Prabowo Optimis Ekonomi RI Bakal Tumbuh 9%

Prabowo optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 9%, lantas bagaimana realitanya selama ini?

Prabowo Optimis Ekonomi RI Bakal Tumbuh 9% Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi | Freepik

Presiden RI Terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto, menyebutkan bahwa target pertumbuhan ekonomi di masa pemerintahannya telah dinaikan dari yang semula 8% menjadi 9%. Hal ini disampaikannya pada acara BNI Investor Daily Summit 2024 pada Selasa (8/10/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Ia mengaku sengaja memasang target yang tinggi agar apabila memang tidak tercapai, jatuhnya takkan terlalu jauh dari target tersebut.

"Jadi, siapa tahu nanti tidak 8%. Kalau 9% gimana? Lu enggak percaya kan? Bener enggak? Tunggu tanggal mainnya," tutur Prabowo, mengutip CNBC.

Ia mengaku tidak peduli dengan celaan pihak lain ketika dirinya menyampaikan akan menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada masa kepemimpinannya. Ia optimis bahwa target ini dapat tercapai, minimal kalau tidak tercapai pun masih mendekati target tersebut.

Bercermin dari realita saat ini, memang bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 9% pada masa kepemimpinan Prabowo nanti, namun memang hal tersebut tidak mudah untuk dicapai. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 5,05% di tahun 2023, melambat dari tahun 2022 yang tumbuh sebesar 5,31%. Kendati demikian, pertumbuhan ini masih tergolong baik, mengingat laju inflasi yang tinggi dan ketidakpastian kondisi ekonomi global yang saat ini terjadi.

Pertumbuhan ekonomi di era kepemimpinan Jokowi | GoodStats
Pertumbuhan ekonomi di era kepemimpinan Jokowi | GoodStats

Ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) pertama kali menjabat di tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sedikit melambat, yakni tumbuh 5,02%, turun dari pertumbuhan tahun 2013 yang sebesar 5,58%. Di periode pertama kepemimpinannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat mencapai angka tertingginya di tahun 2018, mencapai 5,17%.

Hantaman pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi ke angka -2,07% di tahun 2020. Indonesia perlahan pulih dari bencana tersebut. Di tahun 2021, pertumbuhan ekonomi mencapai 3,69%, terus naik mencapai puncak menjadi 5,31% di 2022.

Kini, per Triwulan II 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil di angka 5,05%. Menurut Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian RI, pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dibanding sejumlah negara lain seperti China (4,7%), Singapura (2,9%), Korea Selatan (2,3%), dan Meksiko (2,24%).

“Khusus untuk Indonesia kedua lembaga internasional tersebut (World Bank dan IMF) juga melihat Indonesia bisa mencapai di angka 5,1% sampai dengan 5,2%. Nah ini juga membuktikan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi kita relatif mempunyai resiliensi terhadap konflik geopolitik, disrupsi rantai pasok, maupun perkembangan dari fluktuasi nilai tukar,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II Tahun 2024 di Kantor Kemenko Perekonomian pada Senin (5/8/2024), mengutip laman resmi Kemenko Perekonomian RI.

Melihat pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan selama 1 dekade terakhir, asa Prabowo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke angka 9% memang nampak mustahil. Namun dengan penguatan kebijakan pemerintah dan strategi nasional yang tepat, bukan tidak mungkin Indonesia mencapai target tersebut.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bakal Melambat di Kuartal II 2024

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Deflasi Berkepanjangan Tanda Lemahnya Daya Beli Konsumen

Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut, mencapai 0,12% pada September 2024.

Simak Tingkat Kemiskinan Indonesia di Era Jokowi

Tingkat kemiskinan di era Presiden Joko Widodo cenderung menurun, namun belum bisa mencapai target RPJMN.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook