Konsumsi Daging Indonesia Masih di Bawah Rata-Rata Dunia

Data menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi daging di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata dunia, terutama daging sapi.

Konsumsi Daging Indonesia Masih di Bawah Rata-Rata Dunia Daging sapi | Natalia Lisovskaya/Shutterstock

Protein hewani dari daging merupakan sumber pangan yang sangat baik untuk masa pertumbuhan dan perkembangan anak-anak oleh karena kandungan asam aminonya yang lengkap. Namun realitanya, tingkat konsumsi protein hewani khususnya daging sapi di Indonesia masih jauh tertinggal di bawah rata-rata dunia bahkan negara-negara ASEAN.

Kekurangan protein hewani mengakibatkan lambatnya laju pertumbuhan badan serta tingkat kecerdasan terutama pada anak-anak yang merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Bila tidak diatasi, masalah ini akan menimbulkan efek jangka panjang bagi kualitas SDM Indonesia di masa yang akan datang.

Menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia, ada 2 kendala utama penyebab langkanya konsumsi daging di Indonesia. Pertama ialah rendahnya daya beli masyarakat terhadap daging. Daging selama ini masi menjadi komoditas pangan yang mewah dengan harga relatif mahal.

Kendala berikutnya ialah jumlah produksi daging khususnya daging sapi dalam negeri yang tidak memenuhi angka kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia. Selain itu, terdapat pula masalah dalam saluran distribusi serta tata niaga daging di Indonesia.

Hal ini kemudian menimbulkan kelangkaan jumlah daging di pasaran yang mana sesuai hukum ekonomi jika jumlah produksi tidak memenuhi permintaan pasar maka akan berimbas pada kenaikan harga daging itu sendiri.

Di bawah rata-rata dunia

Mengutip dari Organisation of Economic Cooperation and Development (OECD), konsumsi daging di Indonesia masih di bawah rata-rata dunia pada tahun 2021 yang meliputi konsumsi daging ayam, sapi, babi, dan domba.

Rata-rata konsumsi daging di Indonesia dan dunia pada tahun 2021 | Siti Hannah/GoodStats

Konsumsi daging ayam Indonesia tercatat memiliki rata-rata sebesar 8,1 kg per kapita pada tahun 2021, sedangkan rata-rata dunia ialah sebanyak 14,9 kg per kapita. Sementara itu untuk daging sapi, rata-rata konsumsi masyarakat Indonesia ialah sebesar 2,2 kg per kapita sedangkan rata-rata dunia ialah sebesar 6,4 kg per kapita.

Kemudian untuk daging babi, Indonesia mencatatkan rasio perbandingan yang sangat jauh yakni 1 kg per kapita angka rata-rata konsumsi di Indonesia sementara rata-rata di dunia ialah sebesar 10,8 kg per kapita.

Terakhir jumlah rata-rata konsumsi daging domba di Indonesia ialah sebear 0,4 kg per kapita sementara di dunia rata-ratanya ialah sebesar 1,8 kg per kapita.

Paling minim konsumsi daging sapi

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sumber protein terbesar masyarakat Indonesia diperoleh dari konsumsi ikan dan udang segar. Rata-rata konsumsi ikan dan udang segar masyarakat Indonesia pada tahun 2021 mencapai 1,514 kg per kapita per bulan. Raihan ini merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun ke belakang.

Rata-rata konsumsi protein masyarakat Indonesia tahun 2017 - 2021 | Siti Hannah/GoodStats

Adapun rata-rata konsumsi ikan dan udang segar memiliki angka yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya seperti daging sapi dan ayam, maupun protein nabati dari tahu serta tempe.

Konsumsi protein nabati dari tahu dan tempe menyusul di posisi berikutnya. Tahu memiliki proporsi yang lebih tinggi yakni dengan rata-rata konsumsi 0,675 kg per kapita per bulan. Sementara itu, rata-rata konsumsi tempe masyarakat Indonesia ialah sebesar 0,624 kg per kapita per bulan pada tahun 2021.

Daging ayam baik ras maupun kampung menempati posisi berikutnya dengan rata-rata konsumsi sebesar 0,538 kg per kapita per bulan. Daging sapi menempati posisi paling bawah dengan rata-rata konsumsi yang sangat jomplang yakni sebesar 0,038 kg per kapita per bulan pada tahun 2021.

Khusus daging sapi, persoalannya ternyata lebih rumit. Tidak hanya memiliki masalah dengan masyarakat pengonsumsi namun juga telah menyinggung ranah politik dan pihak berkepentingan.

Daging sapi masuk sebagai salah satu komoditas strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010 hingga 2014 lalu, hingga akhirnya pada tahun 2014 pemerintah mencanangkan swasembada daging sapi.

Data BPS menunjukkan bahwa tren konsumsi daging sapi di Indonesia sempat meningkat pada tahun 2017 hingga 2019. Namun pada tahun 2020, rata-rata konsumsi daging sapi di Indonesia kembali menurun hingga tahun 2021.

Penurunan rata-rata konsumsi daging sapi di Indonesia pada Maret 2021 terhadap Maret 2020 ialah sebesar 2,6 persen. Menurunnya tingkat konsumsi daging sapi pada masyarakat Indonesia disebabkan oleh adanya kenaikan harga, utamanya akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan kondisi ekonomi Indonesia sempat terpuruk sehingga daya beli masyarakat menurun.

Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Simak Produksi dan Konsumsi Ikan di Indonesia 2018-2023

Konsumsi ikan di Indonesia terus meningkat, sementara produksi perikanan di Indonesia masih stagnan.

Komoditas Penyumbang Inflasi di Indonesia pada Oktober 2024

Emas perhiasan mencatatkan kontribusi terbesar terhadap inflasi bulanan pada Oktober 2024, dengan menyumbang sebesar 0,06%.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook