Waspada, Kasus DBD di Indonesia Meningkat, Terbanyak Dimana Saja?

Sudah 46 ribu kasus DBD ada di Indonesia, selama tiga bulan terakhir, 350 diantaranya telah meninggal. Kasus tertinggi ada di Jawa Barat.

Waspada, Kasus DBD di Indonesia Meningkat, Terbanyak Dimana Saja? Pasien DBD di RSUD Dr. Soedarso Pontianak | Foto: Adpim Pemprov Kalbar

Demam Berdarah (DBD) merupakan penyakit yang awam terjadi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. DBD adalah penyakit menular yang disebarkan melalui nyamuk, serta menimbulkan gejala seperti demam.

Biasanya, jumlah kasus DBD di Indonesia meningkat dan erat kaitannya dengan perubahan cuaca di tanah air, seperti ketika musim hujan. Pada saat musim hujan atau peralihan musim, sangat disarankan untuk mengambil tindakan yang dapat menurunkan jumlah nyamuk di berbagai tempat.

Beberapa waktu terakhir, Indonesia mengalami peningkatan jumlah kasus DBD. Terdapat sebuah data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengenai hal ini. Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus DBD di Indonesia hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, di periode yang sama.

Hampir 50 ribu kasus DBD dalam tiga bulan

Perkembangan kasus demam berdarah di Indonesia, 2023-2024 | GoodStats

Pada minggu ke-12 tahun ini, jumlah kasus DBD mencapai 46,1 ribu kasus. Angka ini lebih tinggi dibanding angka pada minggu ke-12 tahun 2023 yang berada di 17,4 ribu kasus. Hingga berita ini ditulis, sebanyak 350 orang pada 2024 dinyatakan meninggal akibat penyakit ini, lebih banyak dibanding jumlah kematian Januari-Maret tahun lalu (144 orang).

Dengan melihat akumulasi kasus DBD di sepanjang 2023 yaitu 114.720 kasus, itu berarti hanya butuh tiga bulan di 2024 untuk mencapai nyaris separuh jumlah kasus di tahun sebelumnya.

"Sebenarnya kenaikan kasus dengue telah terjadi sejak November 2023 di beberapa wilayah. Tapi sepertinya kita tidak serius mengendalikannya, sehingga wilayahnya bertambah luas dan kasus terus meningkat," kata Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane dalam Katadata.

Dalam data tahunan, 2022 menjadi tahun dengan jumlah kasus DBD tertinggi sejak lima tahun terakhir, dengan jumlah 143 ribu kasus. Di tahun itu, sebanyak 1.236 orang dinyatakan meninggal.

Dominasi DBD di Jawa Barat

Kabpuaten dan kota dengan kasus demam berdarah tertinggi, Januari-Maret 2024 | GoodStats

Dalam peta sebaran, kasus DBD tanah air terkonsentrasi terutama di Sumatera bagian selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, mayoritas wilayah Kalimantan, Bali, serta hampir separuh wilayah Sulawesi.

Meskipun cukup menyebar, kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi ada di Kota Bandung dengan 1,7 ribu kasus, disusul Kota Kendari dengan 1,19 ribu kasus.

Posisi nomor tiga hingga lima diisi seluruhnya oleh wilayah di Jawa Barat. Bandung Barat memiliki 1,1 ribu kasus, Kota Bogor memiliki 939 kasus, serta Subang memiliki 909 kasus.

Dari sisi Infection Rate (IR), wilayah di Indonesia Timur patut diwaspadai. Kota Kendari memiliki IR tertinggi di angka 276,3, disusul Mimika di angka 196,5. Pada posisi selanjutnya, terdapat Kota Tomohon (152), Bone Bolango (151,2), dan Belitung (148).

Meskipun jumlah kasus didominasi oleh wilayah di Jawa Barat, jumlah kematian tertinggi ada di 2 kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kendal (10 orang), dan Blora (9 orang).

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mengurangi potensi bahaya akibat penyakit demam berdarah di Indonesia.

"Kita harus mengendalikan vektornya, yaitu nyamuk, dan juga menangani manusianya melalui diagnostik yang akurat dan tata laksana kasus yang tepat. Dengan demikian, transmisi bisa dihentikan dan kematian dapat dicegah," sebut Budi Gunadi dalam Antara.

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Adu Kuat Anies vs Jokowi Effect di Pilgub Jakarta 2024

Jelang pencoblosan, Anies tampak memberikan endorsement pada Pram-Doel, sedangkan Jokowi pada RK-Suswono. Lantas, mana yang lebih bisa menarik suara rakyat?

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook