Tahun 2023 sendiri dianggap sebagai tahun politik, mengingat pada tahun inilah pemilu tahun 2024 akan segera tiba. Pada pemilihan umum yang akan diadakan pada tanggal 14 Februari 2024 ini, masyarakat akan langsung memilih baik calon legislatif, maupun presiden dan wakil presiden.
Berbagai metode kampanye dilakukan demi memaparkan program kerja masing-masing, sekaligus untuk meningkatkan perolehan suara. Tentu saja, setiap kubu memiliki target pemilihnya masing-masing.
Salah satu penyebaran materi kampanye dilakukan melalui sosial media. Banyak sekali konten-konten digital yang bertebaran di berbagai platform, dan dalam berbagai format seperti foto, video, poster, suara, dan lain-lain.
Namun, terkadang ada saja masyarakat atau pihak tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan kampanye melalui media sosial ini. Beberapa pihak memanfaatkan momentum Pemilu 2024 ini dengan menyebarkan kabar yang tidak terbukti kebenarannya, atau biasa disebut sebagai berita hoaks.
Bulan November dikabarkan tembus 39 hoaks!
Dalam rilis yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, disebutkan bahwa tren temuan berita hoaks seputar Pemilu 2024 terus meningkat. Dalam perjalanannya, pada Bulan Juli 2023 jumlah temuan hoaks seputar Pemilu 2024 berada di angka 6 temuan.
Angka-angka ini terlihat terus naik secara umum. Hal ini dapat dilihat pada temuan hoaks Pemilu 2024 di Bukan Agustus 2023 sebanyak 18 temuan.
Meskipun temuan hoaks seputar Pemilu 2024 sempat menurun di Bulan September 2023, yaitu di angka 13 temuan, namun angka ini kembali naik. Pada Bulan Oktober 2023, jumlah temuan hoaks seputar Pemilu 2024 telah berada di angka 20 temuan.
Keterangan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI yang dimuat di Katadata menyebutkan bahwan jumlah temuan hoaks seputar Pemilu 2024 di Bulan November 2023 tertulis sebanyak 39 temuan.
Hal ini dapat dijadikan perhatian bersama untuk bergotong-royong mengurangi penyebaran kabar yang bersifat hoaks agar menciptakan suasana pemilu yang lebih aman, demokratis dan damai.
Kominfo RI: jumlah hoaks naik 10 kali lipat
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa temuan ini berlangsung sangat masif. Dalam sesi Konferensi Pers Awas Hoaks Pemilu, pihaknya menyebutkan bahwa tren kenaikan temuan hoaks seputar Pemilu 2024 telah naik sebanyak 10 kali lipat.
"Sepanjang 2022 hanya terhadap 10 hoaks Pemilu, namun sepanjang Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023 terdapat 91 isu hoaks Pemilu. Berarti terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat isu hoaks dibandingkan tahun lalu," kata Budi Arie Setiadi dalam laman Kominfo.
Dalam temuan lanjutannya, pihaknya menyatakan bahwa meskipin penyebaran berita hoaks seputar pemilu 2024 tersebar di banyak aplikasi, namun terdapat aplikasi yang paling sering digunakan untuk menyebarkan hoaks. Aplikasi tersebut disebutkan bernama Facebook, sebuah aplikasi media sosial yang dikelola Meta.
"Penyebaran hoaks dan disinformasi meski beragam, dapat ditemukan di beragam media sosial. Catatan kami menunjukkan penyebaran hoaks dan disinformasi terkait pemilu paling banyak ditemukan di platform facebook yang Meta kelola. Saat ini kami telah mengajukan take down 454 konten kepada pihak Meta,” lanjut Budi Arie Setiadi.
Jaga emosi, bentengi diri sendiri
Pakar Komunikasi dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan menyatakan bahwa salah satu hal yang menyebabkan informasi hoaks banyak tersebar adalah keadaan emosional masyarakat Indonesia. Menurutnya, menjadi penting untuk menjaga keadaan psikis dan emosi saat membaca segala informasi yang masuk berkaitan dengan Pemilu 2024 di media sosial.
"Hal paling utama adalah jangan emosional ketika menerima informasi yang diduga hoaks. Karena ketika masyarakat emosional, kadang-kadang berakhir membuat pernyataan-pernyataan yang tidak perlu dan akhirnya merugikan," kata Firman mengutip Antara.
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya