Meski menyandang predikat negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia belum bisa menjadi pemimpin ekonomi kawasan. Kekayaan sumber daya alam saja nyatanya tidak cukup untuk mendorong kemajuan bangsa jika tidak dibarengi dengan kualitas sumber daya manusianya. Menurut laporan Institute for Management Development (IMD) pada 2025, peringkat daya saing Indonesia nyatanya masih di bawah negara ASEAN lain.
Adapun IMD mengukur indeks daya saing berdasarkan empat dimensi utama yang kemudian dipecah menjadi 262 indikator penilaian, yakni kinerja ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur. Pengukuran indeks ini melibatkan 69 negara.
Dari 262 indikator penilaian tersebut, 170 di antaranya berasal dari sumber statistik nasional dan internasional, sedangkan 92 indikator lain diperoleh dari survei persepsi terhadap 6.000 eksekutif mancanegara. Skor diberikan dalam skala 0-100, semakin tinggi nilainya, maka semakin tinggi pula daya saing negara tersebut.
Peringkat Daya Saing ASEAN 2025
Singapura
Di kawasan ASEAN, Singapura berada di posisi pertama, meraih skor nyaris sempurna sebesar 99,44 poin. Meski begitu, peringkatnya jatuh satu posisi dari tahun 2024 lalu, di mana Singapura sukses mengunci posisi pertama. Kini, Swiss berhasil merebut peringkat pertama dengan skor 100.
Tahun ini, performa ekonomi Singapura diberi nilai 82,2, menjadi yang tertinggi dari seluruh negara dalam daftar. Untuk efisiensi pemerintah, nilainya 90,5 poin, di peringkat ketiga global. Adapun dimensi efisiensi bisnis meraih skor 88,1, turun ke posisi kedelapan setelah tahun lalu berada di posisi kedua. Terakhir, dimensi infrastruktur juga turun dua peringkat ke posisi keenam dengan skor 81.
Berikut merupakan skor per dimensi dari indeks daya saing Singapura.
- Performa ekonomi: 82,2
- Efisiensi pemerintah: 90,5
- Efisiensi bisnis: 88,1
- Infrastruktur: 81
Malaysia
Malaysia menyusul di posisi kedua ASEAN dengan skor indeks sebesar 74,8. Secara global, Malaysia bertengger di posisi ke-23, naik 11 posisi dari tahun lalu di posisi ke-34. Perbaikan terjadi hampir di seluruh dimensi yang diukur.
Dimensi performa ekonomi naik empat peringkat ke posisi keempat dengan skor 74,1. Sementara itu, dimensi efisiensi pemerintah naik delapan peringkat ke posisi ke-25 dengan skor 60,4. Dimensi efisiensi bisnis juga tercatat naik delapan posisi dengan skor 55,4 poin. Terakhir, hanya dimensi infrastruktur yang tetap stagnan, dalam tiga tahun terakhir posisinya tidak berubah, berada di peringkat ke-35 dengan skor 53,5.
Berikut merupakan skor per dimensi dari indeks daya saing Malaysia.
- Performa ekonomi: 74,1
- Efisiensi pemerintah: 60,4
- Efisiensi bisnis: 55,4
- Infrastruktur: 53,5
Thailand
Thailand berada di peringkat ketiga negara ASEAN dengan indeks daya saing tertinggi, dengan skor 71,3. Secara global, peringkatnya turun, dari posisi ke-25 pada 2024 menjadi posisi ke-30 tahun ini.
Dimensi performa ekonomi Thailand turun tiga posisi dengan skor akhir sebesar 68,5. Untuk efisiensi pemerintah, peringkatnya juga turun delapan posisi ke urutan ke-32, dengan skor indeks sebesar 55,7. Untuk efisiensi bisnis, Thailand meraih skor 62,2, turun 4 posisi dari tahun lalu. Dimensi infrastruktur Thailand juga jatuh, ke posisi ke-47 dengan skor 43,1.
Berikut merupakan skor per dimensi dari indeks daya saing Thailand.
- Performa ekonomi: 68,5
- Efisiensi pemerintah: 55,7
- Efisiensi bisnis: 62,2
- Infrastruktur: 43,1
Indonesia
Peringkat daya saing Indonesia berada di urutan kedua terbawah di ASEAN, dengan skor sebesar 64,3. Secara global, peringkat Indonesia jatuh, dari posisi ke-27 pada 2024 menjadi peringkat ke-40 pada 2025.
Performa ekonomi Indonesia cenderung stabil, berada di peringkat ke-24 dalam dua tahun terakhir. Untuk dimensi efisiensi pemerintah, peringkat Indonesia anjlok dari posisi ke-23 menjadi posis ke-34 dengan skor 53,5. Dimensi efisiensi bisnis juga turun 12 peringkat ke posisi ke-26. Terakhir, dimensi infrastruktur turun lima posisi ke urutan ke-57.
Berikut merupakan skor per dimensi dari indeks daya saing Indonesia.
- Performa ekonomi: 58,7
- Efisiensi pemerintah: 53,5
- Efisiensi bisnis: 59
- Infrastruktur: 30,2
Filipina
Negara ASEAN dengan peringkat daya saing 2025 terendah dipegang oleh Filipina, yang meraih indeks 54,9. Peringkatnya naik satu posisi secara global ke peringkat ke-51.
Untuk dimensi performa ekonomi, Filipina mengalami kenaikan tujuh peringkat ke posisi ke-33. Sementara itu, dimensi efisiensi pemerintah turun dua posisi ke urutan ke-51. Penilaian efisiensi bisnis juga turun tiga posisi ke peringkat k-46 pada 2025. Terakhir, dimensi infrastruktur naik satu peringkat ke urutan ke-60.
Berikut merupakan skor per dimensi dari indeks daya saing Filipina.
- Performa ekonomi: 54,9
- Efisiensi pemerintah: 39,3
- Efisiensi bisnis: 44,4
- Infrastruktur: 25
Baca Juga: Indeks Daya Saing Digital RI Terus Naik, Jakarta Tertinggi
Sumber:
https://www.imd.org/centers/wcc/world-competitiveness-center/rankings/world-competitiveness-ranking/rankings/wcr-rankings/#_tab_Rank
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor