Preferensi Mobile Banking dan E-Wallet di Kalangan Generasi Muda

Mengikuti perkembangan teknologi, lebih dari 55% generasi muda telah beralih ke mobile banking dan e-wallet sebagai metode pembayaran.

Preferensi Mobile Banking dan E-Wallet di Kalangan Generasi Muda Ilustrasi Pembayaran Digital | Kampus Production/Pexels

Munculnya mobile banking dan e-wallet menandai babak baru dalam industri keuangan. Generasi milenial dan gen Z, yang lebih akrab dengan teknologi digital, menjadi pionir dalam adopsi metode pembayaran ini.

Riset IDN Research Institute mengungkap bahwa 60% dari kelompok usia ini telah beralih ke mobile banking. Sementara mayoritas dari mereka (58%) juga mengandalkan e-wallet untuk transaksi sehari-hari. Selain faktor demografis, berbagai manfaat seperti kemudahan akses, transaksi yang cepat, dan fitur-fitur inovatif juga menjadi pendorong utama peralihan ini.

“Perangkat keuangan digital telah menjadi hal yang penting bagi generasi milenial dan gen Z di Indonesia, dengan empat dari lima orang kini menggunakan aplikasi keuangan digital ini,” tulis IDN Research Insititute pada rilisnya.

Fitur-fitur mobile banking memungkinkan pengguna untuk melakukan berbagai transaksi keuangan secara mandiri dan cepat, tanpa harus mengunjungi cabang bank. Sedangkan dompet elektronik menawarkan kemudahan bertransaksi, ideal bagi mereka yang menginginkan proses pembayaran yang cepat dan praktis.

Perbedaan Preferensi Mobile Banking Milenial dan Gen Z

Tren penggunaan mobile banking di kalangan generasi milenial dan gen Z di Indonesia menunjukkan adanya beberapa merek yang tampak dominan, seperti yang terlihat pada data survei IDN Research Institute yang bertajuk Indonesia Millenials and Gen Z Report 2025.

Livin' by Mandiri jadi mobile banking favorit generasi Milenial | Goodstats
Livin' by Mandiri jadi mobile banking favorit generasi milenial | Goodstats

Pada posisi tiga teratas, aplikasi mobile banking Livin' by Mandiri berhasil meraih posisi pertama dengan total pengguna terbanyak. Diikuti oleh merek-merek terkemuka seperti blu by BCA Digital dan SeaBank yang menempati urutan kedua dan ketiga secara berturut-turut. Meskipun demikian, preferensi pengguna dari kedua generasi tersebut menunjukkan tren yang berbeda.

Milenial lebih condong menggunakan Livin' by Mandiri (88%), sementara gen Z lebih memilih blu by BCA Digital (75%). Sebaliknya, hanya 60% gen Z yang menggunakan Livin' by Mandiri, sedangkan 64% milenial menggunakan blu by BCA Digital. Seabank juga lebih populer di kalangan gen Z (68%) dibandingkan milenial (53%).

Aplikasi Jago dan Jenius secara konsisten menempati posisi keempat dan kelima dalam preferensi kedua generasi yang disurvei. BNC, di sisi lain, kurang diminati, dengan tingkat penggunaan di bawah 20%.

Peringkat Penggunaan Layanan E-Wallet

Baik generasi milenial maupun gen Z yang menjadi responden, dengan total 1.500 orang, mengungkap persaingan ketat di pasar dompet digital. GoPay unggul sebagai pemimpin pasar, dengan persaingan yang ketat di antara para kompetitornya.

Gopay paling banyak digunakan Milenial dan Gen Z | Goodstats
Gopay paling banyak digunakan Milenial dan Gen Z | Goodstats

GoPay memimpin dengan telak dengan tingkat penggunaan 88% di kalangan milenial dan gen Z. Sebagai anak perusahaan dari layanan angkutan Gojek, GoPay memang telah dikenal dengan berbagai manfaatnya. Salah satunya termasuk opsi pembayaran di aplikasi Gojek sendiri.

Adapun OVO, ShopeePay, dan Dana mengejar dengan ketat, namun masih terpaut beberapa poin persentase. Masing-masing dengan tingkat penggunaan 79%, 77%, dan 71%. Sedangkan popularitas aplikasi Doku masih terbatas dengan penggunaan 48% responden saja.

Perkembangan teknologi digital telah membuktikan pergeseran tren pembayaran di Indonesia. Walau metode pembayaran dengan uang tunai masih diterapkan oleh banyak kalangan, tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran mobile banking dan e-wallet ini diminati oleh banyak pengguna.

Baca juga: E-Wallet Jadi Metode Pembayaran E-Commerce Pilihan Indonesia

Penulis: Anbiya Mina Scuderia
Editor: Editor

Konten Terkait

Dampak Kenaikan PPN 12% di 2025 terhadap Pengeluaran Rumah Tangga

Pada 2025, kenaikan PPN 12% diperkirakan akan memengaruhi masyarakat kelas bawah yang dapat menyebabkan penurunan daya beli.

Kabinet Raksasa, Anggaran Raksasa?

Anggaran kementerian di era Prabowo ditaksir mencapai Rp777 miliar per tahun, hampir 2 kali lipat dari anggaran di era Jokowi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook