Festival musik tahunan Prambanan Jazz Festival (PJF) kembali digelar pada tahun 2023 ini. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, PJF 2023 diselenggarakan dengan durasi yang lebih lama, yaitu selama enam hari.
“Dengan penambahan durasi acara, tentunya akan ada lebih banyak lagi yang akan kami suguhkan. Dari sisi penampil sendiri, akan ada lebih banyak musisi yang kami hadirkan. Ada sembilan musisi internasional dan 60 musisi tanah air,” tutur CEO PJF dan Pendiri Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi dalam siaran pers.
Memberikan pengalaman yang berbeda, PJF 2023 mengusung tema ‘Culture for Future’ dengan konsep ‘The Magical Experience’. Makna dari tema ini adalah budaya merupakan hal penting untuk masa depan. Sedangkan, konsepnya dimaksudkan sebagai pengalaman musik yang imajinatif, yang akan dirasakan secara langsung dan menginspirasi semua orang.
Anas optimis bahwa PJF 2023 dapat mendorong ekosistem music tourism. Ia dengan antusias mengatakan bahwa para penonton konser tak hanya sekadar menikmati musik saja, namun juga akan mengunjungi tempat wisata di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya karena durasi acara yang lebih lama.
“Kita perlu memahami bahwa ketika orang datang ke PJF, maka sebenarnya mereka juga berperan sebagai pelaku music tourism. Tidak hanya datang ke PJF, tapi mereka juga bisa mengunjungi Artjog, desa wisata, ataupun tempat wisata lain, seperti Kaliurang dan Tebing Breksi,” ungkap Anas dikutip dari Kumparan.com.
Sejalan dengan optimisme Anas mengenai pembangunan ekosistem music tourism, Direktur Bisnis Dana Jasa dan UMKM Bank Jateng Irianto Harko Saputro yakin bahwa music tourism yang didorong oleh PJF 2023 ini akan menggerakkan perekonomian warga sekitar.
“Saya membayangkan mereka tidak hanya datang untuk menonton konser, tetapi juga berwisata. Mereka akan menjelajahi sekitar, menginap di hotel, dan berkontribusi pada pendapatan masyarakat setempat, baik melalui makanan maupun penginapan,” ujar Irianto seperti yang dikutip dari Kumparan.com.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta mencapai 7,4 juta orang sepanjang tahun 2022. Angka tersebut tiga kali lebih banyak dari target yang telah ditetapkan, yakni 2 juta wisatawan.
Adapun, indikator lain seperti lama tinggal wisatawan dan belanja wisatawan juga mengalami peningkatan dari target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada tahun 2022, realisasi lama tinggal wisatawan rata-rata mencapai 1,86 hari, sedangkan belanja wisatawan rata-rata mencapai Rp1,97 juta.
Adanya nilai realisasi yang besar itu salah satunya didorong oleh penyelenggaraan PJF 2022. Lebih lanjut, lapangan usaha transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi tercatat juga mengalami pertumbuhan sepanjang tahun 2022.
BPS melaporkan, transportasi dan pergudangan mengalami peningkatan tertinggi dari semua sektor lapangan usaha di Yogyakarta dengan persentase mencapai 18,26%. Sementara, penyediaan akomodasi berada di posisi kedua dengan proporsi 12,40%.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya