Bahasa daerah merupakan salah satu unsur penting dalam identitas budaya bangsa Indonesia. Tidak hanya sebagai alat komunikasi, bahasa daerah juga menjadi sarana pewarisan nilai, tradisi, dan cara pandang yang khas dari suatu komunitas.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa penggunaan bahasa daerah di rumah maupun dalam pergaulan masih relatif tinggi di beberapa provinsi di Pulau Jawa.
Terdapat 96,64% penduduk Jawa Tengah berusia 10 tahun ke atas yang menggunakan bahasa daerah. Proporsinya di Jawa Timur juga tinggi, mencapai 94,83%. Di provinsi lain di Jawa, proporsinya berkisar antara 5-72%.
Angka tersebut menunjukkan bahwa di wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta, bahasa daerah masih menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Namun, jika melihat perbandingannya dengan data tahun 2021, terdapat tren penurunan di sebagian wilayah. DKI Jakarta, misalnya, turun dari 6,72% menjadi 5,89%. DI Yogyakarta juga mengalami penurunan dari 91,81% menjadi 90,53%, begitu pula Jawa Timur dari 95,66% menjadi 94,83%, dan Banten dari 54,01% menjadi 50,41%.
Meskipun penurunannya tidak terlalu drastis, tren ini tetap patut dicermati. Beberapa provinsi memang mencatatkan sedikit peningkatan, seperti Jawa Barat dari 72,50% menjadi 72,88% dan Jawa Tengah dari 96,43% menjadi 96,64%, tetapi kecenderungan umum di wilayah perkotaan menunjukkan penurunan penggunaan bahasa daerah.
Faktor penyebab penurunan ini beragam. Urbanisasi dan mobilitas penduduk membuat interaksi sehari-hari lebih sering menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghubung. Pengaruh media massa dan teknologi memperkuat tren ini, mengingat sebagian besar konten digital menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing.
Selain itu, persepsi praktis dari sebagian orang tua yang menilai bahasa Indonesia lebih bermanfaat untuk pendidikan dan pekerjaan membuat bahasa daerah jarang digunakan di rumah. Generasi muda di kota besar cenderung mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa gaul, yang secara perlahan mengikis penggunaan bahasa daerah murni.
Menariknya, data BPS juga menunjukkan gambaran lain tentang keterhubungan masyarakat dengan seni dan budaya. Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menonton pertunjukan atau pameran seni dalam tiga bulan terakhir cukup tinggi.
Di Jawa Tengah, angkanya mencapai 79,01%, sedangkan di Jawa Timur sebesar 78,59%. DI Yogyakarta mencatatkan proporsi mencapai 78,11%. Provinsi lain juga memperoleh proporsi di atas 70%.
Angka di atas menunjukkan bahwa meskipun penggunaan bahasa daerah menurun di sebagian wilayah, minat terhadap seni dan budaya secara umum tetap tinggi. Hal ini membuka peluang bahwa seni pertunjukan, pameran, dan kegiatan budaya dapat menjadi media efektif untuk memperkuat kembali penggunaan bahasa daerah, terutama jika kontennya disajikan dengan nuansa lokal.
Bahasa daerah memiliki peran penting dalam menghidupkan identitas lokal, termasuk dalam seni pertunjukan yang menjadi daya tarik masyarakat. Di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Surakarta, misalnya, bahasa Jawa kerap digunakan dalam wayang, ketoprak, gamelan, dan tembang macapat. Penggunaan bahasa daerah dalam seni membuat pesan pertunjukan lebih mengena secara emosional sekaligus memberikan pengalaman budaya yang utuh.
Tingginya minat masyarakat terhadap seni, terlihat dari data BPS bahwa lebih dari 70% penduduk di berbagai provinsi menonton pertunjukan atau pameran seni, menunjukkan potensi besar untuk menjadikannya sarana pelestarian bahasa daerah. Menghadirkan pementasan dan festival dengan bahasa lokal bukan hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memperkuat daya tarik wisata dan mempertemukan generasi muda dengan akar identitas mereka.
Data ini menjadi pengingat bahwa meskipun minat masyarakat terhadap seni cukup tinggi, tren penurunan penggunaan bahasa daerah di beberapa wilayah tidak boleh diabaikan. Bahasa daerah adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan, tanpa upaya sadar dari seluruh pihak, jembatan ini bisa runtuh perlahan. Memadukan bahasa daerah dengan kegiatan seni yang sudah digemari masyarakat bisa menjadi langkah konkret untuk memastikan identitas budaya tetap melekat di tengah arus modernisasi.
Baca Juga: Provinsi Paling Banyak Pengguna Bahasa Daerah
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjUyNiMy/persentase-penduduk-berumur-10-tahun-ke-atas-yang-menggunakan-bahasa-daerah--baik-di-rumah-maupun-dalam-pergaulan--persen-.html
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjUyMyMy/persentase-penduduk-berumur-10-tahun-ke-atas-yang-menonton-pertunjukan-pameran-seni-dalam-tiga-bulan-terakhir--persen-.html
Penulis: Kalya Azalia
Editor: Editor