Keterwakilan Perempuan di DPD RI Terus Naik

Peningkatan keterlibatan perempuan di DPD RI mendorong kebijakan yang semakin eksklusif dan berkaitan dengan isu-isu wanita.

Keterwakilan Perempuan di DPD RI Terus Naik Anggota DPD RI Larasati Moriska | MPR RI

Sebanyak 152 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk periode 2024 hingga 2029 resmi dilantik. Pelantikan dilaksanakan di gedung MPR/DPR RI Jakarta. Proses pelantikan diikuti oleh pengucapan sumpah janji jabatan serta komitmen kesediaan untuk dilantik.

Pelantikan anggota DPD terpilih ini dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) RI Muhammad Syarifuddin bersama sejumlah tokoh agama. Presiden RI Joko Widodo juga turut hadir di pelantikan tersebut.

"Patut saya ingatkan bahwa sumpah janji yang akan Saudara ucapkan mengandung tanggung jawab terhadap bangsa dan negara Republik Indonesia," kata Muhammad Syarifuddin mengutip Kompas.

Pelantikan tersebut turut disahkan melalui ketetapan dalam Keputusan Presiden Nomor 115/P/2024 tentang Peresmian Keanggotaan DPD RI Periode 2024-2029.

"Bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah yang saya wakili untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Muhammad Syarifuddin yang kemudian diikuti seluruh anggota DPD baru.

Keterwakilan Perempuan di DPD 2024 Nyaris 40%

Persentase perempuan di Dewan Perwakilan Daerah Periode 2024-2029 | GoodStats

Diketahui persentase keterwakilan perempuan di kursi DPD RI cukup baik. Berdasarkan data penetapan calon terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum, dari 152 anggota DPD, sebanyak 36,8% di antaranya merupakan perempuan.

Hal ini cukup berbeda dengan proporsi antar jenis kelamin di DPR RI 2024-2029. Di DPR, laki-laki sangat mendominasi dengan persentase 77,9%, berbanding dengan perempuan yang hanya berada di angka 22,1%.

Komposisi DPD RI kali ini juga diisi oleh banyak nama-nama baru. Hal ini disebabkan karena kursi yang diambil lagi oleh petahana jumlahnya kurang dari separuh, atau 44,7%. Selebihnya, sebanyak 55,3% kursi tahun ini diisi oleh non petahana.

Terus Meningkat dari Periode ke Periode

Persentase perempuan di Dewan Perwakilan Daerah RI dari periode 2009-2024 | GoodStats

Peningkatan keterlibatan perempuan di kursi DPD RI memang semakin terasa. Hal ini terlihat dari persentase yang terus naik sejak periode pelantikan tahun 2009.

Di tahun kepemimpinan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, keterwakilan perempuan di DPD hanya di kisaran 26,52%. Bahkan, persentasenya sempat menurun di DPD periode 2014 menjadi 25,76%.

Peningkatan terus terjadi di periode selanjutnya, dengan 30,4% kursi DPD periode 2019-2024 terisi oleh perempuan. Dengan angka keterwakilan wanita mencapai 36,8% di DPD periode 2024-2029, posisi perempuan di lembaga negara semakin menguat.

Anggota DPD Termuda Juga Perempuan

Dari 152 anggota DPD yang dilantik, anggota dengan usia paling tua berasal dari Kepulauan Riau yakni Ismeth Abdullah (78 tahun). Sementara itu, anggota DPD paling muda berasal dari Kalimantan Utara yaitu Larasati Moriska (22 tahun).

Larasati Moriska adalah perempuan kelahiran Nunukan, Kalimantan Utara dari pasangan Nardi Azis dan Asni Hafid. Nardi Azis adalah Ketua DPRD Kabupaten Nunukan tahun 2009, sementara Asni Hafid adalah anggota DPD tahun 2019. Dibesarkan di keluarga politisi membuatnya turut terjun ke parlemen.

Keberadaan perempuan memang penting bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Dosen Universitas Bengkulu Wahyu Widiastuti merasa bahwa partisipasi pemilih perempuan yang tinggi akan memperlancar terpilihnya banyak perempuan di DPD RI.

“Ketika perempuan memiliki suara yang kuat dalam lembaga legislatif, kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu perempuan, seperti perlindungan hak-hak perempuan, kesehatan reproduksi, dan kesetaraan gender, cenderung mendapatkan perhatian yang lebih besar,” kata Wahyu Widiastuti dalam Bincang Perempuan.

Baca Juga: Menyikapi Kesenjangan Gaji Pekerja Pria dan Wanita di Indonesia

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook