Survei GoodStats: Bagaimana Publik Indonesia Rayakan Ramadan & Idulfitri 2025?

Mulai dari acara bukber, berburu takjil, hingga rencana mudik, simak bagaimana publik Indonesia berencana merayakan Lebaran dan Idulfitri 2025.

Survei GoodStats: Bagaimana Publik Indonesia Rayakan Ramadan & Idulfitri 2025? Ilustrasi Lebaran dan Idulfitri | Pexels

Bulan suci Ramadan menjadi salah satu momen yang dinanti umat Muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Pada bulan ini, umat Muslim melakukan ibadah puasa untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus mengendalikan hawa nafsu.

Di Indonesia, banyak tradisi hangat yang mewarnai kebersamaan bulan Ramadan, mulai dari tradisi ngabuburit, buka puasa bersama yang selalu dinanti, mudik untuk melepas rindu dengan keluarga, hingga deretan santapan khas menghiasi meja makan yang hanya bisa ditemukan selama bulan suci Ramadan. Semua ini membuat momen Ramadan di Indonesia terasa lebih intim. Begitu pula dengan Ramadan pada tahun 2025 ini.

Pada tahun ini, GoodStats kembali mengeluarkan survei bertajuk Pola Perilaku Masyarakat Saat Ramadan dan Idulfitri 2025. Survei ini menelusuri perilaku dan kebiasaan warga Indonesia selama menghabiskan Ramadan dan hari raya Idulfitri pada 2025, mulai dari tradisi buka bersama yang masih populer, rencana mudik, hingga alokasi budget untuk persiapan Idulfitri.

Ragam Tradisi Hiasi Ramadan 2025

Ramadan di Indonesia selalu identik dengan deretan tradisi, mulai dari ngabuburit, berburu takjil untuk berbuka—yang kadang ikut diramaikan non-Islam, hingga acara buka puasa bersama (bukber) yang hampir selalu full-booked sepanjang bulan. Tahun ini tak jauh berbeda, acara bukber masih menjadi primadona yang dinanti responden Indonesia.

Sebanyak 65% responden berencana untuk bukber di Ramadan tahun ini | GoodStats
Sebanyak 65% responden berencana untuk bukber di Ramadan tahun ini | GoodStats

Menurut survei GoodStats, sebanyak 65% responden sudah berencana untuk mengikuti bukber, sedangkan hanya 10% yang tidak punya rencana bukber. Sebanyak 25% responden lainnya masih belum tahu.

Lebih lanjut, 75,2% responden yang berencana bukber hendak berbuka bersama keluarga atau saudara, lebih tinggi dibanding mereka yang memilih bukber dengan teman dan rekan kerja.

Kebanyakan responden berencana untuk bukber di rumah | GoodStats
Kebanyakan responden berencana untuk bukber di rumah | GoodStats

Bahkan, 6 dari 10 responden lebih suka buka bersama di rumah, jauh lebih tinggi dari mereka yang ingin bukber di restoran, mal, tempat kerja, maupun masjid. Buka puasa bersama di rumah memberi nuansa hangat yang sukar ditemukan di restoran maupun mal. Selain itu, menu berbuka juga lebih terjangkau dan bisa diatur sesuai selera dan kebutuhan.

“Hasil ini menggambarkan kalau sebenernya, publik Indonesia itu bukber buat melepas rindu dengan saling bernostalgia sama keluarga dan saudara. Jadi bukan masalah apa yang dimakan saat berbuka, tapi dengan siapa,” ungkap Managing Editor GoodStats, Iip M. Aditya pada Selasa (11/3/2025).

Selain tradisi bukber, ada deretan santapan khas yang tampaknya tak pernah terlewat di meja makan menjelang buka puasa. Aneka takjil ini melengkapi kebersamaan selama momen Ramadan.

Gorengan hingga nasi dan lauk pauk jadi favorit untuk berbuka | GoodStats
Gorengan hingga nasi dan lauk pauk jadi favorit untuk berbuka | GoodStats

Gorengan masih jadi hidangan favorit untuk buka puasa, dengan raihan 29,2%, disusul tipis oleh nasi lengkap beserta lauk pauknya yang dipilih oleh 28,2% responden. Makanan berat dan kudapan yang gurih menjadi primadona tatkala waktu berbuka tiba.

Untuk minumannya, sop buah hingga teh dan kopi jadi favorit | GoodStats
Untuk minumannya, sop buah hingga teh dan kopi jadi favorit | GoodStats

Sementara itu, hidangan manis seperti sop buah, es campur, hingga kolak banyak dipilih untuk melepas dahaga. Ada pula yang memilih teh atau kopi sebagai teman pendamping buka puasa, dengan capaian 28,7%.

“Pilihan menu berbuka tetep harus jadi perhatian, jangan serta merta seharian penuh gak makan, langsung sembarangan makannya. Penting buat memperhatikan asupan gizi dan nutrisi biar tetap seimbang selama bulan puasa ini,” imbau Iip.

Deretan brand air mineral hingga minuman kemasan teh juga banyak dipilih untuk menjadi teman berbuka. Le Minerale menduduki posisi pertama brand air mineral terfavorit dengan 49%, disusul oleh Aqua dengan 32,9%. Sementara itu, untuk teh kemasan, Teh Pucuk Harum (30,2%) dan Teh Botol Sosro (25,2%) sukses memimpin.

Hidangan Favorit Idulfitri 2025

Menyambut hari raya Idulfitri rasanya belum lengkap tanpa kehadiran santapan khas yang hangat memenuhi meja. Survei GoodStats menyebutkan terdapat sederet hidangan favorit Idulfitri tahun ini, mulai dari ketupat hingga opor ayam.

Hidangan kaya rempah seperti ketupat dan opor ayam jadi santapan wajib di kala Idulfitri | GoodStats
Hidangan kaya rempah seperti ketupat dan opor ayam jadi santapan wajib di kala Idulfitri | GoodStats

“Menu khas dari Idulfitri sebelumnya seperti ketupat dan opor ayam masih jadi kegemaran. Selain itu, rendang, sambal goreng kentang dan ati, gulai, hingga sate juga rencananya banyak disantap pada Idulfitri tahun ini,” ujar Iip.

Tidak hanya lauk pauk, publik Indonesia juga turut menyajikan kue kering untuk menemani kebersamaan. Ditinjau dari mereknya, kue Khong Guan menjadi favorit yang dipilih oleh 46% responden, disusul oleh Tango (14,5%) dan Nissin (12,1%). Hal ini membuktikan bahwa image Khong Guan sebagai kue pilihan setiap Idulfitri masih melekat erat di benak masyarakat.

Selain kue kering, sirup Marjan terpilih menjadi produk minuman utama yang bakal disajikan selama hari raya Idulfitri, seperti dipilih 42,2% responden. Beberapa responden juga berencana menyajikan soft drink seperti Coca Cola, Fanta, hingga Sprite, meski minuman sirup tetap jadi pilihan utama.

Rencana Mudik 2025

Tak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya, mayoritas responden tahun ini juga berencana untuk mudik. Temuan GoodStats menyebutkan bahwa 54,2% responden berencana akan mudik pada Idulfitri 2025, sedangkan 26,2% tidak mudik dan 19,6% responden lainnya masih belum mengambil keputusan.

Mayoritas responden berencana mudik lebih awal untuk menghindari macet | GoodStats
Mayoritas responden berencana mudik lebih awal untuk menghindari macet | GoodStats

Kebanyakan responden memilih buat mudik H-4 hingga H-7 lebaran, dengan tujuannya untuk menghindari kemacetan akibat arus mudik. Tahun lalu, puncak arus mudik berlangsung H-2 Lebaran.

“Jadi banyak responden yang berencana mudik jauh-jauh hari dari sebelum Lebaran, sekitar 3-7 hari sebelumnya, tujuannya buat menghindari macet. Ada juga yang mudik pas Lebaran dan setelahnya, tapi gak begitu banyak,” lanjut Iip.

Sementara itu, mayoritas responden berencana menggunakan kendaraan pribadi untuk mudik, dengan 31,4% menggunakan motor dan 22,3% menggunakan mobil. Preferensi ini mencerminkan kendaraan pribadi lebih digemari dibanding transportasi umum seperti bus, kereta api, dan pesawat, untuk perjalanan pulang kampung. Efisiensi biaya hingga waktu tempuh yang lebih cepat disinyalir jadi alasan.

Pengeluaran Membengkak?

Dengan banyaknya keperluan selama Ramadan dan hari raya Idulfitri, tidak heran jika pengeluaran cenderung membengkak. Sebanyak 46,9% responden mengaku menyiapkan dana tambahan sebesar Rp500.000 hingga Rp1.000.000 untuk keperluan Ramadan. Hanya segelintir yang menyiapkan dana hingga melebihi Rp5.000.000.

“Publik mulai melakukan penghematan, efisiensi anggaran lah, karena kondisi ekonomi juga sedang sulit. Makanya pengeluaran tambahan untuk Ramadan ada di kisaran Rp500.000 sampai Rp1.000.000, cuma sedikit yang lebih dari Rp5.000.000,” tutur Iip.

Sementara untuk keperluan Idulfitri, kebanyakan responden mengalokasikan Rp1.000.000 hingga Rp3.000.000, lebih tinggi dibanding pengeluaran untuk Ramadan.

Budget tambahan untuk keperluan Idulfitri lebih tinggi, mencapai Rp1.000.000 hingga Rp3.000.000 | GoodStats
Budget tambahan untuk keperluan Idulfitri lebih tinggi, mencapai Rp1.000.000 hingga Rp3.000.000 | GoodStats

Budget tambahan ini kebanyakan dialokasikan untuk keperluan hadiah THR dan parcel untuk dibagikan ke sanak saudara. Tidak hanya itu, 18,1% responden juga mengalokasikan budget tambahan untuk keperluan zakat dan sedekah.

Metodologi Survei

Survei GoodStats bertajuk Pola Perilaku Masyarakat Saat Ramadan dan Idulfitri 2025 dilakukan secara daring melalui survei online terhadap 1.000 responden pada 17-28 Februari 2025. Responden berasal dari 34 provinsi di Indonesia yang didominasi oleh Gen Z (55,6%), kemudian diikuti Milenial (35,2%) dan Gen X (9,2%).

Mayoritas responden berdomisili di Jawa (selain Jakarta), yang mencapai 42,9%, diikuti 17% responden dari Sumatra, 16,1% responden asal Jakarta, 8,1% responden dari Bali/Nusa Tenggara, 6,8% dari Kalimantan, 3,1% responden dari Sulawesi, 2% dari Papua, dan 2% sisanya dari wilayah lain.

Baca survei selengkapnya di sini.

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Hadapi Daerah Jabodetabek yang Masih Berpotensi Banjir, Modifikasi Cuaca Diperpanjang

Wilayah Jabodetabek masih dihadapi risiko banjir pada Dasarian II Maret 2025. BMKG memastikan perpanjangan Operasi Modifikasi Cuaca hingga pertengahan Maret.

Gelar Doktor Bahlil Bermasalah, UI Minta Perbaiki Disertasi

UI meminta agar Bahlil memperbaiki disertasinya setelah dugaan pelanggaran etik yang mencuat.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook