Food waste adalah istilah yang merujuk pada makanan yang tidak dikonsumsi, baik karena alasan tertentu atau karena sudah tidak layak lagi untuk di makan, dan pada akhirnya dibuang.
Masalah food waste menjadi perhatian utama lantaran memiliki dampak signifikan, terutama pada lingkungan. Makanan yang terbuang tidak hanya berakhir sebagai sampah, tetapi juga menambah beban lingkungan serius yang harus ditangani.
Makanan yang terbuang biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah, berkontribusi pada pembentukan gas berbahaya bagi lapisan ozon. Tidak hanya itu, sumber daya alam berupa air, energi, dan lahan pertanian yang digunakan untuk memproduksi makanan tersebut juga pada akhirnya tidak dimanfaatkan dan terbuang sia-sia.
Pentingnya Mempelajari Isu Food Waste
Menurut survei GoodStats mengenai Perilaku Pengelolaan Sampah Masyarakat Indonesia di 2024 yang dilakukan pada 7-16 November 2024 dengan 1.000 responden secara online, permasalahan food waste menjadi penting untuk dibahas, mengingat dampaknya yang semakin luas terasa.
Survei menunjukkan bahwa 82,1% responden menganggap bahwa masalah food waste menjadi sebuah isu yang perlu didiskusikan lebih mendalam, artinya semakin banyak orang yang peduli dan siap untuk bertindak.
Namun, meski kesadaran mulai meningkat, masih ada sebagian masyarakat yang menganggap isu ini dinilai biasa saja sebesar 15,3% atau bahkan tidak penting sama sekali untuk dibahas (2,6%).
Walau mendapatkan perhatian yang lebih besar, masih ada beberapa orang yang belum sepenuhnya dapat memahami dampak besar dari pemborosan makanan terhadap pada lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa masih dibutuhkan edukasi lebih lanjut agar masyarakat benar-benar memahami konsekuensi jangka panjang dari food waste.
Sikap Responden terhadap Permasalahan Food Waste
Perubahan positif mulai terlihat dari sikap masyarakat terhadap food waste. Banyak yang kini menunjukkan komitmen untuk mengurangi pemborosan makanan melalui berbagai cara.
Hasil survei GoodStats mencatat, 39,2% responden menunjukkan inisiatif untuk mengelola sampah makanan sesuai dengan kemampuan mereka, baik dengan mengurangi pemborosan atau dapat menyusun ulang cara penyimpanan pada makanan.
Selain itu, 17% responden berfokus pada usaha untuk dapat mengedukasi orang lain agar lebih bijak dalam mengelola makanan dan mengurangi pemborosan.
Langkah preventif juga banyak dipilih, dengan 11% responden memilih untuk menyusun daftar belanja dan merencanakan menu masakan dengan lebih teliti. Ini bertujuan untuk menghindari pembelian bahan makanan yang berlebihan yang sering kali berakhir terbuang sia-sia.
Selanjutnya, pada 7,7% responden mulai mempelajari teknik pengelolaan sampah organik, seperti pembuatan kompos, untuk mengurangi dampak limbah makanan yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Masyarakat mulai menunjukkan komitmen dalam mengurangi food waste secara bertahap. Meskipun masih ada tantangan dalam meningkatkan kesadaran di beberapa kalangan, langkah-langkah positif yang diambil ini menjadi fondasi untuk perubahan yang lebih besar di masa depan.
Peningkatan kesadaran yang lebih luas mengenai pentingnya pengelolaan sampah makanan dapat membantu menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan. Jika setiap individu melakukan langkah kecil untuk mengurangi food waste, maka dampaknya akan terasa besar dalam jangka panjang.
Baca Juga: Indonesia Jadi Penghasil Sampah Makanan Terbesar di ASEAN
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor