Tiap 6 Menit, 11 Orang Indonesia Meninggal Akibat Tuberkolosis

Memperingati Hari Tuberkolosis Sedunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret. Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang kasus tuberkolosis terbanyak di dunia.

Tiap 6 Menit, 11 Orang Indonesia Meninggal Akibat Tuberkolosis Ilustrasi tuberkolosis | Maxx-Studio/Shutterstock

Memperingati Hari Tuberkolosis Sedunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret, setiap tahunnya diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan pengaruh dari penyakit ini dan senantiasa menajaga kesehatan terhindar dari tuberkolosis.

Dalam rangka memperingati Hari Tuberkolosis Sedunia tahun 2022, WHO mengusung tema “Invest to End TB. Save Lives.” Tema tersebut diangkat untuk menyampaikan kebutuhan mendesak dalam menginvestasikan perjuangan dan mengakhiri tuberkolosis.

Hal tersebut mengacu pada penemuan awal penyakit tuberkolosis pada 24 Maret 1882 oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Robert Koch menemukan Mycobacterium Tubercolosis menjadi bakteri patogen yang menularkan penyakit tuberkolosis. Dedikasinya yang memecahkan misteri penyakit tuberkolosis yang ada berjuta-juta tahun lamanya, tepat tahun 1982 menjadi tahun pertama ditetapkan sebagai Hari Tuberkolosis Sedunia.

Penyakit tuberkolosis ini masih menjadi masalah kesehatan dunia yang dapat merusak organ tubuh lainnya seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Sebagaimana disampaikan WHO bahwa 10 juta orang di dunia mengidap tuberkolosis.

Berdasarkan laporan WHO, diperkirakan ada 2.300 penderita tuberkolosis setiap harinya di dunia, terlebih lagi saat maraknya pandemi Covid-19. Sementara Indonesia menjadi negara penyumbang terbesar kasus tuberkolosis di dunia dengan menyumbang 2/3 kasus tuberkolosis di seluruh dunia.

Data kasus tuberkolosis ditemukan dan diobati di Indonesia 2017-2021| GoodStats

Seperti yang disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan kematian akibat tuberkolosis di Indonesia sebanyak 98 ribu per tahun, sehingga diperkirakan setiap 360 detik terdapat 11 orang meninggal karena tuberkolosis.

Melalui laporan Kemenkes RI mengeluarkan data terkait jumlah kasus tuberkolosis di Indonesia dengan patokan perhitungan pada jumlah estimasi kasus yang juga dikeluarkan oleh WHO.  

WHO mengestimasi kasus tuberkolosis di Indonesia tahun 2017 dan 2018 sebesar 842 ribu dengan jumlah kasus ditemukan dan diobati dari data Kemenkes RI sebesar 446.732  kasus dan 570.289 ribu. Sehingga dapat dilihat bahwa sekitar 32 persen kasus belum terjangkau mapun dilaporkan.

Selain itu, estimasi kasus tuberkolosis tahun 2019 yang dikeluarkan WHO sebesar 843 ribu, tetapi kasus yang ditemukan dan diobati mencapai 568.987 kasus. Lalu, pada tahun 2020 dampak dari pandemi Covid-19 menyebabkan pelonjakan estimasi kasus sebesar 845 ribu dengan kasus yang ditemukan diobati hanya 393.323 kasus.

Adapun perbandingan persentase kasus tuberkolosis yang ditemukan tahun 2018 dan 2019 sebesar 30 persen sedangkan tahun 2020 terjadi penurunan sebesar hanya 30 persen. Hal itu disebabkan situasi pandemi Covid-19 yang mempengaruhi pelacakan kasus tuberkolosis. Sementara, tahun 2021 estimasi kasus tuberkolosis Indonesia yang dikeluarkan TB Global Report mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya sebesar 824 ribu dengan kasus yang ditemukan dan diobati 385.295 kasus.

Penulis: Naomi Adisty
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook