Tembus Pasar Global, Simak Performa Ekspor Non-Migas Indonesia dari Berbagai Daerah

Peningkatan ekspor non-migas menjadi strategi penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap sektor migas.

Tembus Pasar Global, Simak Performa Ekspor Non-Migas Indonesia dari Berbagai Daerah Ilustrasi Kegiatan Ekspor | Kementerian Keuangan
Ukuran Fon:

Ekspor merupakan salah satu pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui kegiatan ekspor, Indonesia mampu memperoleh devisa, memperluas pasar produk dalam negeri, serta meningkatkan daya saing sektor industri.

Dalam konteks ini, ekspor non-migas (non-minyak dan gas) memegang peran yang sangat vital. Berbeda dengan ekspor migas yang cenderung fluktuatif karena bergantung pada harga komoditas global, ekspor non-migas memberikan kontribusi yang lebih stabil dan beragam terhadap perekonomian.

Ekspor non-migas Indonesia mencakup berbagai komoditas dan produk manufaktur, mulai dari hasil pertanian, perikanan, hingga produk industri seperti tekstil, elektronik, dan kendaraan bermotor.

Negara Tujuan Ekspor Non-Migas

Produk-produk non-migas tidak hanya dipasarkan di kawasan Asia, tetapi juga menembus pasar global seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Diversifikasi tujuan ekspor ini menunjukkan bahwa produk non-migas Indonesia memiliki daya saing dan kualitas yang diakui di pasar internasional.

Negara-negara di Asia menjadi tujuan utama ekspor non-migas Indonesia | GoodStats

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Februari 2025 menunjukkan bahwa ekspor non-migas Indonesia tersebar ke berbagai kawasan di dunia, dengan nilai yang cukup signifikan.

Kawasan Asia, khususnya ASEAN dan Tiongkok, menjadi tujuan utama ekspor non-migas Indonesia. ASEAN menempati posisi pertama dengan nilai ekspor mencapai US$4.523,1 miliar, diikuti oleh China sebesar US$4.277,2 miliar.

Hal ini menunjukkan kuatnya hubungan dagang regional dan pentingnya pasar Asia bagi produk-produk Indonesia di luar sektor migas.

Selain kawasan Asia, Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ketiga dengan nilai ekspor non-migas sebesar US$2.345,7 miliar. Disusul oleh Uni Eropa (US$1.491,2 miliar) dan Jepang (US$1.209,2 miliar). Data ini menegaskan bahwa Indonesia juga memiliki pasar yang kuat di negara-negara maju.

Keberhasilan menembus pasar global seperti Amerika dan Eropa menunjukkan daya saing produk dalam negeri yang mampu memenuhi standar internasional.

Sementara itu, negara-negara dan kawasan lainnya seperti Afrika, Australia, Kanada, Rusia, hingga Asia dan Amerika lainnya juga mencatat kontribusi meskipun nilainya lebih kecil.

Kawasan “Asia lainnya” bahkan mencatat angka yang cukup besar, yakni US$4.661,4 miliar, melampaui ASEAN dan Tiongkok, yang menandakan potensi ekspor yang belum sepenuhnya tergali namun menjanjikan.

Provinsi Asal Ekspor Non-Migas

Kondisi ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk terus memperluas pasar ekspor dan meningkatkan nilai tambah produk, khususnya dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui sektor non-migas.

Jawa Barat mendominasi ekspor non-migas Indonesia | GoodStats

Data BPS untuk Februari 2025 juga memperlihatkan bahwa kontribusi ekspor non-migas Indonesia berasal dari berbagai provinsi, dengan dominasi signifikan dari wilayah Jawa.

Jawa Barat menjadi provinsi penyumbang ekspor non-migas terbesar dengan nilai mencapai US$3.184,6 miliar. Angka ini jauh melampaui provinsi lain dan menegaskan peran penting Jawa Barat sebagai pusat industri manufaktur, terutama dalam bidang elektronik, tekstil, dan otomotif yang banyak diekspor ke pasar internasional.

Jawa Timur menyusul di posisi kedua dengan nilai ekspor sebesar US$1.987,5 miliar. Provinsi ini dikenal sebagai pusat produksi barang konsumsi dan industri pengolahan yang kuat, serta memiliki pelabuhan strategis seperti Tanjung Perak yang mendukung aktivitas ekspor.

Riau dan Kalimantan Timur menempati posisi berikutnya, masing-masing dengan nilai ekspor US$1.706,8 miliar dan US$1.605,1 miliar. Keduanya banyak menyumbang komoditas berbasis sumber daya alam seperti minyak kelapa sawit, karet, dan produk olahan lainnya yang diminati pasar global.

Selanjutnya, provinsi-provinsi seperti Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Sulawesi Tengah juga menunjukkan peran yang signifikan dengan nilai ekspor di atas US$1 miliar.

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas ekspor non-migas tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, melainkan tersebar di berbagai wilayah, termasuk wilayah timur Indonesia. Sulawesi Tengah, misalnya, menjadi salah satu pusat ekspor logam dan nikel yang semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

Provinsi lainnya seperti Banten dan Sumatra Utara melengkapi daftar sepuluh besar, masing-masing dengan nilai ekspor non-migas di kisaran US$1 miliar. Keberadaan kawasan industri dan pelabuhan ekspor di wilayah ini memberikan kontribusi penting dalam mendorong kinerja ekspor daerah.

Baca Juga: Indonesia Lebih Banyak Ekspor ke Israel Dibanding Palestina

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Tingkat Pengangguran 2025 Jadi yang Terendah dalam 10 Tahun Terakhir

Pengembangan sumber daya manusia, pelatihan keterampilan, dan peningkatan kualitas pendidikan menjadi bagian penting dalam upaya menekan angka pengangguran.

Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia dan Australia Desak Reformasi Kebijakan Pengungsi

Koalisi masyarakat sipil Indonesia mendesak pemerintah Indonesia dan Australia untuk memperkuat perlindungan hak pengungsi menjelang kunjungan PM Australia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook