Menguliti Tantangan Transisi Energi dari Kacamata Investor dan Perusahaan

Kira-kira bagaimana para investor serta eksekutif perusahaan yang bergerak di bidang energi mengendus tantangan untuk realisasi wacana transisi energi?

Menguliti Tantangan Transisi Energi dari Kacamata Investor dan Perusahaan Ilustrasi Transisi Energi | Unsplash/publicpowerorg

Proses transisi energi yang kini sedang digencarkan berbagai negara, ternyata tak mudah direalisasikan. Salah satu hal permasalahan yang harus ditemukan jawabannya secepatnya adalah bagaimana setiap negara bisa beralih ke energi bersih untuk segala kebutuhan listrik negaranya. Bahkan, negara juga harus memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk merealisasikan wacana serta komitmennya terkait transisi energi. 

Namun, kira-kira bagaimana para investor serta eksekutif perusahaan yang bergerak di bidang tersebut mengendus tantangan untuk realisasi wacana transisi energi ini? 

Perusahaan firma hukum hasil merger Bond Dickinson LLP dari Inggris dan Womble Carlyle Sandridge & Rice LLP asal Negeri Paman Sam, yakni Womble Bond Dickinson pernah melakukan survei terkait tantangan apa yang dirasakan para investor dan eksekutif perusahaan dalam bidang terkait dalam masa menyongsong transisi energi di seluruh dunia.

Survei yang dilakukan di tahun lalu dan dirilis pada September 2022 lalu itu, memiliki 137 responden dari seluruh belahan dunia yang tentunya berkedudukan sebagai investor dan eksekutif perusahaan. Survei tersebut juga mengizinkan para responden untuk memilih lebih dari satu jawaban dari sekian banyak opsi yang tersedia.

Jenis Tantangan Transisi Energi Menurut Investor dan Eksekutif Perusahaan | Goodstats
Jenis Tantangan Transisi Energi Menurut Investor dan Eksekutif Perusahaan | Goodstats

Hasil survei Womble Bond Dickinson menunjukkan bahwa tantangan yang paling dirasa besar dalam aspek transisi energi menurut para investor adalah beban keuangan dan aset-aset terlantar dengan persentase jawaban 68 persen. Sementara tantangan paling besar dalam transisi energi menurut para eksekutif perusahaan adalah ketegangan geopolitik dengan persentase 52 persen. 

Di urutan kedua, investor menganggap kondisi politik yang buruk menjadi tantangan terbesar kedua setelah beban keuangan. Tercatat sebanyak 52 persen menjawab opsi pilihan tersebut. Sementara, eksekutif perusahaan menganggap bahwa persyaratan infrastruktur menjadi tantangan terbesar kedua dengan persentase pilihan di angka 50 persen. 

Selanjutnya, permasalahan rantai pasokan atau supply chain menjadi tantangan terbesar ketiga menurut investor. Sementara itu, sebanyak para eksekutif perusahaan 49 persen eksekutif perusahaan menganggap kondisi politik yang buruk menjadi tantangan terbesar ketiga dalam transisi energi. 

Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Negara Mana yang “Ideal” Bagi Para Pekerja?

Seperti apakah bare minimum negara ideal untuk para pekerja?

Negara yang Berganti Nama, Alasannya karena Mirip Nama Burung?

Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut, seperti perayaan merdeka dari kolonialisme hingga koersi yang dilakukan pemimpin diktator.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X