Merokok Sampai Tua: Menelaah Data Seputar Perokok di Indonesia

70 juta penduduk Indonesia merupakan perokok. 7,4% perokok berusia 10-18 tahun, sementara 48,2% penduduk lansia mengaku masih melakukannya.

Merokok Sampai Tua: Menelaah Data Seputar Perokok di Indonesia Perokok di Indonesia | Foto: Flickr/Rokok Indonesia

Kehidupan di Indonesia tidak dapat lepas dari budaya merokoknya. Kebiasaan merokok di Indonesia sering kali dilakukan oleh penduduk laki-laki sejak usia muda. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bahkan menyebut bahwa jumlah penduduk Indonesia yang merokok pada tahun 2023 berjumlah 70 juta.

Bahkan, rilis World Population Review mengungkap bahwa Indonesia adalah negara dengan persentase perokok laki-laki terbanyak di dunia, dengan angka 70,5%. Indonesia berada tipis di atas Myanmar yang memiliki persentase 70,2%, serta Kiribati dan Tuvalu yang memiliki persentase masing-masing di 68,6% dan 66%.

Mayoritas berusia 30-an, merokok sejak usia muda

Perokok di Indonesia berdasarkan kelompok umur, 2023 | GoodStats

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap profil usia perokok di tanah air. Dalam rilis tersebut, diketahui sebanyak 26,95% perokok berusia 20 hingga 24 tahun, dilanjut 32,12 perokok berusia 25 hingga 29 tahun.

Mayoritas, sebanyak 35,21% perokok tanah air berusia dalam rentang 35 hingga 39 tahun. Bahkan, terdapat 9,62% perokok Indonesia yang berusia 15 hingga 19 tahun.

Banyaknya perokok aktif di Indonesia dikhawatirkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI Eva Susanti. Ia juga menambahkan, bahwa 7,4% perokok di Indonesia berusia 10 hingga 18 tahun.

“Industri selalu membuat hal-hal yang menarik untuk mengajak anak-anak sebagai pengguna atau konsumen. Nah, bagaimana kita bisa melindungi anak-anak tidak menjadi pengguna rokok ini,” sebut Eva dalam Kemenkes.

Lampung dan Nusa Tenggara Barat jadi jawara

10 besar provinsi di Indonesia dengan persentase perokok tertinggi, 2023 | GoodStats

Data lain dari BPS mengungkap provinsi dengan persentase perokok paling tinggi. Terlihat bahwa Lampung menjadi provinsi di urutan pertama, dengan 34,08% penduduknya merupakan perokok. Posisi Lampung berada di atas Nusa Tenggara Barat yang bertengger di posisi kedua dengan persentase perokok sebesar 32,79%.

Selanjutnya, terdapat Jawa Barat yang memiliki angka di 32,78%, dilanjut Bengkulu dengan persentase 31,86%. Sumatera Selatan menyusul urutan data dengan angka 30,91%.

Terdapat dua provinsi di luar wilayah Indonesia bagian Barat yang masuk daftar ini. Gorontalo berada di posisi keenam dengan persentase perokok sebanyak 30,69%, kemudian Maluku Utara berada di posisi kesepuluh dengan angka di 28,82%.

DKI Jakarta sendiri memiliki persentase merokok 22,6%, menempatkannya di posisi nomor 31. Angka perokok di DKI Jakarta terlihat naik dibanding tahun 2022, di mana pada tahun tersebut persentase perokoknya berada di 21,25%.

Hampir separuh lansia laki-laki Indonesia masih merokok

Keadaan penduduk lanjut usia (lansia) Indonesia menurut perilaku merokok, 2023 | GoodStats

Dalam rilis lain BPS bertajuk Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023, disebutkan bahwa sebanyak 48,2% penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia masih merokok.

Mayoritas dari perokok lansia ini melakukannya setiap hari. Padahal, para lansia yang masih merokok ini memiliki lebih banyak peluang terserang penyakit dibanding yang tidak merokok.

Sementara itu, sebanyak 3,79% lansia laki-laki Indonesia menyebut bahwa dirinya pernah merokok, dan telah tidak merokok lagi. Sisanya, sebanyak 48,01% lansia laki-laki mengklaim tidak pernah merokok.

"Tercatat sebanyak 12,90% lansia penyandang disabilitas masih merokok dalam sebulan terakhir. Sementara itu, apabila dilihat berdasarkan klasifikasi desa, persentase lansia yang masih merokok lebih tinggi di perdesaan dibandingkan perkotaan," sebut BPS dalam rilisnya.

Data tersebut didapat dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2023. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 345 ribu, yang merupakan penduduk di 34 provinsi tanah air.

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook