Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam hingga mineral. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 2021 Indonesia memiliki 1 persen cadangan seng dari total cadangan seng di seluruh dunia. Pada tahun 2020, Indonesia tercatat memiliki 2,3 juta cadangan seng.
Sementara itu, menurut data United States Geological Survey (USGS), Australia menjadi negara dengan cadangan seng tertinggi di dunia. Australia tercatat memiliki cadangan sebesar 69 juta ton atas logam yang memiliki lambang unsur Zn itu. Disusul oleh Cina dan Rusia yang masing masing memiliki sebanyak 44 dan 22 juta ton cadangan seng di tahun 2021.
Sementara itu, Swedia menduduki posisi ke-10 dengan total cadangan seng di angka 3,7 juta pada tahun 2021. Dengan jumlah cadangan seng Swedia tersebut, bisa dibilang cadangan seng Indonesia tidaklah terpaut jauh.
Perihal produksi, Cina menjadi negara yang paling tinggi memproduksi seng di tahun 2021. Negara tirai bambu tersebut berhasil memproduksi seng hingga 4,2 juta ton seng dan disusul oleh Peru dan Australia yang masing-masing berhasil memproduksi seng di angka 1,6 dan 1,3 juta ton di tahun yang sama.
Ragam fungsi seng
Di tahun 2020, Natural Resources of Canada merilis data terkait aneka ragam pemanfaatan fungsi seng. Berdasarkan data tersebut, tercatat 60 persen penggunaan logam berlambang Zn ini digunakan sebagai pelapis Besi dan Baja. Sementara itu Sebanyak 13 dan 11 persen dari seluruh penggunaan seng, digunakan untuk die-casting dan produksi kuningan dan besi cor.
Selanjutnya, 9 persen dari penggunaan seng digunakan untuk produksi oksida dan bahan kimia. Masing-masing lima persen dan dua persennya digunakan untuk produk semi manufaktur dan kegunaan lain.
Sengkarut tambang seng Kabupaten Dairi
Berdasarkan angka-angka di atas, Indonesia adalah negara yang sangat menjanjikan untuk produksi dan eksplorasi persediaan seng. Bahkan menurut ESDM, menjadi negara dengan satu persen cadangan seng dunia berarti masih berperan dalam penyediaan bahan baku seng dunia.
Sayangya, beberapa waktu lalu masyarakat Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara merasa dirugikan akibat adanya pekerjaan konstruksi dari tambang seng. Dalam laporan yang baru saja dimuat oleh The Guardian, masyarakat Kabupaten Dairi merasa dirugikan oleh perusahaan Dairi Prima Mineral (DPM) yang menurutnya merusak rumah dan mata pencaharian mereka akibat berdirinya tambang di daerah rawan bencana. Efeknya, areal Kabupaten Dairi menjadi korbannya.
Penduduk Kabupaten Dairi merasa perusahaan tambang seng yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Nonferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction dari Cina tersebut merusak sungai dengan limbah tambang. Penduduk mengklaim bahwa limbah tambang tersebut telah membunuh ribuan ikan di sungai terdekat dan beberapa pembangunannya menjadi penyebab atas banjir bandang yang terjadi di tahun 2018. Banjir tersebut menewaskan enam orang dan menghancurkan ratusan hektar lahan pertanian.
Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya