Tren Belanja Militer Dunia: Cerminan terhadap Stabilitas dan Keamanan Kawasan

Belanja militer dunia mencapai puncaknya pada tahun 2023 dipengaruhi besar karena besarnya konflik di kawasan.

Tren Belanja Militer Dunia: Cerminan terhadap Stabilitas dan Keamanan Kawasan Ilustrasi Militer Sebuah Negara | Pixabay

Tren belanja militer kian meningkat akhir-akhir ini. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya adanya situasi dan konflik yang terjadi pada kawasan tersebut. 

Dikutip dari SIPRI, ​​Peneliti Senior pada Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata Stockholm International Peace Research Institute Nan Tian, menyampaikan bahwa belanja militer yang meningkat secara eksponensial merupakan tanggapan langsung terhadap penurunan stabilitas dan keamanan di seluruh dunia.

Faktanya memang belanja militer dunia mengalami kenaikan dan merupakan yang tertinggi pada tahun 2023. Banyak negara di dunia yang secara signifikan menaikkan belanja militernya. 

Belanja Militer Dunia 2023 

Negara-negara dengan belanja militer paling banyak di tahun 2023 | GoodStats

Amerika Serikat masih menjadi negara yang mendominasi pengeluaran militer pada tahun 2023 dengan total pengeluaran sebesar US$916 miliar. Angka ini lebih tinggi 2,3% dari pengeluaran militer AS di tahun sebelumnya. 

Posisi kedua diduduki oleh China dengan belanja militer sebesar US$296 miliar. Dikutip dari Business Insider, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan belanja militer negara tersebut pada tahun 2022 yang hanya mencapai angka US$230 miliar. Salah satu pengamat mengatakan bahwa Beijing bisa saja memiliki anggaran hampir sama dengan Amerika Serikat tahun itu yang mencapai angka US$711 miliar.

Angka ini bisa lebih kecil dari angka belanja yang sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan karena upaya sebuah negara untuk menjaga strategi nasionalnya. 

Korelasinya dengan Keamanan Kawasan

Terdapat keterkaitan antara naiknya belanja militer dengan kondisi keamanan global. Ketika belanja militer bertambah maka artinya ada penurunan dalam tingkat keamanan.

Beberapa konflik yang terjadi pada kawasan tertentu akan membuat anggaran militer membengkak. Ambil saja contoh anggaran militer Israel, yang anggaran militernya di tahun 2024 membengkak dari tahun sebelumnya akibat dampak dari konfliknya dengan Palestina.

Hal serupa juga terjadi pada Rusia yang juga menambah pengeluaran militernya, dilatarbelakangi invasinya terhadap Ukaraina. Di sisi lain, Ukaraina juga menambah pengeluaran militernya. Dikutip dari Reuters, Ukraina telah mengesahkan anggaran militer tahun 2025 dengan angka belanja militer sebesar 2,2 triliun hryvnias (US$53,7 miliar), atau sekitar 26% dari produk domestik bruto.

Negara yang terpapar konflik juga akan mengalokasikan pajak dari masyarakatnya untuk pengeluaran militer yang membengkak. Hal ini dilakukan oleh Ukraina dan Israel. Selain itu, bertambahnya belanja militer juga bisa disebabkan karena adanya rasa terancam oleh negara tetangga.

Misalnya China, yang memiliki anggaran militer yang sangat besar dan kemungkinan lebih besar daripada yang telah dilaporkan. Hal ini tentu saja akan membuat negara tetangganya khawatir, terutama negara yang mungkin memiliki hubungan tidak begitu baik dengan China. Maka dari itu, negara yang merasa terancam akan meningkatkan belanja militernya selain dengan membangun aliansi dengan negara lain untuk menyeimbangkan kekuatan dengan China. Hal inilah yang dilakukan oleh Jepang yang kemudian memperkuat aliansinya dengan Amerika Serikat sebagai bentuk tanggapan.

Dengan segala ketidakpastian situasi keamanan kawasan dan konflik, maka sudah bisa dipastikan angka belanja militer tahun 2023 yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah. Jika konflik terus terjadi, maka bukan tidak mungkin angka belanja militer negara-negara akan terus bertambah tiap tahunnya. 

Baca juga: Cek Fakta: Anggaran Militer RI Terhadap PDB Masih Belum Capai 1%?

Penulis: Aurellia Angelie
Editor: Editor

Konten Terkait

Ekonomi Syariah Berjaya, Apa yang Mendorong Pertumbuhan Populasi Muslim Dunia?

Masa depan kemajuan ekonomi syariah ditentukan oleh populasi Generasi Z dan Milenial yang memainkan peranan penting, walaupun terkonsentrasi di suatu kawasan.

Menuju Akses Hutan yang Berkeadilan Melalui Perhutanan Sosial

Akses kelola hutan di tahun 2024 bertambah menjadi 8,01 juta hektar dengan jumlah unit 10.952 SK, melibatkan 1,38 juta KK di Indonesia, kecuali DKI Jakarta.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook