Perkembangan Produksi Daging Kuda di Indonesia

Industri daging kuda cukup populer di Indonesia timur.

Perkembangan Produksi Daging Kuda di Indonesia Ilustrasi kuda | Pexcel by David Dibert
Ukuran Fon:

Industri daging kuda di Indonesia memang belum sepopuler sapi atau kambing. Hal ini tidak lepas dari faktor budaya dan geografis yang memengaruhi pola konsumsi masyarakat di berbagai daerah. Tidak semua wilayah terbiasa mengonsumsi atau memelihara kuda. Meski demikian, keberadaan industri kuda tetap memiliki peran penting dalam perekonomian, terutama di kawasan Indonesia timur.

Sulawesi Tenggara menjadi provinsi dengan produksi daging kuda tertinggi di Indonesia | Goodstats

Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan produksi daging kuda tertinggi, yakni mencapai 612,6 ton pada tahun 2024. Di bawahnya, Nusa Tenggara Timur mencatat produksi sebesar 270,8 ton, dan Nusa Tenggara Barat sebesar 65,3 ton. Ketiganya berada di wilayah timur Indonesia, mencerminkan tingginya tingkat konsumsi daging kuda di kawasan tersebut.

Sebaliknya, di sejumlah provinsi seperti Bali, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Lampung, tidak ditemukan data produksi daging kuda.

Kalau Populasi Kuda?

Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan populasi tertinggi di Indonesia | Goodstat

Dari sisi populasi, kuda juga tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia. Total populasi kuda nasional mencapai 125.800 ekor pada tahun 2024.

Sulawesi Selatan kembali menempati posisi teratas dengan populasi sebanyak 67.690 ekor, diikuti oleh Nusa Tenggara Timur dengan 29.477 ekor, dan Nusa Tenggara Barat dengan 8.614 ekor. Ini menegaskan bahwa wilayah timur tidak hanya menjadi pusat konsumsi, tetapi juga pemeliharaan kuda dalam skala besar.

Di luar tiga besar tersebut, Jawa Barat menempati peringkat keempat populasi kuda nasional dengan 5.331 ekor, disusul oleh Jawa Timur sebanyak 2.613 ekor dan Jawa Tengah sebanyak 2.463 ekor. Kemudian, ada Sulawesi Utara dengan 1.601 ekor, DI Yogyakarta sebanyak 1.436 ekor, Aceh dengan 1.297 ekor, serta Maluku sebanyak 1.019 ekor. Ini menunjukkan bahwa kuda tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa.

Fungsi kuda di berbagai daerah sangat beragam, mulai dari alat transportasi tradisional, kegiatan pertanian, hingga daya tarik wisata. Di Yogyakarta misalnya, kuda masih digunakan untuk delman wisata, sementara di wilayah Indonesia timur kuda kerap tampil dalam upacara adat dan simbol budaya lokal. Pemerintah daerah dapat menjadikan data ini sebagai pijakan untuk mengembangkan sektor ekonomi berbasis hewan sekaligus menjaga kelestarian kuda sebagai bagian dari warisan budaya bangsa.

Baca Juga: Jumlah Produksi dan Populasi Babi Berdasarkan Provinsi di Indonesia

Sumber:  

https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NDc1IzI=/populasi-kuda-menurut-provinsi.html

https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NDg1IzI=/produksi-daging-kuda-menurut-provinsi.html

Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor

Konten Terkait

Perundingan IEU-CEPA Masuk Babak Akhir, Ini Dia Ekspor Utama Indonesia ke Eropa

IEU-CEPA diharapkan dapat mendorong ekspor Indonesia ke Uni Eropa dan menopang pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Naik pada Juni 2025

Meski menguat, IKK hanya naik tipis, sebesar 0,3 poin pada Juni 2025, setelah pada bulan-bulan sebelumnya terus menurun.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook