Tidak Selalu Negatif, Ini Dampak Positif Suku Bunga BI yang Terus Naik!

BI kembali menaikkan suku bunga ke level 6,25% pada April 2024. Meskipun pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat, tetapi nilai tukar rupiah akan lebih kuat.

Tidak Selalu Negatif, Ini Dampak Positif Suku Bunga BI yang Terus Naik! Ilustrasi kenaikan suku bunga | Freepik

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) merupakan instrumen kebijakan moneter yang digunakan untuk mengendalikan inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketika suku bunga acuan naik, hal ini mengindikasikan upaya untuk mengendalikan inflasi sekaligus mengatur pertumbuhan ekonomi.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%. BI menyebut, kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global.

Secara tren, BI tercatat selalu menaikkan suku bunga sejak Agustus hingga Desember 2022 sampai ke level 5,5%. Lalu, BI kembali menaikkan suku bunga ke level 5,75% pada Januari 2023 dan menahannya selama sembilan bulan berturut-turut. Kemudian, BI kembali menaikkan suku bunga ke level 6% pada Oktober 2023 hingga Maret 2024.

Pergerakan suku bunga acuan BI | Goodstats

Kenaikan suku bunga acuan pada April 2024 menjadi sinyal minimnya harapan penurunan suku bunga di tahun ini, dan pada ujungnya pertumbuhan kredit akan melambat. Pertumbuhan ekonomi nasional juga diperkirakan akan melambat akibat dari kenaikan suku bunga ini.

“Ekonomi nasional juga akan tumbuh lebih melambat,” kata Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto pada Rabu (24/4).

Eko memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan mencapai 4,8%. Lebih rendah dari target pemerintah dalam asumsi dasar ekonomi makro 2024 sebesar 5,2%. Eko juga menilai dengan meningkatknya suku bunga BI ini, maka nilai tukar rupiah masih akan fluktuatif. 

Tidak selalu negatif, dampak dari suku bunga acuan BI naik dapat dirasakan secara luas, terutama pada kegiatan investasi. Kenaikan suku bunga acuan BI juga dianggap sebagai salah satu upaya untuk mengatasi potensi inflasi karena kenaikan harga barang impor.

Berikut adalah dampak-dampak positif dari kenaikan suku bunga acuan BI:

Dampak Positif Kenaikan Suku Bunga BI

  1. Nilai Tukar Rupiah Menguat

Ekonom Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI dapat membuat mata uang rupiah lebih kuat. Ketika suku bunga naik, instrumen keuangan di dalam negeri menjadi lebih menarik bagi investor asing karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi.

Hal ini meningkatkan aliran modal masuk ke Indonesia, yang kemudian mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Nilai tukar yang stabil dan kuat sangat penting untuk menjaga harga barang impor tetap terkendali dan mengurangi beban utang luar negeri yang berdenominasi mata uang asing.

  1. Mengendalikan Inflasi

Suku bunga acuan BI utamanya ditujukan untuk menekan tingkat inflasi. Harga barang-barang pokok yang naik akan berangsur menurun ketika BI rate naik.  Pengendalian inflasi sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi jangka panjang. Inflasi yang terkendali memberikan kepastian bagi pelaku usaha dalam menyusun rencana bisnis dan investasi mereka.

  1. Meningkatnya Suku Bunga Investasi

Saat suku bunga BI naik, lembaga perbankan dan keuangan di Indonesia akan mengevaluasi bunga simpanan atau obligasi. Biasanya, kenaikan suku bunga BI akan diikuti dengan kenaikan bunga pinjama oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Salah satu jenis Investasi yang diuntungkan ketika suku bunga BI naik adakah deposito.

Tingkat bunga deposito yang bersifat tetap dan stabil akan memicu perang suku bunga deposito antar bank. Keuntungan dari perang suku bunga deposito adalah imbal hasil yang lebih tinggi, banyaknya pilihan bank untuk nasabah, dan mendorong pertumbuhan tabungan.

  1. Menarik Investor Asing

Imbal hasil yang tinggi dari simpanan dan obligasi domestik dapat menarik minat investor, baik lokal maupun asing, untuk menanamkan modal mereka di Indonesia. Hal ini tidak hanya meningkatkan cadangan devisa negara tetapi juga memperkuat stabilitas keuangan nasional. Investasi yang meningkat dapat mendorong pembangunan infrastruktur dan sektor riil lainnya, sehingga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

  1. Mendorong daya beli masyarakat, atau deposito, atau tabung

Saat suku bunga BI meningkat, harga barang-barang pokok di pasar yang sebelumnya melonjak akan lebih terkendali. Dengan begitu, daya beli masyarakat pun akan meningkat.

Penulis: Icen Ectefania Mufrida
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Harga Minyak Goreng Curah Jelang Nataru, Kemendag Pastikan Stabil

Per 9 Desember 2024, harga minyak curah tertinggi tercatat di Papua Barat, sementara Kalimantan Tengah masuk kategori harga terendah.

Kenaikan UMP 6,5% di Tengah Polemik PPN Naik, Solusi atau Beban Baru?

Meskipun UMP naik 6,5% pada 2025, hal ini memicu kontroversi seiring dengan rencana kenaikan PPN menjadi 12% di tahun 2025 mendatang.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook