Emisi karbon acap kali menjadi permasalahan global. Permasalahan ini juga menjadi topik pembahasan utama dalam perjanjian paris. Tak hanya itu, permasalahan emisi karbon ini juga mendorong setiap negara untuk merlis Nationally Determined Contribution (NDC) yang menjadi road map penanganan dan rencana setiap negara untuk mengatasi permasalahan emisi karbon yang kian menjadi.
Permasalahan emisi karbon menjadi sulit untuk ditangani akibat tingginya emisi karbon mayoritas dihasilkan dari produksi energi kotor yang berfungsi memfasilitasi aliran listrik setiap negaranya.
Berkaitan dengan hal itu, BP merilis data perihal emisi karbon skala global dengan rentang waktu sejak 1965 hingga 2021. Dari seluruh negara Asia Pasifik, China menjadi negara dengan produksi emisi dari produksi energi tertinggi dengan rata-emisi karbon yang dihasilkan sejak 1965 hingga 2021 di angka 4.001 juta ton emisi karbon.
Posisi kedua dan ketiga di Asia Pasifik perihal produksi emisi karbon akibat produksi energi diduduki oleh Jepang dan India dengan rata-rata produksi emisi karbon masing masing di angka 1.046 dan 925 juta ton emisi sejak tahun 1965.
Sedikit mengagetkan, Wilayah Asia Pasifik menjadi wilayah dengan rata-rata total produksi emisi karbon tertinggi di seluruh dunia di angka 7745 juta ton sejak 1965. Wilayah Amerika Utara dan Eropa menduduki urutan dua dan tiga dengan rata-rata produksi emisi karbon oleh produksi energi di angka 5692 dan 4624 juta ton sejak 1965.
Tentu saja permasalahan emisi karbon juga menjadi momok bagi Indonesia. BP mencatat, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam produksi emisi karbon karena produksi energi. Sejak 1965 produksi emisi karbon dari produksi energi di Indonesia mengalami peningkatan hingga tahun 1997.
Emisi karbon dari produksi energi Indonesia empat turun, namun kembali terus naik hingga 2012. Pada 2013 emisi karbon sempat mengalami penurunan dan kembali naik perlahan. Pada tahun 2015 produksi emisi karbon sempat setara dengan emisi karbon pada 2013. Sayangnya hal tersebut tak bertahan lama, dan emisi karbon dari produksi energi Indonesia terus naik hingga 2021.
Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya