Masalah pengelolaan sampah di Indonesia masih menjadi persoalan yang pelik dan memprihatinkan. Meskipun pemerintah dan berbagai lembaga terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, data menunjukkan bahwa kebiasaan memilah sampah masih belum menjadi praktik yang umum.
Dalam survei online yang dilakukan oleh GoodStats pada 7-16 November 2024 dengan menggunakan metodologi kuantitatif yang melibatkan 1.000 panel responden Premium GoodStats, sejumlah temuan mengejutkan mengungkapkan adanya kesenjangan besar dalam perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah.
Baca Juga: Pemilahan Sampah Basah dan Kering Masih Jadi PR Besar di Indonesia
Kurangnya Kesadaran dan Partisipasi dalam Pemilahan Sampah
Menurut survei GoodStats, hanya sekitar 31,4% responden yang konsisten memisahkan sampah basah (sisa makanan) dan sampah kering (seperti plastik, kertas, atau logam) ketika membuang sampah. Sebagian besar, yaitu 48,1%, melakukannya hanya sesekali, dan 20,5% lainnya mengaku tidak pernah memilah sampah sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya, praktik memilah sampah masih belum menjadi kebiasaan yang konsisten.
Tantangan dalam pemilahan sampah semakin besar karena kurangnya fasilitas dan infrastruktur yang memadai di banyak daerah. Banyak responden yang mengaku merasa malas atau tidak terbiasa untuk memilah sampah, sementara 16,2% beranggapan bahwa pemilahan sampah adalah tanggung jawab petugas sampah, bukan individu.
Alasan di Balik Tidak Maunya Warga Indonesia Memilah Sampah
Beberapa alasan mengapa responden tidak memilah sampah makanan adalah karena dianggap terlalu repot untuk dipisahkan (55,1%). Selain itu, 16,2% beranggapan bahwa petugas atau tukang sampah yang akan melakukannya, 15,2% menyebutkan alasan lain, 11,5% merasa tidak punya waktu, dan 3% mengaku tidak tahu bagaimana cara memilah sampah.
Dari survei tersebut, dapat dilihat terdapat dua alasan utama mengapa banyak orang tidak terlibat dalam pemilahan sampah. Pertama adalah karena proses pemilahan sampah dianggap merepotkan dan tidak praktis dalam rutinitas mereka. Kedua adalah responden merasa pemilahan sampah bukanlah tanggung jawab mereka, melainkan menjadi tugas petugas atau pihak lain yang mengelola sampah. Kedua alasan ini mencerminkan rendahnya kesadaran individu tentang pentingnya peran mereka dalam mengelola sampah secara berkelanjutan.
Alasan-alasan ini menunjukkan adanya pemahaman yang kurang mendalam mengenai pentingnya pemilahan sampah dalam mendukung upaya daur ulang dan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Selain itu, masalah lain yang ditemukan adalah adanya kebiasaan membuang sampah sembarangan. Hasil survei menunjukkan bahwa meskipun 48,9% responden membuang sampah pada tempatnya, masih ada 42,9% yang melakukannya secara tidak konsisten, dan 8,2% bahkan jarang atau tidak pernah membuang sampah dengan benar.
Faktor Penyebab dan Dampak Lingkungan
Salah satu faktor utama yang menghambat pengelolaan sampah yang baik adalah kurangnya fasilitas tempat sampah yang memadai di area publik atau perumahan. Sekitar 65,5% responden mengaku membuang sampah sembarangan karena tidak adanya tempat sampah yang memadai di sekitar mereka. Selain itu, kebiasaan pribadi seperti kemalasan (9%) atau tidak terbiasa menyimpan sampah sementara (5,4%) juga menjadi penyebab perilaku membuang sampah sembarangan.
Praktik membuang sampah sembarangan ini terjadi di berbagai tempat, mulai dari area rumah, tempat umum, hingga sepanjang perjalanan. Selain itu, beberapa responden masih melakukan tindakan yang kurang ramah lingkungan, seperti menimbun atau membakar sampah, yang berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat. Hanya sekitar 5,2% responden yang mengolah sampah mereka secara mandiri, menunjukkan bahwa upaya pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan masih menjadi tantangan besar di kalangan masyarakat.
Meningkatkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat
Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar masyarakat sudah menyadari pentingnya pengelolaan sampah yang baik, kesadaran tersebut belum diikuti dengan tindakan nyata. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan berbagai pihak terkait perlu lebih giat dalam menyosialisasikan pentingnya pemilahan sampah dan menyediakan fasilitas yang memadai untuk mendukung masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah dengan lebih mudah.
Selain itu, penting juga bagi masyarakat untuk menyadari bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab petugas sampah atau pihak lain, tetapi juga merupakan tanggung jawab setiap individu. Dengan memperkuat kesadaran ini, kita dapat menciptakan budaya baru dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan, mendukung daur ulang, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Baca Juga: Orang Indonesia Masih Suka Buang Sampah Sembarangan, Apa Alasannya?
Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor