.

“Kami juga ingin kembali dan mandiri di Indonesia, di kampung halaman kami bersama keluarga. Untuk itu, kami bersyukur ada instansi pemerintah yang masih peduli dengan kami. Kami berharap nantinya anak-anak kami tidak mengikuti jejak kami, tetapi bisa sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi dan berhasil mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” ungkap Lely, salah seorang PMI yang ditempatkan di Hong Kong, mengutip BP2MI.

Bekerja sebagai PMI bukanlah hal yang memalukan atau harus disembunyikan. Selama pekerjaan tersebut halal dan tidak menimbulkan kerugian sosial, maka paradigma masyarakat terkait pekerjaan ini harus dihapus. Beberapa PMI bahkan sukses menyekolahkan anak dan menghidupi keluarganya melalui pendapatannya.

“Hal inilah yang kita inginkan, negara terus memperbaiki dirinya untuk membangun satu mindset dan paradigma baru bahwa tidak boleh merendahkan PMI, tidak boleh memandang sebelah mata terhadap PMI dan tidak boleh lagi ada perlakuan dari oknum negara yang perlakuannya sewenang-wenang terhadap PMI,” tutur Kepala BP2MI Benny Rhamdani.

Baca Juga: Peringkat Teratas Asal Pekerja Migran Indonesia Didominasi Provinsi di Pulau Jawa

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Mengapa Kendaraan Listrik di Indonesia Belum Banyak Diminati?

Sebanyak 53,9% masyarakat Indonesia tidak berminat untuk membeli kendaraan listrik, alasan utamanya adalah infrastrukturnya yang kurang memadai.

Intip Kekayaan Para Pemimpin DPR RI 2024-2029

Telah resmi menjabat, berapa total kekayaan para pemimpin DPR periode 2024-2029?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook