Fenomena rangkap jabatan kembali menjadi sorotan setelah puluhan wakil menteri (wamen) di Kabinet Prabowo Subianto ditunjuk sebagai komisaris atau komisaris utama di berbagai BUMN. Hingga pertengahan Juli 2025, tercatat 30 wakil menteri aktif yang merangkap jabatan di perusahaan pelat merah.
Penempatan ini dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) masing-masing BUMN dan disebut sebagai bentuk “penugasan.” Namun, publik mempertanyakan urgensi dan etika rangkap jabatan tersebut.
Apakah ini melanggar aturan? Berdasarkan Putusan MK Nomor 80 Tahun 2019, tidak ada larangan eksplisit bagi wakil menteri untuk merangkap jabatan komisaris, hanya berlaku bagi menteri. Artinya, secara hukum sah, namun secara moral dan efektivitas pemerintahan, kebijakan ini tetap menuai pro-kontra.
Beberapa nama populer masuk dalam daftar. Taufik Hidayat, legenda bulu tangkis yang kini menjabat Wamenpora, diangkat sebagai komisaris PT PLN Energi Primer Indonesia. Giring Ganesha, eks vokalis Nidji sekaligus Wamen Kebudayaan, ditunjuk menjadi komisaris GMF AeroAsia. Stella Christie, Wamendiktisaintek, kini juga menjabat sebagai komisaris Pertamina Hulu Energi (PHE).
Baca Juga: Kabinet Prabowo-Gibran: 48 Kementerian, Terbanyak Sejak Era Orde Baru
Berikut daftar lengkap 30 wamen yang merangkap jabatan di BUMN.
Nama Wakil Menteri | Jabatan Wakil Menteri | Jabatan Komisaris |
Sudaryono | Wamen Pertanian | Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia |
Immanuel Ebenezer Gerungan | Wamen Ketenagakerjaan | Komisaris PT Pupuk Indonesia |
Giring Ganesha | Wamen Kebudayaan | Komisaris GMF AeroAsia |
Angga Raka Prabowo | Wamen Komunikasi & Digital | Komisaris Utama PT Telkom |
Ossy Dermawan | Wamen ATR/BPN | Komisaris PT Telkom |
Silmy Karim | Wamen Imigrasi & Pemasyarakatan | Komisaris PT Telkom |
Fahri Hamzah | Wamen Perumahan | Komisaris BTN |
Suahasil Nazara | Wamen Keuangan | Komisaris PLN |
Aminuddin Ma’ruf | Wamen BUMN | Komisaris PLN |
Kartika Wirjoatmodjo | Wamen BUMN | Komisaris Utama BRI |
Helvy Yuni Moraza | Wamen UMKM | Komisaris BRI |
Diana Kusumastuti | Wamen Pekerjaan Umum | Komisaris Utama Brantas Abipraya |
Yuliot Tanjung | Wamen ESDM | Komisaris Bank Mandiri |
Didit Herdiawan Ashaf | Wamen Kelautan & Perikanan | Komisaris Utama Perikanan Indonesia |
Suntana | Wamen Perhubungan | Komisaris Utama Pelindo |
Dante Saksono Harbuwono | Wamen Kesehatan | Komisaris Pertamina Bina Medika |
Donny E. Taufanto | Wamen Pertahanan | Komisaris Utama PT Dahana |
Christina Aryani | Wamen P2MI/BP2MI | Komisaris Semen Indonesia |
Diaz Hendropriyono | Wamen Lingkungan Hidup | Komisaris Utama Telkomsel |
Ahmad Riza Patria | Wamen Desa & Daerah Tertinggal | Komisaris Telkomsel |
Dyah Roro Esti | Wamen Perdagangan | Komisaris Utama PT Sarinah |
Todotua Pasaribu | Wamen Investasi & Hilirisasi | Wakil Komisaris Utama Pertamina |
Ratu Isyana Bagoes Oka | Wamen Kependudukan & Keluarga | Komisaris Mitratel |
Juri Ardiantoro | Wamen Sekretariat Negara | Komisaris Utama Jasa Marga |
Bambang Eko Suhariyanto | Wamen Sekretariat Negara | Komisaris PLN |
Taufik Hidayat | Wamen Pemuda & Olahraga | Komisaris PLN Energi Primer Indonesia |
Veronica Tan | Wamen Perempuan & Perlindungan Anak | Komisaris Citilink Indonesia |
Nezar Patria | Wamen Komdigi | Komisaris Utama Indosat |
Ferry Juliantono | Wamen Koperasi | Komisaris Pertamina Patra Niaga |
Stella Christie | Wamendiktisaintek | Komisaris Pertamina Hulu Energi |
Publik berhak bertanya, apakah jabatan ini dijalankan secara optimal, atau hanya bentuk pembagian kekuasaan dan imbal balik politik? Pertanyaan ini penting untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas BUMN sebagai aset negara.
Sumber: Putusan MK Nomor 80 Tahun 2019
Penulis: Rayhan Adri Fulvian
Editor: Muhammad Sholeh