Umumnya, para pekerja di Indonesia menerima gaji setiap awal maupun akhir bulan. Terdapat berbagai jenis kebutuhan yang harus dibayarkan menggunakan pemasukan dari gaji. Di samping itu, tidak sedikit pula yang menyisihkan gaji untuk membeli barang-barang yang diinginkan.
Momen gajian biasanya juga dimanfaatkan oleh eCommerce maupun lini bisnis lainnya untuk kegiatan promosi dan pemasaran seperti mengadakan potongan harga saat payday dan berbagai rangkaian kegiatan pemasaran lainnya.
Hasil survei yang dilakukan oleh Jakpat menunjukkan bahwa orang-orang cenderung melakukan aktivitas terkait finansial saat menerima gaji dari tempat kerja. Aktivitas terkait finansial tersebut biasanya dapat dilakukan melalui atau dengan bantuan platform eCommerce maupun layanan daring lainnya.
Mayoritas berbelanja kebutuhan sehari-hari
Berbelanja barang kebutuhan sehari-hari menjadi kegiatan yang paling umum dilakukan oleh responden setelah menerima gaji bulanan. Adapun sebesar 67 persen responden melakukan aktivitas ini tidak lama setelah periode gajian.
Berikutnya, menabung menduduki posisi ke-2 aktivitas keuangan yang biasanya dilakukan oleh responden saat gajian. Sebesar 59 persen responden mengungkapkan bahwa mereka segera menyisihkan sebagian dana untuk tabungan saat baru gajian.
Membayar tagihan listrik meraih posisi ke-3 dengan persentase sebesar 53 persen. Dalam hasil survei diungkapkan bahwa tagihan listrik dan internet adalah dua jenis tagihan yang paling umum dibayar setelah menerima gaji.
Sebesar 46 persen responden kemudian mengaku menyisihkan bagian dari gaji mereka untuk bersedekah. Selain itu, beberapa aktivitas keuangan lainnya yang dilakukan saat gajian di antaranya memeriksa keranjang belanja di eCommerce, memesan makanan secara online, membayar tagihan paylater, tagihan air, angsuran pinjaman, dan sebagainya.
Sementara itu, membayar tagihan kartu kredit, kredit kepemilikan rumah (KPR), dan premi asuransi menjadi pengeluaran yang paling jarang dilakukan oleh responden tepat setelah menerima gaji dari tempat kerja.
Di sisi lain, sebagian responden berusia 35 hingga 44 tahun menyisihkan gaji mereka untuk membayar biaya pendidikan anak. Sementara itu, kegiatan berinvestasi lebih sering dilakukan oleh responden laki-laki dengan persentase sebesar 30 persen dibandingkan dengan perempuan.
Investasi juga belakangan ini lebih sering dilakukan oleh responden dari kalangan generasi Z dan milenial dibandingkan dengan generasi X.
Dari seluruh aktivitas keuangan yang dipaparkan oleh responden saat gajian, beberapa di antaranya yang berhubungan dengan platform online ialah memeriksa keranjang belanja di eCommerce dengan persentase sebesar 29 persen, diikuti memesan makanan secara online dengan persentase sebesar 28 persen, serta mencari penjualan dan promosi online sebesar 14 persen.
Hanya sebagian yang menyadari payday sale
Lebih lanjut, temuan dari hasil survei Jakpat menunjukkan bahwa hanya sebesar 46 persen responden yang menyadari adanya payday sale di platform eCommerce maupun layanan online lainnya saat periode gajian.
Payday sale diketahui oleh 50 persen responden perempuan, 53 persen responden dari status sosioekonomi yang lebih tinggi, dan lebih populer di antara kalangan generasi Z dibandingkan dengan generasi milenial dan X.
Responden yang menyadari adanya payday sale juga cenderung lebih sering melakukan kegiatan pembelian secara online seperti memeriksa keranjang belanja dan melakukan pembayaran di eCommerce, memesan makanan secara online, dan mencari berbagai promosi online dibandingkan dengan kalangan responden lainnya.
Survei Jakpat bertajuk “Spending on Payday” dilaksanakan sebanyak dua kali, yakni pada periode 27 hingga 28 Februari dan periode 4 hingga 5 Maret 2022.
Survei ini diikuti oleh 1.348 responden dari seluruh Indonesia. Adapun mayoritas responden, yakni sebesar 49 persen berprofesi sebagai karyawan, diikuti ibu rumah tangga sebesar 12 persen serta pelajar sebesar 11 persen. Selain itu pengusaha, pegawai negeri sipil (PNS), pengendara ojek online, dan berbagai profesi lainnya turut ikut serta.
Di samping itu, mayoritas responden memiliki status ekonomi menengah dengan persentase sebesar 53 persen serta berasal dari Jakarta dan sekitarnya dengan persentase sebesar 43 persen. Jumlah responden laki-laki dan perempuan hampir imbang dengan persentase sebesar 49 persen untuk perempuan dan 51 persen untuk laki-laki.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Editor