Greenmatch mencatat bahwa sebagian besar penyumbang sampah plastik ke laut berasal dari negara-negara Asia. Sekitar 81% sampah plastik yang akhirnya mencapai laut lepas berasal dari negara di benua tersebut. Namun, sebelum membahas negara mana saja yang paling banyak menyumbang sampah plastik, mari kita pahami terlebih dahulu bagaimana limbah plastik bisa sampai ke lautan yang jauh.
Sebagian besar limbah plastik yang mengotori lautan berasal dari sampah yang dibuang sembarangan di taman, pantai, atau di sekitar saluran air hujan di jalanan. Sampah-sampah kecil ini kemudian terbawa oleh angin atau aliran air hujan menuju saluran pembuangan.
Air yang membawa plastik ini mengalir ke selokan, masuk ke sungai kecil, lalu menuju sungai besar. Sungai-sungai inilah yang kemudian berfungsi sebagai jalur utama yang mengangkut limbah plastik langsung ke laut. Dalam proses ini, sampah plastik yang awalnya berasal dari daratan, perlahan tapi pasti berpindah ke ekosistem laut.
Selain dari daratan, ada pula kontribusi besar dari aktivitas perikanan. Banyak limbah plastik di laut berasal dari jaring ikan yang rusak atau tidak digunakan lagi, yang sengaja dibuang langsung ke laut lepas. Jaring-jaring ini dikenal sebagai ghost nets atau jaring hantu, dan menjadi ancaman serius bagi kehidupan laut karena terus mengapung dan terombang-ambing tanpa kendali.
Sepuluh negara penyumbang limbah plastik terbesar di dunia mencerminkan skala pencemaran yang signifikan, terutama dari kawasan Asia. Filipina berada di peringkat pertama dengan estimasi 360.000 metrik ton limbah plastik per tahun, diikuti India sebesar 130.000 ton, Malaysia (73.000 ton), dan China (71.000 ton). Indonesia berada di posisi kelima dengan total sekitar 56.000 ton limbah plastik setiap tahun.
Lima negara lainnya dalam daftar tersebut adalah Myanmar dengan 40.000 ton, Brasil (38.000 ton), Vietnam (28.000 ton), Bangladesh (25.000 ton), dan Thailand (23.000 ton). Fakta ini menunjukkan bahwa sebagian besar penyumbang berasal dari negara-negara Asia, yang menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan limbah plastik, khususnya yang berakhir mencemari laut dan sungai.
Data mengkhawatirkan tersebut perlu menjadi dasar bagi kebijakan yang berkelanjutan, khususnya dalam menjaga ekosistem laut. Negara-negara penyumbang sampah plastik dari Asia, yang sebagian besar merupakan negara berkembang, harus mulai mengurangi ketergantungan terhadap bahan sulit didaur ulang seperti plastik dan mulai menyusun kebijakan yang menjamin kebersihan lingkungan, khususnya selokan, sungai, danau, serta laut.
Baca Juga: 39% Sampah Indonesia adalah Sisa Makanan
Sumber:
https://www.visualcapitalist.com/cp/visualized-ocean-plastic-waste-pollution-by-country/
https://www.greenmatch.co.uk/ocean-pollution-facts#most
Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor