Litbang Kompas baru saja mengeluarkan survei mengenai elektabilitas serta dinamika partai politik Indonesia jelang Pemilu 2024 pada pertengahan Februari ini. Survei yang dikerjakan sepanjang 25 Januari-4 Februari 2023 ini memberikan sorotan utama kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi.
Selain membahas mengenai elektabilitas, survei ini juga turut membahas tingkat popularitas dan akseptabilitas parpol serta ketua umum sebagai tokoh politiknya. Turut dibahas pula mengenai persentase partai dengan potensi perubahan pemilih yang meliputi tingkat pemilih tetap dan tidak tetap.
"Hasil survei Litbang Kompas periode Januari 2023 menunjukkan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kembali menempati posisi teratas dengan elektabilitas 22,9 persen atu naik 1,8 persen dibandingkan dengan survei Oktober 2022. Peringkat kedua juga masih ditempati Partai Gerindra meski elektabilitasnya menurun 1,9 persen menjadi 14,3 persen," tulis Harian Kompas Selasa (21/2) lalu.
"Perubahan elektabilitas juga terjadi pada Partai Demokrat dan Partai Golkar. Demokrat turun 5,3 persen sehingga elektabilitasnya 8,7 persen. Sebaliknya, Golkar naik 1,1 persen, membuat elektabilitasnya menjadi 9 persen. Perubahan elektabilitas ini otomatis membuat Golkar menggeser posisi Demokrat yang dalam tiga periode survei pada 2022 selalu berada di peringkat ketiga," lanjut Harian Kompas.
Dilansir Harian Kompas (21/2), Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat mengubah elektabilitas parpol, seperti kerja politik khususnya pada calon anggota legislatif yang akan diusung oleh parpol. Selain itu, inovasi atau kebijakan yang diambil oleh partai juga turut mendorong perubahan pada elektabilitas parpol.
Golkar berada di puncak dalam hal popularitas, PDIP mengikutinya di posisi dua
Dalam hal tingkat popularitas parpol, nama Golkar berada di posisi puncak sebagai parpol dengan persentase popularitas tertinggi di antara 17 partai lainnya. Golkar memiliki persentase sebesar 86,3%.
Eksistensi Golkar yang telah menjadi pelaku politik nasional sejak 1964, khususnya pada zaman orde baru ini (dahulu bernama Golongan Karya dan Sekretariat Bersama Golongan Karya) membuat dirinya memiliki tingkat popularitas lebih tinggi dibandingkan partai-partai lainnya.
Tak hanya itu, Dosen Ilmu Politik UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi, Heru Permana Putra menganggap naiknya elektabilitas Golkar ini terjadi karena kinerja partai, khususnya Ketua Umum dan masuknya sosok-sosok populer sebagai kader. Langkah Airlangga Hartarto yang disebut rajin melakukan safari politik berdampak pada naiknya elektabilitas Golkar.
"Saya melihat ada dua faktor naiknya elektabilitas Partai Golkar yang dilakukan oleh Litbang Kompas, pertama karena kinerja dari Ketua Umumnya sendiri Pak Airlangga Hartarto dan kedua karena antara lain masuknya sosok populer seperti Ridwan Kamil dan nama-nama lainnya sebagai kader," kata Heru Permana Putra dilansir Rakyat Merdeka (21/2).
Nama PDIP bercokol di posisi kedua sebagai parpol dengan tingkat popularitas tertinggi. Partai yang dulunya hanya bernama Partai Demokrasi Indonesia ini memiliki persentase sebesar 86,2% atau selisih 0,1% dari Golkar.
Parpol lain yang berada di posisi lima besar dengan persentase popularitas tertinggi antara lain Demokrat dengan 84%, Gerindra dengan 79%, dan Nasdem dengan 73,7%. Sementara itu, PAN (72,3%), Perindo (69,5%), Hanura (61,5%), PKS (60,8%), dan PPP (60,6%) berada di posisi 6 hingga 10 besar.
Tiga partai berbasis Islam lainnya selain PKS berada di posisi belasan, yakni PPP (60,6%), PKB (59,1%), dan PBB (54,2%). Posisi empat besar terbawah diisi oleh parpol baru seperti Partai Buruh (21,4%), PKN (17,1%), Partai Gelora (14,7%), dan Partai Ummat (14,6%).
Dalam hal akseptabilitas masyarakat, Demokrat yang tertinggi
Tingkat popularitas Golkar yang tinggi tak sebanding dengan tingkat akseptabilitas parpol berwarna kuning tersebut. Golkar hanya memiliki persentase akseptabilitas sebesar 54,7% atau berada di peringkat dua dari 18 parpol.
Posisi pertama diisi oleh Demokrat dengan persentase 55,9%. Partai yang secara resmi terbentuk pada 2001 silam ini memiliki tingkat akseptabilitas lebih tinggi dari PDIP yang hanya memiliki persentase 49,1 persen di bawah Gerindra (51,4%).
Yang menarik, parpol yang terhitung baru yakni Perindo berhasil masuk ke dalam posisi lima besar. Partai pimpinan Hary Tanoesoedibjo ini memiliki persentase akseptabilitas sebesar 45,7%.
Deretan parpol yang masuk ke dalam posisi 6 hingga 10 besar antara lain Nasdem (44%), PAN (40,4%), PPP (38,4%), PKS (34,7%), dan PKB (33,7%). Sementara itu, ada enam partai yang memiliki persentase akseptabilitas di bawah 15 persen, yakni PSI (14,7%), Garuda (14,3%), Partai Buruh (10,6%), PKN (8,2%), Partai Ummat (6,9%), dan Partai Gelora (6,8%).
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya