Pengguna internet di Indonesia kini mulai banyak memanfaatkan layanan streaming video sebagai hiburan utama, tentunya selain melihat sosial media, bermain games dan mendengarkan musik. Layanan streaming yang menyediakan video melalui internet atau yang disebut platform Over-The-Top (OTT). Penyedia layanan OTT di Indonesia antara lain Netflix, Vidio, WeTV, VIU, Disney+ Hotstar, Prime Video dan iQIYI.
Menariknya, survei menunjukkan bahwa lebih banyak laki-laki yang menonton platform OTT di TV daripada perempuan. Hal ini diungkapkan Jakpat dalam laporan survei yang bertajuk Indonesia Mobile Entertainment & Social Media Trends 2024 yang dirilis pada Selasa (11/2/2025) lalu.
Survei yang melibatkan 1.156 responden pengguna platform OTT yang mewakili Generasi X, Milenial, dan Generasi Z ini mengungkapkan, sebanyak 88% responden menggunakan ponsel pintar untuk streaming video, diikuti TV sebesar 46%, laptop atau desktop 41% dan tablet 16%. Responden laki-laki lebih banyak menonton melalui TV dibanding perempuan. Sekitar 31% pengguna OTT menghabiskan waktu paling banyak antara 90 hingga 120 menit atau sama dengan rata-rata durasi 1 episode drama seri.
Tampaknya sehabis jam kantor adalah waktu utama untuk menonton serial OTT, dengan rincian 62% responden mengakses platform OTT pada jam 6 hingga 9 malam. Pengguna OTT yang mengakses pada pukul 12.00-15.00, 15.00-18.00 dan 21.00-24.00 masing-masing sebesar 21% responden.
Film Jadi Tayangan Favorit
Setengah dari responden pria tercatat menonton konten olahraga melalui streaming di platform OTT. Hal yang menarik diketahui bahwa 54% Gen Z menonton kartun atau anime, yang merupakan jumlah tertinggi di antara generasi lainnya. Film kartun atau anime asal Jepang seperti Ghibli, One Piece dan Attack on Titan menjadi populer di OTT.
Korea Selatan menempati peringkat pertama sebagai asal film dan serial paling populer di kalangan pengguna platform streaming. Namun, responden pria cenderung lebih menyukai film Indonesia daripada film Korea Selatan.
Industri hiburan Korea Selatan khususnya rumah produksi menjadi yang diuntungkan dengan tingginya demand penonton dan penggemar dari artis yang membintangi film atau drama seri. Tak heran aktor dan aktris Korea Selatan sering kali menggelar jumpa penggemar Indonesia dengan harga tiket yang mencapai jutaan dan terjual habis. Tingginya animo warga Indonesia mendorong bertumbuhnya ekosistem industri hiburan Korea Selatan dengan sangat baik, hingga tercipta beberapa judul film yang melibatkan proyek kolaborasi kedua negara.
Berdasarkan genre, film aksi menjadi favorit bagi 65% responden, disusul film komedi di tempat kedua sebesar 63% responden. Tak jauh beda dari kedua genre tersebut, film romantis meraih 61% responden. Genre keluarga dan misteri menjadi yang paling kurang peminat, hanya meraih masing-masing 44% suara responden.
Hingga sekarang, sayangnya masih belum ada komisi atau lembaga khusus yang mengatur konten OTT guna melindungi pengguna atas konten-konten yang berkaitan dengan propaganda, pornografi, LGBT dan penyimpangan sosial.
“Negara harus membuat regulasi tentang jaringan informatika. Tidak bisa jaringan informatika untuk platform OTT asing itu liar,” tutur Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Rommy Fibri Hardiyanto yang dikutip dari Kumparan pada Rabu (5/6/2024).
Dengan berkembangnya pengguna layanan OTT memberikan manfaat kepada pemilihan media untuk penyebaran informasi, jaringan sosial, dan strategi pemasaran merek yang lebih tepat sasaran.
Baca Juga: Mayoritas Warga RI Gunakan WiFi Gratis untuk Streaming Video
Penulis: Faizza Fontessa
Editor: Editor