Mayoritas Warganet ASEAN Mengikuti Influencer di Media Sosial

Warganet ASEAN memiliki variasi besar dalam jumlah influencer yang mereka ikuti, dengan mayoritas mengikuti antara 1 hingga 10 influencer.

Mayoritas Warganet ASEAN Mengikuti Influencer di Media Sosial Ilustrasi Influencer | Shutterstock

Influencer adalah individu yang memiliki kekuatan untuk memengaruhi keputusan orang lain karena otoritas, pengetahuan, posisi, atau hubungan mereka dengan audiens.

Di era digital saat ini, influencer merujuk pada mereka yang memiliki basis pengikut yang besar di platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok. Mereka mampu menciptakan tren dan memengaruhi perilaku konsumsi pengikut mereka melalui konten yang mereka bagikan.

Kepopuleran influencer sering kali diukur dari banyaknya jumlah pengikut yang mereka miliki. Influencer dengan jutaan pengikut dapat menghasilkan dampak yang signifikan, baik dalam hal pemasaran produk, peningkatan kesadaran merek, maupun dalam penyebaran pesan sosial tertentu. 

Dengan kemampuannya dalam menjangkau ribuan hingga jutaan orang, influencer menjadi alat yang sangat efektif dalam strategi pemasaran modern.

Namun, meskipun peran influencer sangat menonjol, tidak semua pengguna internet mengikuti influencer di media sosialnya. Ada banyak faktor yang  memengaruhi hal ini, mulai dari preferensi pribadi, ketertarikan terhadap konten tertentu, hingga pandangan kritis terhadap fenomena influencer itu sendiri. 

Beberapa orang memilih untuk mengikuti konten yang lebih spesifik atau yang memiliki nilai informatif yang tinggi, dibandingkan mengikuti kehidupan sehari-hari seorang influencer.

Jumlah Influencer yang Diikuti Warga ASEAN | GoodStats

Menurut laporan E-Commerce Influencer Marketing in SEA 2023 yang dipublikasi oleh Cube Asia pada tahun 2023, terdapat variasi yang signifikan dalam jumlah influencer yang diikuti oleh warga ASEAN. Sebagian besar, yakni 35%, memilih untuk mengikuti antara 1 hingga 10 influencer.

Angka ini menunjukkan bahwa meskipun mereka terlibat dalam dunia media sosial, mereka cenderung selektif dalam memilih influencer yang mereka ikuti, yang didasarkan pada minat atau relevansi konten.

Selanjutnya, 23% warga ASEAN mengikuti antara 11 hingga 20 influencer. Kelompok ini tampaknya lebih terbuka terhadap berbagai jenis konten dan cenderung memiliki minat yang lebih luas dan beragam. Angka ini turut mencerminkan bagaimana penggunaan media sosial dapat berkembang dari sekadar hiburan menjadi sumber informasi dan inspirasi yang lebih bervariasi.

Sementara itu, sebanyak 12% warga ASEAN mengikuti antara 21 hingga 30 influencer. Walaupun proporsinya lebih kecil, kelompok ini menunjukkan komitmen yang lebih besar dalam mengonsumsi konten dari berbagai sumber. Hal ini bisa menggambarkan kebutuhan warganet yang lebih tinggi terhadap diversifikasi konten atau perbedaan perspektif dari berbagai influencer dalam niche yang beragam.

Angka lebih kecil terlihat pada mereka yang mengikuti antara 31 hingga 40 influencer, yang hanya mencakup 6% responden. Selain itu, sebanyak 5% warganet juga mengaku mengikuti 41 hingga 50 influencer.

Rendahnya proporsi tersebut menunjukkan adanya batasan dalam jumlah konten yang dapat diikuti dan diolah oleh pengguna sebelum mereka merasa kurang terhubung dengan konten yang mereka konsumsi.

Proporsi yang sedikit lebih tinggi kembali diperlihatkan pada mereka yang mengikuti lebih dari 50 influencer, yakni sebesar 13%. Meskipun angka ini cukup kecil, kelompok ini menunjukkan tingginya keterlibatan dalam dunia influencer dan media sosial. Mereka adalah pengguna berat media sosial yang terus haus mencari konten baru dan beragam.

Terakhir, ada 6% warga ASEAN yang sama sekali tidak mengikuti influencer. Ini mencerminkan bahwa tidak semua warganet cocok dengan pasar influencer yang marak berkembang saat ini. Alasan mereka beragam, mulai dari preferensi pribadi hingga ketidakpercayaan pada konten yang dibagikan oleh influencer

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa walaupun influencer memiliki pengaruh yang signifikan, ada variasi yang besar dalam cara warga ASEAN berinteraksi dengan mereka. Fenomena ini mencerminkan diversitas dalam preferensi dan kebutuhan konten di kalangan pengguna media sosial di wilayah ASEAN.

Baca Juga: Tren Influencer Terus Meningkat, Apakah Semua Orang Harus Jadi Influencer?

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Indonesia Jadi Negara dengan Indeks Digitalisasi Terendah di Asia Tenggara

Dengan kerja sama regional yang kuat, ada potensi besar bagi seluruh negara ASEAN untuk mempercepat transformasi digital mereka.

1,7 Juta Penduduk Indonesia di Daerah Tertinggal Tidak Menggunakan Internet, Kenapa?

Meskipun internet telah menjadi bagian penting dalam keseharian banyak orang, pemerataan akses internet di Indonesia masih harus ditingkatkan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook