Gula menjadi salah satu kebutuhan rumah tangga yang digunakan untuk memberikan rasa. Terlebih lagi saat sekarang menjelang bulan ramadhan, pasokan kebutuhan gula meningkat. Di mana, periode ini diprediksi menunjukan kebutuhan gula dalam negeri meningkat sekitar 10-15 persen dibandingkan bulan-bulan biasanya.
Ditengah riuh isu kelangkaan minyak goreng, kini pasokan gula juga ikut dikabarkan menipis. Dibarengi juga dengan harga gula yang mengalami kenaikan. Mengutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, rata-rata harga gula pasir dalam negeri saat ini bergerak mencapai Rp14.350,00 naik dari harga sebelumnya Rp14.200,00 per kilogram. Sedangkan harga rata-rata gula pasir premium naik mencapai Rp15.550,00 per kilogram.
Namun, Aris Toharisman selaku Ketua Umum Ikatan Ahli Gula pada tanggal 18 lalu, bahwa masih ada stok persediaan gula yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ramadhan dan lebaran tahun 2022. Dirinya tetap mengimbau masyarakat agar kondisi ini tetap perlu diwaspadai.
Berdasarkan riset Independet Reseacrh Advisory Indonesia mengatakan sejumlah faktor diantaranya mencakup rasio area penanaman dan kapasitas giling tidak seimbang, sejalan dengan produktivitas yang rendah.
Kualitas bibit rendah, praktik penggunaan pertanian cenderung tradisional dan perkebunan tebu tersebar milik petani kecil mengakibatkan rendahnya produksi Indonesia. Sebanyak 63 persen pabrik gula mengalami ketidakseimbangan rasio area tanam dan penggilingan termasuk juga area penanaman yang beralih fungsi. Terkhusus daerah Jawa Timur produktivitas berkurang dari 90 persen menjadi sekitar 65 persen.
Produksi gula masih terjadi fluktuatif, tercatat bahwa tahun 2017 produksi gula sebesar 2,17 juta ton. Lalu, tahun 2018 menjadi 1,17 juta ton dengan persentase menurun 44,8 persen. Namun, terjadi kenaikan ditahun berikutnya sebesar 89 persen menjadi 2,22 juta ton. Lagi terjadi penurunan kembali ditahun 2020 sebesar 4,52 persen menjadi 2,13 juta ton. Sementara tahun 2021 terjadi kenaikan sebesar 2,35 juta ton.
Peningkatan produksi pada tahun 2021 terjadi karena mengalami peningkatan perluasan lahan dari 421 ribu hektre menjadi 447 ribu hectare. Ditargetkan tahun 2025 Indonesia mencapai swasembada gula konsumsi.
Penulis: Naomi Adisty
Editor: Iip M Aditiya