Target utama serangan terorisme tercatat belum berubah antara tahun 2012 dan 2022. Berdasarkan laporan Indeks Terorisme Global (Global Terrorism Index/GTI) edisi tahun 2023 oleh Institute for Economics & Peace (IEP), lembaga militer dan kepolisian mendapatkan serangan terbanyak sepanjang periode tersebut.
Jumlah serangan yang menargetkan militer dan polisi meningkat dari 45% pada tahun 2012 menjadi 64% di tahun 2022. Di sisi lain, target serangan ke warga sipil menurun dari 28% pada 2012 menjadi hanya 17% pada 2022.
Disusul oleh jumlah serangan ke institusi dan publik figur yang juga mengalami penurunan dari 14% pada 2012 menjadi 9% pada 2022. Selanjutnya, ada pula bisnis/perusahaan yang mencatatkan penurunan jumlah serangan dari 7% menjadi 5%.
Mengutip laporan IEP, hal ini bisa disebabkan oleh melemahnya kelompok secara keseluruhan. Memfokuskan serangan pada target pemerintah atau militer memungkinkan penggunaan sumber daya terbatas yang lebih strategis, dan berpotensi membangun legitimasi bagi kelompok kecil.
Dalam beberapa dekade terakhir, dampak terorisme di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) telah menurun secara signifikan. Pada tahun 2016, wilayah itu menyumbang sebesar 57% dari semua kematian akibat terorisme secara global. Kemudian, di tahun 2022 jumlah ini telah turun menjadi 12%. Hal ini berkaitan dengan naik turunnya serangan kelompok terorisme ISIS.
Peningkatan kematian akibat serangan bom bunuh diri bertepatan dengan kebangkitan ISIS di wilayah tersebut pada tahun 2012. Jumlah serangan bunuh diri tertinggi terjadi pada 2014 dengan total 162 insiden. Sejak berakhirnya kekhalifahan ISIS pada tahun 2017, jumlah bom bunuh diri terus menurun. Pada 2022, MENA hanya mencatat enam bom bunuh diri, yang menewaskan delapan orang.
Adapun, IEP juga mencatat beberapa kelompok teroris yang peling berbahaya sepanjang tahun 2022 lalu, seperti ISIS dan afiliasinya, al-shabaab, Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), dan Jamaat Nusrat Al-Islam wal Muslimeen (JNIM).
Sementara itu, Afghanistan menjadi negara yang paling terdampak terorisme selama empat tahun terakhir menurut laporan IEP dengan perolehan nilai 8,822 poin pada 2022. Angka tersebut menempatkan Afghanistan pada zona berbahaya.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya