Dewasa ini, Indonesia telah bergeser menjadi negara yang semakin terdigitalisasi. Segala jenis informasi dan hiburan telah menjadi suguhan yang bisa dinikmati di gawai hingga perangkat komputer. Namun, rupanya sebaran masyarakat yang memiliki telepon genggam dan kemampuan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) belum tersebar dengan merata.
Pengukuran dengan Kepemilikan dan Kemampuan Pengoperasian Telepon Genggam
Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), di tahun 2021 masih ada 1 provinsi dengan kepemilikan atau penguasaan pengoperasian telepon genggam oleh masyarakatnya masih di bawah 50 persen. Provinsi tersebut adalah Provinsi Papua. Berdasarkan data BPS, hanya ada sekitar 38,94 persen masyarakat Provinsi Papua yang memiliki atau menguasai pengoperasian telepon genggam, dan angka tersebut sangatlah memprihatinkan.
Cukup mengagetkan, Kepulauan Riau menjadi provinsi dengan persentase penduduk dengan kepemilikan dan penguasaan pengoperasian telepon genggam paling tinggi di tahun 2021. Tercatat sebanyak 81,83 persen masyarakatnya sudah memiliki atau menguasai pengoperasian telepon genggam pada 2021.
Sementara itu provinsi yang menduduki posisi nomor dua dan tiga perihal proporsi penduduk yang memiliki atau menguasai ponsel genggam adalah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Dua provinsi tersebut menduduki posisi dua dan tiga dengan persentase masyarakat yang memiliki atau menguasai pengoperasian telepon genggam masing-masing di angka 81,1 dan 76,02 persen pada 2021.
DKI Jakarta justru tak ada di dalam jajaran sepuluh besar provinsi dengan penduduk yang menguasai atau memiliki telepon genggam. Kondisi tersebut layak dipertanyakan, lantaran identiknya DKI Jakarta dengan segala kemajuannya justru tidak bisa menghadirkan kepemilikan dan kemampuan penguasaan telepon genggam di tengah masyarakatnya.
Mengukur Gaptek Melalui Keterampilan TIK
Tentu saja penguasaan dan kepemilikan telepon genggam tidak cukup menjadi tolok ukur gagap teknologi atau gaptek. Keterampilan TIK atau sederhananya pengoperasian komputer juga wajib jadi pengukur.
Menurut data dari BPS, Kali ini DKI Jakarta menjadi provinsi dengan persentase tertinggi perihal masyarakat yang punya keterampilan TIK. Pengukuran ini menunjukkan bahwa sebanyak 91,79 persen masyarakat usia 15 sampai 59 tahun di Jakarta terampil menggunakan komputer.
Kepulauan Riau dan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi provinsi yang menduduki urutan dua dan tiga perihal persentase penguasaan TIK oleh masyarakatnya. Kedua provinsi tersebut memiliki persentase masyarakat yang menguasai TIK masing-masing di angka 89,06 dan 84,72 persen pada 2021.
Kali ini, Provinsi Papua juga menjadi provinsi dengan peringkat paling akhir perihal persentase penguasaan masyarakatnya terhadap TIK. Tercatat, hanya 30,58 persen masyarakat Papua yang menguasai TIK.
Papua Jadi Provinsi Paling Gaptek, Bukti Banyak Ketimpangan
Berdasarkan semua data di atas, disimpulkan bahwa Provinsi Papua menjadi provinsi dengan persentase masyarakat gagap teknologi tertinggi. Karena jika hanya sebanyak 38,94 persen penduduk papua yang memiliki telepon genggam, artinya juga ada 61,06 persen masyarakat yang tidak memiliki atau tidak menguasai pengoperasian telepon genggam.
Jika dilihat dengan angka sesungguhnya, Pemerintah Provinsi Papua menyebutkan bahwa penduduk Papua di tahun 2020 ada di angka 4,3 juta dan artinya baru ada sekitar sekitar 1.674.419 juta orang di papua yang memiliki dan menguasai pengoperasian telepon genggam. Artinya ada sebanyak 2.625.580 masyarakat Papua yang belum memiliki atau memiliki penguasaan telepon genggam.
Sementara itu, pengukuran penguasaan masyarakat akan TIK di Papua juga menjadi yang terendah. Jika tercatat baru ada 30,58 persen masyarakat papua yang menguasai TIK, artinya hanya ada sekitar 1.314.939 juta orang yang menguasai TIK di Papua. Sisanya, yaitu sebanyak 2.985.060 juta orang, masih tak cakap dalam penguasaan TIK.
Ironisnya, digitalisasi sedang menjadi diksi yang sering keluar dari ucapan para pemangku kebijakan. Suntik mati siaran digital yang baru saja terealisasi, kian menjadi jejak yang dianggap berhasil dalam peta jalan digitalisasi Indonesia.
Namun, penguasaan pengoperasian telpon genggam dan komputer juga harus menjadi perhatian jika Indonesia memang ingin menjadi negara yang "digital" secara utuh. Peningkatan kemampuan berteknologi di seluruh Indonesia juga perlu disosialisasikan dan dibantu berjalan.
Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya