Indonesia kembali mencatat sejarah penting di bidang teknologi dan kedaulatan digital dengan sukses meluncurkan Satelit Nusantara Lima (N5) pada September 2025. Satelit ini diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Keberhasilan ini menandai babak baru dalam pemerataan konektivitas digital nasional, khususnya di wilayah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T).
Satelit Nusantara Lima merupakan satelit komunikasi terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas hingga 160 Gbps. Dibangun dengan platform Boeing 702 MP dan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS), satelit ini dilengkapi 101 spot beam Ka-Band yang mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Satelit ditempatkan di slot orbit 113° Bujur Timur, dirancang beroperasi lebih dari 15 tahun, dengan cakupan utama wilayah timur Indonesia serta sebagian Filipina dan Malaysia.
Dari data Kementerian Komunikasi dan Digital, peluncuran Nusantara Lima menjadi bagian dari perjalanan panjang satelit komunikasi Indonesia. Dimulai dengan Palapa A1 pada 1976 yang menjadi tonggak telekomunikasi nasional, disusul Palapa B1 pada 1983 untuk memperluas kebutuhan ASEAN.
Di era modern, hadir BRIsat (2016) sebagai satelit perbankan pertama di dunia, Telkom 3S (2017), hingga Satelit Merah Putih (2018). Selanjutnya, Nusantara 1 (2019) dan SATRIA-1 (2023) menjadi penopang internet publik sebelum akhirnya diluncurkan Nusantara 5 pada 2025.
Peluncuran ini sempat mengalami penundaan sebelum akhirnya berhasil mengorbit pada 10 September 2025 waktu Indonesia. Setelah memasuki orbit transfer, Satelit Nusantara Lima akan membutuhkan sekitar 125 hari untuk mencapai orbit stasioner, sehingga diproyeksikan mulai beroperasi penuh pada 1 April 2026.
Selama masa ini, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) telah menyiapkan sejumlah stasiun bumi di berbagai daerah untuk mendukung operasional dan menjaga kualitas koneksi.
"Satelit Nusantara Lima adalah jembatan yang menghubungkan Indonesia tanpa batas. Internet cepat bukan hanya soal teknologi, tapi soal kesempatan yang sama. Anak-anak di Maluku dan Papua akan punya akses belajar yang sama dengan anak-anak di Jakarta, pasien di pulau kecil bisa konsultasi dengan dokter terbaik, dan UMKM kita bisa bersaing di dunia digital. Inilah makna pemerataan digital yang sesungguhnya,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, Rabu (10/9/2025).
Apa Manfaat Dari Peluncuran Satelit Nusantara Lima ini?
Manfaat kehadiran Satelit Nusantara Lima sangat strategis. Selain memperluas akses internet di wilayah yang selama ini sulit terjangkau, satelit ini juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional. Mulai dari UMKM berbasis daring, pendidikan jarak jauh, hingga telemedis di daerah terpencil dapat berkembang lebih optimal.
Kehadiran satelit ini menjadi simbol nyata bahwa Indonesia tidak hanya mengikuti arus digitalisasi global, tetapi juga berdaulat dalam menyediakan infrastruktur teknologi bagi seluruh rakyatnya.
Penulis: Angel Gavrila
Editor: Muhammad Sholeh