Indonesia, dengan keberagaman budaya dan selera, memiliki preferensi unik dalam hal makanan, termasuk cokelat. Dengan mendekati Hari Valentine, fenomena pilihan merek cokelat ini menjadi semakin menarik. Cokelat tidak hanya dianggap sebagai camilan lezat, tetapi juga sebagai simbol kasih sayang.
Berbagai merek cokelat terkemuka seperti Silver Queen dan Cadbury, dengan daya tarik emosional mereka, dapat memanfaatkan momentum ini untuk menghadirkan kampanye khusus yang menarik hati konsumen pada momen istimewa ini.
Sebuah survei online yang dilakukan melalui aplikasi JakPat telah membuka tirai terhadap tren konsumen mengenai merek cokelat yang paling digemari. Dengan mengumpulkan 1.965 responden di Indonesia, survei ini memberikan kebebasan kepada responden untuk memilih lebih dari satu jawaban.
Data hasil survei ini tidak hanya mencerminkan selera rakyat Indonesia, tetapi juga memberikan wawasan mengenai bagaimana merek-merek tersebut memposisikan diri di pasar.
Dari hasil survei ini, Silver Queen mendoninasi dan menempati posisi puncak dengan persentase yang sangat tinggi, yaitu 86,6%.
Keberhasilan merek ini tidak hanya berkaitan dengan rasa cokelatnya yang lezat, tetapi juga dengan strategi pemasaran yang efektif. Kemasan yang elegan dan kampanye iklan yang terarah tampaknya berhasil menyentuh hati konsumen, membawa merek ini sebagai pilihan utama.
Cadbury menempati posisi kedua dalam hati konsumen Indonesia dengan perolehan hasil sebanyak 66,2%. Merek ini telah membangun kepercayaan jangka panjang dengan kualitas yang konsisten.
Dalam dunia cokelat, Cadbury seringkali tidak hanya dianggap sebagai merek, tetapi juga sebagai pengalaman yang melekat pada momen-momen bahagia.
Delfi dan Toblerone muncul sebagai peserta kuat, masing-masing dengan 35,5% dan 31,2%. Delfi, sebagai merek lokal, mencapai popularitas yang signifikan, menunjukkan bahwa konsumen Indonesia juga menghargai produk dalam negeri.
Di sisi lain, Toblerone mempertahankan daya tariknya sebagai pilihan eksklusif dengan bentuk segitiga khasnya, menunjukkan bahwa keteguhan merek dapat menjadi faktor penting.
Milo dan Ferrero masing-masing memperoleh 31% dan 24,3% dukungan dari responden. Meskipun bukan pemimpin, kedua merek ini masih memiliki basis penggemar yang kuat.
Milo, dengan keterkaitannya dengan minuman yang disukai di Indonesia, menciptakan sinergi antarproduk yang menarik. Di sisi lain, Ferrero, meskipun menduduki posisi lebih rendah, tetap menarik perhatian konsumen dengan sentuhan premium dan inovasi produk.
Van Houten, dengan 16,4%, mungkin belum mencapai puncak popularitasnya di Indonesia. Namun, potensi pertumbuhan masih ada, terutama jika merek ini dapat beradaptasi dengan preferensi lokal dan mengeksploitasi tren inovasi dalam industri cokelat.
Survei ini bukan hanya sekadar gambaran tentang merek cokelat yang paling digemari di Indonesia, tetapi juga cerminan dinamika pasar yang terus berubah. Merek-merek tersebut harus tetap inovatif, responsif terhadap keinginan konsumen, dan memanfaatkan momen-momen spesial seperti Hari Valentine untuk memperkuat ikatan emosional dengan pelanggan mereka.
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Iip M Aditiya