Gegap gempita tradisi mudik di Indonesia kembali menggema sejak Pemerintah Republik Indonesia kembali memperbolehkan mudik setelah dua tahun dilarang karena pandemi Covid-19. Hal itu membuat mayoritas masyarakat Indonesia secara gamblang berbondong-bondong merencanakan kegiatan mudiknya di tahun ini.
Tak ayal, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui survei yang dilakukannya pada April lalu memprediksi akan ada sekitar 85,5 juta masyarakat Indonesia yang melakukan mudik Lebaran di tahun ini.
"Bisa dimaklumi karena sudah dua tahun terakhir ini mudik tidak diperbolehkan dan tentu juga banyak masyarakat yang sudah rindu kampung halaman. Ini yang kemudian diprediksi animo untuk melaksanakan perjalanan mudik akan sangat meningkat," kata Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati pada Media Briefing Kesiapan Angkutan Lebaran 2022 (8/4) lalu.
Kini, mudik telah sampai di masa penghujungnya. Lalu, bagaimana laporan pergerakan masyarakat Indonesia, khususnya bagi para pemudik yang menggunakan angkutan umum selama H-7 Lebaran (25/4) hingga H+5 lebaran (8/5)?
Pergerakan penumpang angkutan umum tembus 11 juta dalam dua pekan terakhir
Menurut data yang dihimpun Kemenhub, secara kumulatif pergerakan penumpang angkutan umum pada masa mudik tahun ini (H-7 hingga H+5 lebaran) mencapai 11.299.823 penumpang. Pemantauan pergerakan tersebut dilakukan di 111 terminal bus, 16 pelabuhan penyeberangan, 50 bandar udara, 110 pelabuhan laut, dan 13 Daop/Divre.
Pergerakan penumpang paling banyak terjadi dalam tiga hari terakhir (H+3 hingga H+5 Lebaran) yang mencapai setidaknya minimal 1 juta penumpang. Pada H+1 dan H+2 Lebaran, pergerakan pemudik masing-masing menembus 815.548 dan 924.343 penumpang.
Pada hari H lebaran (2 dan 3 Mei), jumlah pergerakan pemudik angkutan umum masing-masing hanya mencapai 539.680 dan 699.274 penumpang. Sementara itu, selama tujuh hari sebelum Lebaran, jumlah pergerakan pemudik angkutan umum paling tinggi terjadi pada H-2 dan H-3 lebaran, yakni mencapai 955.581 dan 935.202 penumpang.
Pergerakan pemudik pada H-4 lebaran menjadi yang terbanyak selanjutnya dengan angka 846.976 penumpang, diikuti oleh pergerakan pemudik pada H-1 lebaran dengan angka 688.349 penumpang.
Sementara itu, pergerakan penumpang pada H-7 hingga H-5 Lebaran masing-masing mencapai 528.323, 571.432, dan 686.181 penumpang per harinya. Meskipun ini menjadi yang paling sedikit dalam dua pekan terakhir, angka tetaplah terhitung banyak, sebab pada hari biasa jumlah pergerakan penumpang harian hanya mencapai 200-300 ribu penumpang saja.
Penumpang dari angkutan penyeberangan mendominasi
Dari total 11 juta pergerakan penumpang dalam dua pekan terakhir, jumlah pergerakan pemudik paling banyak terjadi pada penumpang angkutan penyeberangan dengan total 3.363.560 penumpang. Pergerakan terpadat terjadi pada Pelabuhan Merak, Bakauheni, Gilimanuk, ketapak, dan Kariangau.
Kemudian, angkutan udara menjadi moda terbanyak kedua dengan pergerakan sebanyak 2.659.212 penumpang. Bandara Soekarno-Hatta menjadi yang tersibuk, diikuti oleh Juanda, Ngurah Rai, Sultan Hasanuddin, dan Kualanamu.
Angkutan jalan (bus) menyusul di posisi ketiga dengan total 2.413.888 penumpang, diikuti dengan angkutan kereta api dengan angka 1.819.654 penumpang. Angkutan laut menjadi yang paling sedikit dengan angka 1.056.787 penumpang.
Pergerakan penumpang jalur darat melalui bus paling padat terjadi di Terminal Kertonegoro (Ngawi), Tirtonadi (Solo), Giwangan (Yogyakarta), Soekarno (Klaten), dan Purboyo (Madiun). Sementara itu, pelabuhan penumpang terpadat adalah Gilimanuk, Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, dan Sabang.
Seluruh data tak lepas dari peran Posko Angkutan Lebaran Terpadu
Seluruh data pergerakan transportasi umum dan kendaraan pribadi pada masa mudik tahun ini dihimpun melalui Posko Angkutan Lebaran Terpadu yang diinisiasi oleh Kemenhub beserta Korps Lalu Lintas Polri, BMKG, KNKT, serta Basarnas.
Tak hanya instansi pemerintahan, posko ini juga diikuti oleh beberapa instansi lain, antara lain PT. Pelni, PT. Angkasa Pura, PT. ASDP Indonesia Ferry, PT. Jasa Marga, PT. Jasa Raharja, PT. Pertamina, PT. Kereta Api Indonesia, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) dan Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI).
Menhub Budi Karya Sumadi menyebut Posko Angkutan Lebaran Terpadu ini memiliki peran yang begitu penting, khususnya dalam pusat koordinasi dan komunikasi penyelenggaraan mudik di tahun ini, khususnya dalam hal penghimpunan data mudik secara keseluruhan.
"Posko ini begitu penting untuk mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan mudik pada tahun ini mengingat animo masyarakat untuk mudik pada tahun ini sangat tinggi," terang Menhub dalam pembukaan posko pada (25/4) lalu di kantor Kemenhub.
"Informasi ini penting untuk disampaikan ke masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih merencanakan perjalanannya dan bisa melakukan mudik lebih awal untuk menghindari kepadaran di hari puncak," lanjutnya.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya