Momen Lebaran Tidak Selalu Indah, Ini Hal yang Tidak Disukai Masyarakat Saat Lebaran

Meskipun Lebaran membawa dampak positif yang dapat mempererat ikatan sosial dan kebersamaan, tidak bisa diabaikan pula ada banyaknya dampak negatif.

Momen Lebaran Tidak Selalu Indah, Ini Hal yang Tidak Disukai Masyarakat Saat Lebaran Ilustrasi Wanita Muslim yang Tidak Senang dengan Momen Labaran | Foto : Freepik

Lebaran, atau Idul Fitri, merupakan salah satu momen paling dinanti-nanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh berpuasa, Lebaran menjadi saat yang ditunggu untuk merayakan kemenangan atas diri sendiri dalam menjalankan ibadah.

Tradisi ini tidak hanya membawa makna religius, tetapi juga budaya yang kental, di mana keluarga berkumpul, silaturahmi dipererat, dan kebahagiaan terpancar di setiap sudut rumah.

Namun, seperti halnya koin yang memiliki dua sisi, Lebaran juga membawa dampak positif dan negatif bagi masyarakat.

Di satu sisi, suasana kegembiraan dan persaudaraan yang terasa begitu kental selama Lebaran dapat meningkatkan solidaritas dan kebersamaan di tengah masyarakat. Tradisi saling bermaafan dan memberikan maaf juga menguatkan ikatan sosial antarindividu.

Namun, di sisi lain, dampak negatif Lebaran juga tidak bisa diabaikan. Lonjakan harga barang kebutuhan pokok, kemacetan lalu lintas yang parah, dan peningkatan tingkat kecelakaan menjadi beberapa contoh dampak negatif yang sering kali terjadi menjelang dan saat Lebaran.

Selain itu, banyaknya sampah dan polusi udara akibat tradisi pelepasan lampion dan petasan juga menjadi perhatian serius bagi lingkungan.

Hal yang Tidak Disukai Masyarakat saat Momen Lebaran | GoodStats

Harga Barang Pokok Naik

Berdasarkan survei Litbang Kompas pada 25-29 Maret 2024 melalui wawancara telepon, sebanyak 29,8% responden mengungkapkan bahwa lonjakan harga barang pokok menjelang Lebaran sering kali menjadi beban tersendiri bagi masyarakat.

Kenaikan harga ini dapat disebabkan oleh peningkatan permintaan yang tidak diimbangi dengan pasokan yang memadai, serta praktik-praktik tidak sehat seperti penimbunan barang oleh pedagang. Hal ini membuat biaya hidup menjadi lebih tinggi, sehingga menyebabkan kekhawatiran akan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Jalanan Macet

Kemacetan lalu lintas yang parah menjelang Lebaran menjadi momok bagi 24,4% masyarakat. Peningkatan jumlah kendaraan yang melintasi jalan-jalan utama, serta perjalanan pulang kampung secara massal, seringkali menyebabkan kemacetan yang memperlambat pergerakan dan menambah tingkat stres.

Hal ini dapat membuat perjalanan menjadi melelahkan dan memakan waktu lebih banyak, terutama bagi mereka yang harus menempuh perjalanan jauh untuk berkumpul dengan keluarga.

Pengeluaran Tinggi

7,3% dari responden mengungkapkan bahwa Lebaran identik dengan periode di mana pengeluaran meningkat secara signifikan. Persiapan untuk menyambut tamu, membeli baju baru, memberikan uang THR, dan berbagai kebutuhan lainnya dapat menimbulkan beban finansial yang cukup besar bagi sebagian masyarakat.

Tingginya pengeluaran ini dapat menimbulkan kekhawatiran akan kondisi keuangan di masa mendatang, terutama jika tidak diimbangi dengan perencanaan keuangan yang matang.

Ditanyai Hal Pribadi

Pertanyaan-pertanyaan pribadi yang seringkali dilontarkan oleh kerabat atau tetangga saat berkumpul di momen Lebaran. Hal ini menjadi sumber ketidaknyamanan bagi 5,8% responden.

Pertanyaan-pertanyaan ini dapat berupa pertanyaan mengenai status pernikahan, pekerjaan, atau hal-hal pribadi lainnya yang dianggap sensitif dan dapat membuat beberapa individu merasa terganggu atau tidak nyaman. Hal ini juga dapat memicu perasaan tekanan sosial atau ekspektasi yang tidak diinginkan.

Harga Angkutan Umum Naik

Kenaikan harga angkutan umum menjelang Lebaran juga menjadi beban tambahan bagi 5,2% responden. Naiknya harga tiket transportasi umum seperti bus, kereta api, atau pesawat terbang dapat membuat biaya perjalanan menjadi lebih mahal dari biasanya.

Hal ini dapat menyulitkan bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi atau alternatif transportasi lainnya, sehingga menambah beban finansial mereka.

Tempat Wisata Padat

Bagi sebagian masyarakat, Lebaran juga menjadi momen untuk berlibur atau mengunjungi tempat-tempat wisata bersama keluarga. Namun, padatnya tempat wisata dan antrian panjang dapat mengurangi kenikmatan liburan tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh 1,9% responden. Keramaian yang berlebihan dan sulitnya mendapatkan tempat parkir dapat membuat pengalaman liburan menjadi kurang menyenangkan dan melelahkan.

Interaksi dengan Keluarga

Meskipun Lebaran dianggap sebagai momen untuk berkumpul bersama keluarga, bagi 0,7% responden, interaksi dengan anggota keluarga bisa menjadi hal yang tidak menyenangkan.

Perbedaan pendapat, konflik keluarga yang belum terselesaikan, atau dinamika hubungan antar anggota keluarga bisa menjadi faktor-faktor yang membuat beberapa individu merasa tidak nyaman atau tertekan saat berkumpul bersama keluarga.

Tidak Ada dan Tidak Tahu

Sebagian masyarakat mungkin tidak memiliki alasan spesifik yang menyebabkan mereka tidak menyukai momen Lebaran. Hal ini bisa disebabkan oleh preferensi personal atau pengalaman yang berbeda-beda dalam merayakan Lebaran.

Ada juga sebagian masyarakat yang mungkin tidak mengetahui alasan atau faktor yang membuat mereka tidak menyukai momen Lebaran secara spesifik. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya refleksi atau pemahaman akan pengalaman pribadi mereka selama momen Lebaran.

Dengan demikian, Lebaran merupakan momen yang kompleks dengan beragam dampak bagi masyarakat. Meskipun menyimpan kegembiraan dan makna religius yang mendalam, tidak bisa dipungkiri bahwa Lebaran juga membawa tantangan tersendiri bagi masyarakat secara keseluruhan.

Penting bagi kita untuk terus mengapresiasi nilai-nilai positif Lebaran dan berupaya untuk menghindari atau mengurangi dampak negatifnya. Sehingga, momen Lebaran dapat dirayakan dengan penuh sukacita dan harmoni bagi semua.

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Dukungan Presiden di Battle Ground Pilkada Jawa Tengah

Bagaimana elektabilitas kedua paslon di Jawa Tengah hingga membutuhkan dorongan besar Presiden RI?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook