Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menilai kualitas penyelenggaraan ibadah haji dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IKJHI pada tahun 2025 memperoleh skor 88,46 dari skala 0-100 dan tergolong dalam kategori sangat memuaskan.
Adapun besaran IKJHI diperoleh dari dua komponen pembentuk indeks, yaitu tingkat kesesuaian jemaah dan tingkat kepentingan atau harapan jemaah pada semua jenis pelayanan jemaah haji Indonesia selama di Arab Saudi.
Sebelumnya pada 2015, skor IKJHI tercatat sebesar 82,67. Nilai ini terus meningkat secara konsisten hingga 2019, dengan skor indeks pada tahun 2016 sebesar 83,83, kemudian pada tahun 2017 mencapai 84,85, dan pada tahun 2019 menggapai 85,91. Hingga pada 2020, skor kepuasan jemaah mencapai titik tertinggi dalam satu dekade terakhir, yakni 90,45.
Namun memasuki tahun 2022, skor indeks menurun tajam menjadi 85,83. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan adanya pandemi Covid-19 yang berdampak langsung pada penyelenggaraan ibadah haji yang ditiadakan pada dua tahun sebelumnya, yaitu tahun 2020 dan 2021.
Meskipun demikian, periode setelahnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada 2024, skor IKJHI kembali meningkat ke angka 88,2 dan terus bertahan relatif stabil di nilai 88,46 pada 2025. Stabilitas ini menunjukkan bahwa pemerintah berhasil menyesuaikan penyelenggaraan haji dengan kondisi baru serta meningkatkan kualitas layanan pasca pandemi.
Layanan Apa yang Paling Memuaskan?
Jika ditinjau dari jenis pelayanan, BPS mencatat indeks kepuasan di non-Armuzna lebih tinggi daripada di Armuzna. Adapun wilayah non-Armuzna mencakup bandara, Mekah, dan Madinah. Sedangkan Armuzna sendiri merupakan singkatan dari tiga tempat suci dalam ibadah haji, meliputi Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Transportasi bus selawat menjadi layanan dengan skor kepuasan tertinggi, dengan capaian 92,15. Bus selawat yang menghubungkan pemondokan jemaah dengan Masjidil Haram tampaknya sangat membantu mobilitas jemaah.
Layanan dengan kepuasan tertinggi kedua ditempati oleh transportasi bus antarkota dengan skor 91,62. Tingginya skor kedua jenis transportasi ini menunjukkan bahwa aksesibilitas dan kenyamanan transportasi menjadi aspek penting yang sangat diapresiasi oleh jemaah.
Selain transportasi, aspek petugas haji juga mendapat indeks tinggi dengan skor 89,72. Kehadiran petugas yang membantu jemaah, terutama bagi jemaah yang sudah berusia lanjut, menjadi faktor penting dalam meningkatkan kepuasan.
Begitu pula layanan ibadah dengan nilai indeks sebesar 89,45 dan konsumsi non-Armuzna yang mendapat skor 89,41, menegaskan bahwa aspek spiritual dan pemenuhan kebutuhan dasar jemaah tetap terjaga dengan baik.
Di sisi lain, layanan yang diberikan di Armuzna memiliki skor relatif lebih kecil, dengan transportasi bus Armuzna yang memiliki nilai 81,14 serta konsumsi Armuzna hanya mencapai skor 83,56.
Akomodasi tenda menjadi kategori dengan skor kepuasan terendah, yakni 78,37. Kondisi tenda di Armuzna yang padat, fasilitas penunjang yang terbatas, serta suhu panas ekstrem kemungkinan besar memengaruhi pengalaman jemaah., menunjukkan bahwa fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina masih menjadi titik krusial yang perlu pembenahan.
Skor IKHJI yang konsisten berada di atas angka 80 mengindikasikan bahwa penyelenggaraan haji Indonesia bergerak ke arah lebih baik. Berikutnya, perlu dilakukan perencanaan layanan terhadap faktor yang berpotensi memengaruhi kepuasan jemaah, sekaligus menjadi dorongan bagi penyelenggara untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan.
Adapun jumlah jemaah haji yang diberangkatkan pada tahun 2025 berjumlah 221.000 orang yang terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.
Baca Juga: Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia Naik pada 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/09/10/2524/nilai-indeks-kepuasan-jemaah-haji-indonesia--ikjhi--tahun-2025-sebesar-88-46--sangat-memuaskan--meningkat-sebesar-0-26-poin-dibandingkan-tahun-2024.html
Penulis: Shahibah A
Editor: Editor