Mereka yang tinggal di luar kota Jakarta biasanya memiliki imajinasinya sendiri mengenai Ibu Kota Indonesia tersebut. Tidak sedikit yang lantas berani datang seorang diri ke Jakarta hanya untuk mempertaruhkan nasib, menaruh harapan bahwa kehidupan di Jakarta niscaya bakal lebih baik ketimbang kehidupan di kota lamanya. Dengan demikian, biasanya banyak pendatang baru yang tiba di Jakarta, terutama sehabis masa Lebaran.
Menghimpun data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, terdapat sebanyak 7.243 pendatang baru di Jakarta dari 16 April hingga 15 Mei 2024.
“Jumlah pendatang ke Jakarta pasca-Lebaran 2024 hanya berjumlah 7.243 orang, tentu ini hal yang positif. Selain juga sudah ada pemerataan pembangunan di kota-kota satelit (seperti) Bodetabek," ungkap Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Budi Awaludin, Kamis (16/5/24).
Adapun pendatang terbanyak berasal dari Kota Bekasi, jumlahnya mencapai 366 orang. Di posisi kedua adalah Bogor, dengan total mencapai 274 orang. Pendatang dari Depok adalah sebanyak 257 orang. Di urutan keempat adalah Kota Tanggerang dengan 245 pendatang dan di posisi kelima adalah Kabupaten Bekasi dengan 186 pendatang.
Sebanyak 3.538 pendatang adalah laki-laki dan 3.705 sisanya merupakan perempuan. Tidak hanya itu, 84,12% pendatang berpendidikan di bawah SLTA (SMA), sedangkan sisanya berpendidikan di atas SLTA.
Kabupaten atau kota yang menjadi tujuan utama pendatang adalah ke Jakarta Barat, yakni sebanyak 565 orang, disusul Jakarta Selatan dengan 526 orang.
Meski begitu, jumlah pendatang ke Jakarta ini turun dalam 2 tahun terakhir. Budi turut pula mengungkapkan bahwa jumlah pendatang yang turun itu mengikuti tren dari 2 tahun terakhir.
"Biasanya itu pada 2022 pasca Lebaran 27.000 (pendatang), 2023 menjadi 25.000. Kami optimis banget tahun ini turun 10.000 sampai 15.000," ujar Budi dalam acara Rapat Kerja Gubernur Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama 2024 di Jakarta, Jumat (17/5/2024), mengutip CNBC.
Secara keseluruhan, jumlah pendatang ke Jakarta turun di tahun 2023, dari 151.762 orang di tahun 2022 menjadi hanya 136.200 di tahun 2023. Sementara itu, orang yang pindah dari Jakarta ke kota lain malah naik, dari 215.230 di tahun 2022 menjadi 245.160 di tahun 2023.
Budi lebih lanjut menyebutkan bahwa penurunan jumlah pendatang ke Jakarta ini disebabkan karena ada perapihan data kependudukan, bukan disebabkan oleh menurunnya pamor Jakarta maupun rencana pemindahan ibu kota ke IKN.
"Pada saat kita sosialisasi penonaktifan program penataan kependudukan pada 2023, pada April terjadi lonjakan 400% yang keluar. Mulai pada saat itu kita melakukan perapihan penyatuan data program satu data kependudukan hingga bisa hemat anggaran itu pada 2023 Rp2 triliun sampai Rp4 triliun," ungkapnya.
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor