Keanekaragaman hayati atau yang biasa disebut biodiversity dalam beberapa literatur, merupakan kekayaan alam yang memang seharusnya bisa dijaga oleh umat manusia. Cukup disayangkan seiring semakin tuanya usia bumi, semakin banyak juga keanekaragaman hayati berkurang, punah hingga terancam punah.
IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) atau badan internasional konservasi, merilis data terkait sebanyak apa organisme yang telah berhasil di eksplorasi oleh umat manusia sepanjang peradaban bumi serta sebanyak apa kelompok yang ada dalam seluruh spesies tersebut.
Berdasarkan data dari IUCN, sejauh ini serangga menjadi organisme yang paling banyak ditemukan di muka bumi dengan total 1.053.578 kelompok. Selain itu, umat manusia juga telah berhasil menemukan sebanyak 369.000 tumbuhan serta 157.000 invertebrata atau hewan tanpa tulang belakang hingga tahun 2022.
Organisme lumut yang selama ini terlihat sepele juga rupanya menjadi yang cukup banyak ditemukan berdasarkan kelompoknya. Organisme Lumut Lichens yang umumnya berada di batang pohon hingga ranting pohon diketahui terdiferensiasi menjadi 17.000 kelompok. Sementara itu, Lumut Mosses yang pada umumnya terlihat mirip dengan pohon kecil terdiferensiasi menjadi 21.925 kelompok.
Menilik ancaman kepunahan
Tentu dengan umur bumi yang sudah tua dan berbagai kelompok organisme beberapa jenis organisme bisa terancam punah. Kemudian, IUCN juga merilis sebuah data perbandingan untuk menggambarkan akan separah apa kepunahan biodiversitas jika dilihat berdasarkan organismenya.
Invertebrata atau organisme tanpa tulang belakang menjadi organisme yang paling banyak ditemukan di dunia. Namun, justru Vertebrata atau organisme yang memiliki tulang belakang yang malah menjadi organisme yang paling rawan untuk punah. Tercatat, diperkirakan ada sebanyak 74.420 vertebrata di seluruh dunia, namun sebanyak 10.739 dari jumlah tersebut terancam untuk punah, alias ada 14,4 persen dari seluruh vertebrata di dunia.
Di bawah Vertebrata, ada organisme tumbuhan yang juga jika dilihat berdasarkan data memiliki potensi kepunahan yang cukup berbahaya. IUCN memperkirakan jumlah organisme tumbuhan di seluruh dunia ada di angka 424.335 dan ada 24.914 dari jumlah tersebut yang terancam punah. Artinya ada sekitar 5,87 persen organisme tumbuhan yang terancam punah.
Melihat alasan di balik terancamnya keanekaragaman hayati
Berdasarkan data yang sudah dibulatkan ke ribuan terdekat dari keybiodiversityareas.org, pemanfaatan sumber daya hayati menjadi alasan yang paling banyak mengancam keanekaragaman hayati. Tercatat ada sekitar 2000 area keanekaragaman hayati yang terancam akibat hal tersebut justru dimanfaatkan.
Selain itu, proses pertanian dan aquaculture menjadi alasan terbesar nomor dua mengapa keanekaragaman hayati bisa terganggu atau rusak. Tercatat ada kurang lebih 1900 area dengan keanekaragaman hayati yang terganggu atau rusak akibat permasalahan ini.
Terakhir, gangguan manusia dan tangan jahilnya juga tercatat menjadi alasan nomor tiga yang paling mengganggu atau merusak keanekaragaman hayati. Tercatat, gangguan manusia berhasil mengancam sebanyak 1600 area dengan keanekaragaman hayati di seluruh dunia.
Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya