Sarat Krisis Kemanusiaan, PBB Janjikan Dana Bantuan Kemanusiaan Senilai US$55,5 miliar Pada 2023

PBB memproyeksikan janji pendanaan bantuan kemanusiaan sebesar US$55,5 miliar pada tahun 2023

Sarat Krisis Kemanusiaan, PBB Janjikan Dana Bantuan Kemanusiaan Senilai US$55,5 miliar Pada 2023 Ilustrasi pemberian bantuan kemanusiaan | Freepik

Di tahun 2023 ini, dunia tengah menghadapi sejumlah krisis kemanusiaan yang signifikan sejak awal tahun, misalnya konflik/perang, kerawanan pangan, hingga gelombang pengungsian besar-besaran akibat bencana di beberapa negara. Mengutip rilis dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) janji bantuan kemanusiaan sepanjang tahun 2023 diproyeksikan sebesar US$55,5 miliar.

Berdasarkan laporan Global Humanitarian Overview (GHO) 2023, dana bantuan tersebut digunakan untuk membantu sebanyak 248 juta orang yang terdampak. Adapun hingga akhir September 2023, dana bantuan sudah terkumpul US$17,9 miliar atau menyumbang proporsi sebesar 32% dari total pendanaan yang dibutuhkan di tahun ini.

"Jumlah ini tercatat lebih rendah dibandingkan jumlah pada periode yang sama di tahun 2022, baik secara absolut (US$18,6 miliar) maupun proporsinya (37%)," ungkap PBB dalam laporannya.

Merujuk data dari laporan GHO, Ukraina menjadi negara dengan dana bantuan Rencana Respons Kemanusiaan (Humanitarian Response Plans/HRP) tertinggi, yakni senilai US$2 miliar pada tahun 2023. Adapun, jumlah tersebut dilaporkan baru menutupi sekitar 51% dari total rencana pendanaan yang diajukan, yaitu sebesar US$3,9 miliar.

Negara penerima dana bantuan kemanusiaan terbesar menurut laporan PBB | Goodstats

Menyusul Ukraina, Suriah menempati peringkat kedua dengan nilai penyaluran dana bantuan sebesar US$1,6 miliar atau telah menyumbang proporsi 29% dari total dana bantuan yang diajukan. Berikutnya, ada Yaman yang tercatat memiliki dana bantuan HRP sebesar US$1,4 miliar per September 2023.

Sementara itu, diketahui bahwa nilai HRP di Afrika Tengah dan Somalia mengalami penurunan angka pendanaan yang relatif tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni masing-masing mengalami penurunan sebesar 28% dan 33%.

"Selain itu, ada delapan negara lainnya yang mengalami penurunan pendanaan lebih dari 10% dari tahun 2022, yaitu Afghanistan, Chad, Kolombia, Ethiopia, Honduras, Mozambik, Suriah, dan Venezuela," tulis PBB.

Lebih lanjut, Koordinator Bantuan Darurat mengumumkan bahwa Central Emergency Response Fund (CERF) mengalokasikan dana sebesar US$125 juta untuk operasi kemanusiaan di 14 negara yang terletak di kawasan Afrika, Asia, Amerika, dan Timur Tengah melalui putaran alokasi dana darurat tahun 2023.

Alokasi dana bantuan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan skala kemanusiaan di beberapa negara dengan krisis kemanusiaan yang tak kunjung selesai. Rinciannya adalah Afghanistan dan Yaman (masing-masing US$20 juta), Burkina Faso (US$9 juta), Mali (US$8 juta), Myanmar (US$9 juta), dan Haiti (US$8 juta).

Selain itu, pendanaan juga akan dialirkan ke Bangladesh (US$8 juta), Uganda (US$6 juta), Venezuela (US$8 juta), Republik Afrika Tengah (US$6,5 juta), Mozambik (US$6,5 juta), Kamerun (US$6 juta), Palestina (US$6 juta), dan Malawi (US$4 juta).

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Di Belakang Brasil, Indonesia Miliki Ragam Hayati Terbesar Kedua di Dunia

Indonesia menjadi rumah bagi beragam jenis tumbuhan dan hewan, negara mana saja yang miliki anugerah serupa?

Industri di ASEAN yang Paling Butuhkan Tenaga Kerja, Apa Saja?

Dari teknologi hingga finansial, berikut industri yang paling banyak membutuhkan tenaga kerja di Asia Tenggara.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X