Tak semua orang sadar bahwa sisa makanan yang mereka makan bisa diklasifikasikan sebagai sampah dan berdampak buruk pada lingkungan. Sisa makanan yang membusuk dan menjadi sampah bisa menghasilkan emisi gas rumah kaca dan mengakibatkan naiknya suhu bumi dan perubahan iklim yang tidak stabil. Makanan sisa yang bisa diklasifikasikan sebagai sampah makanan bervariatif, mulai dari nasi, lauk pauk hingga buah dan sayur.
Permasalahan yang rupanya punya urgensi tinggi ini rupanya juga menjadi United Nation Environment Programme (UNEP) merilis “Food Waste Index Report 2021” yang memberikan laporan terkait produksi sampah makanan berdasarkan negara untuk rentang tahun 2021. Berdasarkan data tersebut, Cina menjadi negara dengan dengan produksi sampah makanan sepanjang tahun 2021 dengan total 91.646.213 ton.
Berdasarkan data tersebut, India dan Nigeria menduduki posisi kedua dan ketiga setelah China dengan masing-masing produksi sampah makanan tahun 2021 di angka 68.760.163 dan 37.941.470 ton. Cukup mengejutkan, Indonesia ada di posisi ke empat dengan total produksi sampah makanan terbanyak di angka 20.938.252 ton. Pakistan dan Brazil berada di posisi 5 dan 6 dengan total produksi sampah 15.947.645 dan 12.578.308 ton pada tahun 2021.
Untuk lingkup Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan produksi sampah makanan terbanyak dengan total produksi 20.938.252 ton. Angka yang cukup tinggi ini harusnya ikut serta menjadi penyumbang dalam tingginya emisi karbon Indonesia .
Posisi kedua dan ketiga diduduki oleh Filipina dan Vietnam dengan total produksi sampah makanan masing-masing di angka 9.334.477 dan 7.346.717 juta ton pada tahun 2021. Thailand dan Myanmar mengisi podium nomor 4 dan 5 dengan masing-masing produksi di angka 5.478.532 dan 4.666.125 ton pada tahun 2021.
Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya