Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan, berbagai produk perbankan kini hadir dalam format digital untuk mempermudah dan mempercepat transaksi harian nasabah. Lewat inovasi ini, hampir seluruh kebutuhan transaksi bisa dilakukan dengan praktis hanya melalui ponsel di genggaman tangan.
Meski menawarkan fleksibilitas pembayaran yang tinggi, produk mobile banking juga menyimpan risiko atas keamanan data yang tersimpan. Di tengah maraknya kejahatan siber, produk keuangan digital menjadi salah satu sektor yang rawan dijadikan target oleh para oknum.
Untuk mengatasinya, beberapa perusahaan bank telah meningkatkan sistem keamanan siber untuk mencegah terjadinya tindak peretasan. Di antara banyaknya fitur keamanan yang diterapkan, fitur mana yang dianggap paling penting untuk melindungi nasabah?
Diginex bersama Inventure dan Ivosights telah melakukan survei mengenai fitur keamanan perbankan yang dianggap paling penting terhadap 625 responden yang mayoritas berasal dari daerah Jabodetabek dengan beragam kondisi sosial ekonomi.
Baca Juga: Daftar Platform Digital Paling Aman 2025
Verifikasi Dua Langkah Jadi yang Utama
Hasil survei menunjukkan bahwa fitur verifikasi dua langkah jadi yang paling penting bagi 22,1% responden. Fitur ini termasuk yang paling sering dijumpai dalam berbagai layanan keuangan digital. Dalam praktiknya, pengguna yang hendak masuk atau log in ke dalam platform harus membuktikan keaslian identitasnya sebanyak dua kali.
Selanjutnya, fitur autentikasi biometrik juga dianggap penting oleh 20% publik. Fitur keamanan ini menggunakan ciri fisik atau karakteristik unik tubuh sebagai basis untuk mengidentifikasi profil pengguna. Contoh penerapannya adalah pengenalan wajah dan penggunaan sidik jari untuk akses ke aplikasi perbankan.
Kemudian, penggunaan kode One Time Password (OTP) saat transaksi juga dianggap vital oleh 17,3% publik. Umumnya, fitur ini digunakan saat pengguna hendak log in ke aplikasi perbankan. Namun, menurut responden, fitur ini perlu diperluas penerapannya terutama saat transaksi sedang berlangsung.
Setelahnya, 16,7% publik mengutamakan fitur notifikasi saat terjadi aktivitas mencurigakan. Bersamaan dengan itu, 13,4% lainnya berfokus pada fitur blokir otomatis saat terdapat percobaan log in yang mencurigakan. Kedua fitur ini mengindikasikan besarnya perhatian publik terhadap kecepatan respon dan penanganan risiko ancaman siber.
Adapun fitur keamanan lain yang juga dianggap penting adalah limitasi transaksi harian dengan perolehan 5,2%. Melalui fitur ini, tindak pencurian uang dalam skala besar bisa ditekan risikonya.
Di sisi lain, fitur enkripsi data saat transaksi juga turut menjadi sorotan bagi 4% responden. Enkripsi data bekerja dengan mengubah data asli (pin, password, dan lain-lain) menjadi kode acak yang hanya dapat dipahami oleh bank penyelenggara. Dengan begitu, data nasabah jadi jauh lebih aman dan lebih sulit untuk disadap.
Baca Juga: 39,1% Masyarakat Indonesia Pilih Menabung di Bank Karena Aman
Sumber:
https://diginex.id/download.html
Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor