Pola Konsumsi Musik Global: Mayoritas Warga Dunia Berlangganan Aplikasi Streaming

Menurut laporan IFPI, konsumsi musik global kini amat dipengaruhi oleh internet. Mayoritas responden juga mengaku lebih menyukai aplikasi berlangganan musik.

Pola Konsumsi Musik Global: Mayoritas Warga Dunia Berlangganan Aplikasi Streaming Ilustrasi orang mendengarkan lagu melalui ponsel | Rawpixel.com/Shutterstock

Sejak perkembangan teknologi dan internet, pola konsumsi musik global kini mengalami perubahan. Produksi dan konsumsi musik awalnya hanya bisa dinikmati dalam bentuk fisik, seperti kaset, CD, dan piringan hitam. Namun, kini musik dapat diakses dalam bentuk digital.

Federasi Internasional Industri Fonograf (IFPI) dalam laporannya mengatakan, internet telah banyak merevolusi konsumsi musik global. Mayoritas atau sebanyak 64 persen responden lebih memilih mengakses dan menikmati musik melalui internet (digital).

Data tersebut bersumber dari survei terhadap lebih dari 44.000 orang di 22 negara oleh IFPI yang menganalisis mengenai modus utama dan pola responden dalam mengonsumsi musik. Adapun, hasil survei telah dirilis pada bulan November 2022 lalu.

Layanan/aplikasi favorit responden untuk mendengarkan musik secara global | Goodstats

Menyadur hasil laporan IFPI, mayoritas responden (24 persen) mengaku lebih menyukai aplikasi musik berlangganan, seperti Spotify dan Apple Music sebagai tempat untuk mendengarkan musik. Ini diikuti oleh aplikasi video streaming seperti YouTube dengan persentase mencapai 19 persen.

Radio rupanya juga menjadi salah satu media/layanan favorit masyarakat untuk mendengarkan musik dengan persentase responden sebanyak 17 persen. Disusul oleh pembelian musik fisik/digital dengan persentase 10 persen serta aplikasi video berdurasi pendek, seperti TikTok sebanyak 8 persen.

Rata-rata waktu yang dihabiskan untuk mendengarkan musik secara global mencapai 20,1 jam per minggu pada tahun 2022. Angka ini mengalami peningkatan dari 18,4 jam per minggu pada tahun sebelumnya.

Sementara, mayoritas pengguna aktif aplikasi musik berbayar berada pada rentang usia 25-34 tahun dengan persentase sebanyak 56 persen. Sedangkan, Swedia menjadi asal negara pengguna layanan musik berbayar paling banyak secara global pada 2022 dengan 56 persen.

Terdapat tiga alasan terpopuler responden yang menyukai akses musik melalui aplikasi berlangganan, di antaranya adalah tidak adanya gangguan ketika mendengarkan musik, akses gratis ke banyak lagu di seluruh dunia, serta dapat didengarkan di mana saja dan kapan saja.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Artikel Sebelumnya Fenomena Platform Belajar Online, Seberapa Digandrungi Gen Z Indonesia?
Artikel Selanjutnya Melihat Rerata “Screen Time” Gen Z Indonesia dalam Bermedsos, Berapa Lama dalam Sehari?
Konten Terkait

Fantastis, Penobatan King Charles III Jadi yang Termahal dalam 200 Tahun Terakhir

Menurut Statista, seremonial penobatan Charles III menjadi penobatan yang menelan biaya paling mahal dalam 200 tahun terakhir. Kira-kira, berapa biayanya?

Berbagai Tragedi Mina yang Merenggut Ratusan Korban Jiwa, Dari Kebakaran hingga Jemaah Saling Berdesakan

Rangkaian ibadah haji di Mina menyebabkan terjadinya berbagai tragedi yang merenggut hingga ribuan nyawa

Indonesia Masuk Jajaran Negara Penghasil Tembakau Terbesar di Dunia

Tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan di sektor pertanian nasional. Jumlah produksi tembakau nasional mencapai 237 ribu metrik ton di tahun 2021.

Manchester City Raih Gelar Piala FA Ketujuh Setelah Menangkan Derbi Manchester

Manchester City berhasil rebut gelar ketujuh dari total 12 final City di Piala FA sepanjang masa, menyamakan koleksi Aston Villa

Sederet Hewan Kurban dengan Bobot dan Harga yang Fantastis

Sumbang hewan kurban dengan harga mencapai 200 juta, bahkan memiliki bobot terberat di Indonesia

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook