Kamis (14/11/2024), Litbang Kompas merilis elektabilitas terbaru para kandidat calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) yang berkontestasi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024. Persaingan di Pilkada Jabar 2024 tersebut menyertakan empat pasangan yang berlaga, yakni Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, serta Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Selain mengukur elektabilitas cagub/cawagub, survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas ini juga turut mengukur popularitas, tingkat kesukaan terhadap kandidat, serta pertimbangan pemilih Jabar dalam memberikan suaranya kepada cagub/cawagub Jabar.
Survei dilakukan pada 1-9 November 2024 dengan melibatkan 630 responden yang dipilih memakai metode pencuplikan sistematis bertingkat di Jawa Barat. Tingkat kepercayaan dari survei ini adalah 95% dengan margin of error sebesar 3,9%. Adapun data selengkapnya dapat dilihat pada bagian berikut.
Elektabilitas Kandidat Pilkada Jabar 2024
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa pasangan nomor urut 4, yakni Dedi-Erwan, memiliki elektabilitas yang paling unggul dibandingkan dengan ketiga paslon lain, yakni dengan persentase 65%. Angka tersebut unggul jauh dari ketiga pesaingnya, seperti dari Ahmad-Ilham, pasangan nomor urut 3, yang hanya mendapatkan persentase elektabilitas sebesar 9%.
Selanjutnya, pasangan nomor urut 2 Jeje-Ronal berada di peringkat ketiga dengan persentase elektabilitas sebesar 4,6%. Adapun pasangan nomor urut 1 Acep-Gitalis menempati posisi pungkas dengan persentase elektabilitas sebesar 4,1%, selisih sangat tipis dari pasangan Jeje-Ronal.
Pasangan Dedi-Erwan Unggul di Banyak Segmen
Melansir Kompas.com, Peneliti Senior Litbang Kompas Bestian Nainggolan mengatakan bahwa pihaknya mempunyai perhatian khusus terhadap Pilkada Jawa Barat 2024. Ia menyampaikan bahwa pasangan Dedi-Erwan unggul di hampir semua segmen pemilih. Walaupun begitu, terdapat beberapa dinamika yang perlu menjadi perhatian.
Berdasarkan generasi, pasangan Dedi-Erwan cenderung menjadi pilihan para generasi Z (< 28 tahun), milenial muda (28-35 tahun), serta milenial madya (36-43 tahun). Generasi Z yang memilih pasangan Dedi Erwan tersebut adalah sebesar 68,9%, generasi milenial muda yang memilih pasangan tersebut adalah 69,9%, serta generasi milenial madya yang memilih pasangan tersebut adalah 61,3%.
Selanjutnya, terdapat pula generasi X (44-57 tahun) yang memilih pasangan Dedi-Erwan dengan persentase 63% serta generasi baby boomers (58-76 tahun) yang memilih pasangan tersebut, yakni dengan persentase pemilih sebesar 54,7%.
Tidak hanya dari segi generasi saja, dari tingkat pendidikan pemilih pasangan Dedy-Erwan juga bervariasi. Terdapat 64,7% responden dari tingkat pendidikan dasar yang memilih Dedy-Erwan. Selanjutnya, dari tingkat pendidikan menengah, persentase responden yang memilih pasangan tersebut adalah 71,6%. Dari tingkat pendidikan tinggi, pasangan tersebut dipilih oleh 50% responden.
Dari segi kelas sosial, pasangan Dedi-Erwan juga masih unggul. Pasangan tersebut dipilih oleh 67,5% masyarakat dari kelas bawah, 65,4% masyarakat dari kelas menengah ke bawah, 64,5% masyarakat dari kelas menengah atas, serta 42,9% dari kelas atas.
Kemudian, dari segi geokultur pemilih, pasangan Dedi-Erwan juga unggul di berbagai daerah. Sebanyak 66,6% masyarakat Bandung Raya (Bandung, Cimahi, Bandung Barat, dan Sumedang) memilih pasangan tersebut. Lebih lanjut, 58% masyarakat Megapolitan (Depok, Bogor, Bekasi) pun turut memilih pasangan tersebut.
Masyarakat yang memilih pasangan Dedi-Erwan dari segi geokultur lain adalah 74,6% warga Priangan Barat (Cianjur dan Sukabumi), 66% warga Priangan Timur (Tasikmalaya, Ciamis, Garut, dan Banjar), 59% warga Cirebonan (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan), serta 79,4% warga Karawangan (Purwakarta, Subang, dan Karawang).
Pasangan Dedi-Erwan juga dipilih secara dominan oleh hampir semua pendukung partai politik. Rinciannya adalah sebanyak 55,6% dari pemilih PKB, 72,9% dari pemilih Gerindra, 77,3% dari pemilih PDIP, 69,7% dari pemilih Golkar, 55% dari pemilih Nasdem, 50,8% dari pemilih PKS, 81,8% dari pemilih PAN, serta 78,9% dari pemilih Demokrat.
Dedi-Erwan Juga Meraih Tingkat Popularitas dan Kesukaan yang Tinggi
Selain berkaitan dengan segmentasi pemilih, pasangan Dedi-Erwan juga memiliki tingkat popularitas dan kesukaan yang tinggi dari publik. Terkait popularitas, sebanyak 36,9% masyarakat mengenal pasangan Dedi-Erwan, 50,2% masyarakat sekadar tahu, serta 12,9% lainnya mengaku tidak tahu.
Berkaitan dengan pasangan lain, Acep-Gitalis hanya dikenal oleh 1,6% masyarakat, sebanyak 27,3% masyarakat sekadar tahu, serta 71,2% lainnya tidak tahu. Kemudian, pasangan Jeje-Ronal dikenal oleh 3% masyarakat, sebanyak 33,5% masyarakat sekadar tahu, dan 63,5% masyarakat tidak tahu. Untuk pasangan Ahmad-Ilham, sebanyak 2,8% masyarakat sangat mengenal, 34,3% masyarakat sekadar tahu, serta 62,9% masyarakat tidak tahu.
Lebih lanjut, berkaitan dengan tingkat kedisukaan, lagi-lagi pasangan Dedi-Erwan lebih unggul dari paslon lain. Pasangan tersebut sangat disukai oleh 16,9% masyarakat, kemudian sebanyak 75,2% masyarakat suka, 3,7% masyarakat tidak suka, serta 4,1% masyarakat tidak tahu.
Untuk pasangan Acep-Gitalis, hanya 1,5% masyarakat yang sangat menyukai pasangan tersebut, sebanyak 61,4% masyarakat mengaku suka, 20,7% masyarakat mengaku tidak suka, serta 16,4% masyarakat tidak tahu pasangan tersebut.
Untuk pasangan Jeje-Ronal, sebanyak 2,2% masyarakat mengaku sangat suka, 60,9% masyarakat mengaku suka, 27,9% masyarakat mengaku tidak suka, serta 8,9% lainnya tidak tahu.
Terakhir, untuk pasangan Ahmad-Ilham, sebanyak 2,9% masyarakat mengaku sangat suka, 66,6% masyarakat mengaku suka, 18,2% masyarakat mengaku tidak suka, serta 12,3% lainnya tidak tahu pasangan tersebut.
Apa Pertimbangan Masyarakat dalam Memilih Kandidat?
Data di atas menunjukkan alasan masyarakat dalam memilih kandidat Cagub/Cawagub Jawa Barat. Beberapa alasan masyarakat Jabar mempertimbangkan pasangan kandidat untuk dipilih adalah dari kualitas dari cagub/cawagubnya (22,1%), pengalaman cagub/cawagub dalam pemerintahan (19,2%), visi-misi dan program kerjanya (17,6%), integritas moral cagub/cawagubnya (9,6%), serta tampilan fisik dari cagub/cawagub (3,7%).
Selain itu, alasan-alasan selanjutnya masyarakat dalam memilih cagub/cawagub adalah suka/sangat suka (3,6%), mewakili semangat identitas adat Jawa Barat (2,6%), karakter personal kandidat (2,4%), tahu paslon tersebut (2%), dermawan atau berjiwa sosial (2%), karena publik figur atau orang terkenal (1,9%), serta suka blusukan dan berbaur dengan masyarakat (1,3%).
Sementara itu, sebanyak 7,8% masyarakat memiliki alasan lainnya dan 2,6% lainnya mengaku tidak tahu.
Baca Juga: Jelang Pilkada 2024, Isu Ekonomi Jadi Perhatian Utama Warga Jabar
Penulis: Elvira Chandra Dewi Ari Nanda
Editor: Editor