Paralimpiade Musim Panas 2024 yang diadakan di Paris, telah melaksanakan acara pembukaannya pada 28 Agustus lalu di Place de la Concorde. Paralimpiade musim panas ke-17 ini akan mempertandingkan 4.400 atlet dalam 22 cabang olahraga yang terbagi ke dalam 549 disiplin.
Indonesia sendiri mengirimkan 35 atlet untuk bertanding dalam kejuaraan ini, terbanyak sepanjang sejarah keikutsertaannya. Atlet-atlet tersebut akan bertanding dalam 10 cabang olahraga, mulai dari panahan, atletik, bulu tangkis, boccia, balap sepeda, judo, angkat besi, menembak, renang, hingga tenis meja.
Ajang Paralimpiade sendiri pertama kali diadakan pada 1960 lalu di Roma, Italia. Hal ini sedikit berbeda dengan pertandingan Olimpiade yang sudah dilaksanakan sejak 1896 silam di Yunani.
Sepanjang pelaksanaannya, Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kemenangan terbanyak. Negeri Paman Sam tersebut berhasil merebut kemenangan di edisi 1964, 1968, 1976, 1980, 1984, 1988, 1992, dan 1996. Rekor kemenangan berturut-turutnya ini terhenti oleh Australia di edisi 2000, kemudian dilanjutkan oleh China yang tak pernah absen meraih juara umum sejak edisi 2004.
Meski China berhasil menyabet juara umum untuk 5 edisi Paralimpiade terakhir, perolehan medali keseluruhannya masih di bawah Amerika Serikat. Sejauh ini, Amerika Serikat telah mengumpulkan 2.283 medali, terdiri atas 808 medali emas, 736 medali perak, dan 739 medali perunggu.
Posisi kedua dipegang oleh Britania Raya dengan total 1.914 medali, dan Jerman di urutan ketiga dengan 1.546 medali. China baru berada di urutan keempat dengan 1.237 medali. Negara ini pertama kali mengikuti Paralimpiade di edisi 1984. China juga menjadi satu-satunya perwakilan Asia di podium negara dengan perolehan medali Paralimpiade terbanyak.
Performa Indonesia di Paralimpiade
Sejak pertama kali mengikuti Paralimpiade di 1976, Indonesia telah mengoleksi total 27 medali, terdiri atas 6 medali emas, 7 medali perak, dan 14 medali perunggu.
Pada partisipasi pertamanya, Indonesia berhasil memperoleh 6 medali, terdiri atas 2 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu, menempatkannya di peringkat ke-26.
Peringkat Indonesia cenderung menurun di edisi 1984, ketika itu Indonesia berada di urutan ke-41. Indonesia kemudian absen dari Paralimpiade 1992 dan kembali bertanding di Paralimpiade Atlanta 1996, meski gagal memperoleh medali sama sekali.
Kekeringan medali Indonesia berlanjut hingga Paralimpiade London 2012, dimana Indonesia berhasil meraih 1 medali perunggu, mengantarkannya ke peringkat ke-74. Pada edisi 2016, Indonesia juga meraih capaian yang sama.
Indonesia baru menuai kembali kejayaannya pada Paralimpiade Tokyo 2020, dengan membawa pulang 2 medali emas, 3 medali perak, dan 4 medali perunggu. Kontingen Merah Putih pun duduk di peringkat ke-43.
Menariknya, medali Paralimpiade Indonesia terbanyak bukan diperoleh dari cabang olahraga badminton, melainkan dari lawn bowls (2 emas, 1 perak, dan 5 perunggu) dan atletik (1 emas, 3 perak, dan 4 perunggu). Cabang olahraga badminton menyumbang 6 medali secara keseluruhan (2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu).
Indonesia sendiri menargetkan capaian 1 medali emas, 2 medali perak, dan 3 medali perunggu dalam ajang Paralimpiade 2024 kali ini.
"Secara realistis, kita menargetkan capaian medali Indonesia pada Paralimpiade 2024 Paris berupa 1 emas, 2 perak, dan 3 perunggu," tutur Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Reda Manthovani saat acara pelaporan di Paralympic Training Center, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024) mengutip RRI.
Baca Juga: Update Terkini Perolehan Medali Sementara Indonesia di Paralimpiade 2024
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor