Pemerintahan Prabowo-Gibran menunjukkan komitmen kuat terhadap peningkatan kualitas hidup anak-anak Indonesia melalui peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah
Program ini bertujuan untuk memastikan setiap anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, sehingga mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.
Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat kesehatan generasi muda, tetapi juga meningkatkan konsentrasi dan prestasi belajar mereka di sekolah. Dalam konteks ini, kebijakan tersebut menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul di masa depan.
Menariknya, program ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah China, yang akan membantu pendanaan melalui nota kesepahaman berjudul Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia.
Dukungan tersebut mencerminkan hubungan bilateral yang semakin erat antara Indonesia dan China, sekaligus menunjukkan pentingnya solidaritas internasional dalam mengatasi tantangan malnutrisi di berbagai belahan dunia.
Bukan hal baru jika sebuah program makan gratis bagi anak sekolah mendapatkan sokongan dana dari pihak luar. Banyak negara telah membuktikan keberhasilan program serupa dengan dukungan berbagai lembaga internasional, baik dari pemerintah maupun organisasi non-pemerintah.
Program makan gratis untuk anak sekolah tidak hanya menjadi perhatian di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lain, khususnya di kawasan Afrika.
Salah satu negara yang mendapat dukungan pendanaan terbesar pada tahun 2022 adalah Ethiopia, dengan total bantuan mencapai US$32.400.095.
Pendanaan ini bertujuan untuk mengatasi tantangan malnutrisi akut yang dialami oleh banyak anak sekolah di negara tersebut, sekaligus memastikan keberlangsungan pendidikan mereka.
Di urutan berikutnya, Niger menerima bantuan sebesar US$25.370.744. Dana ini dimanfaatkan untuk meningkatkan akses anak-anak terhadap makanan bergizi di sekolah, terutama di wilayah pedesaan yang rentan terhadap kerawanan pangan.
Togo, yang menerima pendanaan sebesar US$20.200.000, menjadikan program makan gratis sebagai bagian dari strategi pembangunan sumber daya manusia.
Sementara itu, Chad mendapatkan pendanaan sebesar US$19.109.517. Bantuan ini sangat penting bagi Chad, yang menghadapi tantangan besar akibat konflik dan perubahan iklim yang memengaruhi ketersediaan pangan. Program makan gratis di Chad menjadi salah satu bentuk intervensi untuk mendukung anak-anak di wilayah-wilayah terdampak.
Sudan menerima US$16.356.593 untuk menjalankan program serupa. Bantuan ini tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak, tetapi juga menjadi cara untuk membangun ketahanan sosial di tengah situasi politik dan ekonomi yang penuh tantangan.
Selain itu, Burundi memanfaatkan pendanaan sebesar US$16.000.000 untuk memperkuat sistem pendidikan melalui penyediaan makanan bergizi di sekolah.
Mali, dengan bantuan sebesar US$14.655.849, menggunakan dana tersebut untuk mendukung anak-anak di wilayah pedalaman.
Di Malawi, program makan gratis didukung oleh dana sebesar US$13.832.815. Negara ini memprioritaskan penyediaan makanan di sekolah-sekolah sebagai salah satu cara untuk menanggulangi dampak buruk kemiskinan yang meluas di kalangan anak-anak.
Mozambik juga menerima pendanaan sebesar US$9.536.074. Bantuan ini difokuskan pada sekolah-sekolah di wilayah rawan pangan untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan makanan bergizi, meskipun keluarganya mengalami keterbatasan ekonomi.
Terakhir, Benin memanfaatkan pendanaan sebesar US$7.525.580 untuk meluncurkan program makan gratis yang berfokus pada wilayah-wilayah terpencil, dengan harapan dapat meningkatkan angka partisipasi sekolah terutama di kalangan anak perempuan.
Dari seluruh data tersebut, terlihat bahwa program makan gratis untuk anak sekolah tidak hanya berfungsi sebagai solusi jangka pendek untuk mengatasi kelaparan, tetapi juga sebagai upaya strategis untuk mendorong pembangunan manusia yang lebih berkelanjutan di berbagai negara.
Baca Juga: Mampukah Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Atasi Isu Stunting?
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor