Lembaga survei ternama, Indikator Politik Indonesia kembali merilis temuan survei mengenai ragam dinamika politik menjelang tahun politik 2024 pada Rabu (4/1). Temuan survei tersebut diberi tajuk "Kinerja Presiden, Elektabilitas Bakal Calon Presiden dan Partai Jelang 2024."
Laporan yang dirilis ini merupakan hasil temuan survei pada periode 1-6 Desember 2022 lalu dengan populasi survei warga negara Indonesia berumur 17 tahun atau lebih. Jumlah sampel survei ini sebanyak 1.220 orang dengan metode simple random sampling dan memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Selain berfungsi sebagai alat refleksi, dalam pengantarnya Indikator Politik Indonesia menyebut temuan survei ini dirilis untuk melihat tren ke depan sehubungan dengan berlangsungnya 2023 sebagai tahun politik menuju pemilihan umum pada Februari 2024.
"Tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden (presidential approval rating) merupakan rapor yang menggambarkan sukses tidaknya pemerintah di mata publik. Layaknya rapor, nilai yang tercantum mengindikasikan kemampuan pemerintah dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi rakyat," tulis Indikator Politik Indonesia dalam pengantar surveinya (4/1).
"Tingkat kepuasan juga berfungsi sebagai modal untuk terus mendapatkan kepercayaan dan dukungan masyarakat. Jika dirasa memuaskan maka masyarakat akan tambah percaya dan mereka akan mendukung kebijakan kebijakan yang dibuat pemerintah. Namun jika buruk maka pemerintah harus siap dengan sanksi publik, termasuk pencabutan dukungan untuk terus berkuasa," sambung Indikator Politik Indonesia.
Sama seperti rilisan survei di tiap bulannya, dalam salah satu bagian survei tersebut, dibahas pula mengenai elektabilitas bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) RI. Pembahasan tersebut dicantumkan pada bagian "Pilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden.”
Pada bagian ini, Indikator Politik Indonesia melakukan simulasi 34 nama semi terbuka pada bagian pilihan capres, yang kemudian mengerucut ke 19 nama, 10 nama, 7 nama, dan 3 nama. Begitupun pula dengan cawapres, Indikator Politik melakukan simulasi terhadap 18 nama semi terbuka, yang kemudian mengerucut ke 9 nama dan 7 nama.
Ganjar Pranowo masih di puncak dalam hal simulasi capres pilihan
Pada simulasi 34 nama, nama Gubernur Jawa Tengah sekaligus politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo masih berada di posisi puncak capres pilihan masyarakat dengan elektabilitas tertinggi. Ganjar memiliki persentase sebesar 29,5 persen.
Posisi tiga besar juga masih ditempati oleh orang yang sama, yakni Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan dan Menteri Pertahanan RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Anies memiliki persentase sebesar 22,8 persen, sementara Prabowo di angka 19,5 persen.
Di luar tiga nama tersebut terdapat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang memiliki persentase cukup jauh dari tiga nama teratas, yakni hanya 5,7 persen. Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono berada di posisi kelima dengan persentase 1,9 persen.
Posisi 10 besar diisi oleh Erick Thohir (1,4%), Puan Maharani (1,3%), Khofifah Indar Parawansa (1,1%), Hary Tanoesoedibjo (1%), dan Sandiaga Uno (0,8%). Terdapat 0,8 persen responden yang menjawab di luar 34 nama tersebut dan sekitar 9,3 persen responden memilih untuk menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Ridwan Kamil kuat sebagai cawapres
Dalam hal simulasi 18 nama semi terbuka untuk cawapres, nama Ridwan Kamil melambung sebagai pilihan dengan persentase cukup tinggi, yakni 21,6 persen. Posisi tiga besar diisi oleh Sandiaga Uno dengan persentase 13 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono dengan persentase 12,4 persen.
Menteri BUMN, Erick Thohir dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa merupakan dua nama lain yang masuk ke posisi lima besar. Kedua tokoh tersebut masing-masing memiliki persentase 8,8 persen dan 6,6 persen.
Nama lain yang masuk ke dalam 10 besar nama cawapres pilihan masyarakat tertinggi diisi oleh Mantan Panglima TNI Andika Perkasa (4,4%), Ketua DPR RI Puan Maharani (3,4%), dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (2,1%). Ada tiga nama yang memiliki persentase sama, yakni 1,8 persen antara lain Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI Mahfud MD, dan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya