Mayoritas Warga Indonesia Ingin Siapkan Dana Darurat yang Cukup

Tujuan finansial setiap individu sangat personal dan harus disesuaikan dengan kondisi dan keinginan masing-masing.

Mayoritas Warga Indonesia Ingin Siapkan Dana Darurat yang Cukup Ilustrasi Dana Darurat | Envato

Setiap individu memiliki tujuan finansial yang beragam. Tujuan ini mencakup berbagai aspek dalam kehidupan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Tujuan keuangan berfungsi untuk membantu seseorang menentukan arah dan langkah yang tepat dalam mengelola keuangannya. Hal ini penting agar setiap keputusan finansial yang diambil selaras dengan kebutuhan dan aspirasi pribadi.

Setiap orang bisa memiliki tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada situasi hidup, prioritas, serta nilai-nilai yang dipegang.

Seseorang mungkin memfokuskan tujuan keuangannya pada stabilitas dan keamanan, sementara yang lain mungkin lebih berorientasi pada pertumbuhan dan pengembangan aset.

Tujuan keuangan mayoritas orang Indonesia adalah mempunyai dana darurat yang cukup | GoodStats

Berdasarkan data dari Manulife Asia Care Survey 2024, sebanyak 56% orang Indonesia menyatakan bahwa memiliki dana darurat yang cukup merupakan salah satu tujuan keuangan utama mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya dana darurat semakin meningkat di tengah masyarakat. Dana darurat berfungsi sebagai penyangga keuangan dalam menghadapi situasi yang tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, keadaan darurat medis, atau kebutuhan mendesak lainnya.

Keamanan finansial yang diberikan oleh dana darurat membantu seseorang mengurangi risiko stres keuangan, sekaligus menjaga stabilitas keuangan dalam jangka pendek dan menengah.

Melihat tingginya persentase ini, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia mulai lebih bijak dalam mengelola risiko keuangan yang mungkin timbul di masa depan.

Selain dana darurat, sebanyak 42,6% responden menyebutkan kebebasan finansial sebagai tujuan yang ingin dicapai. Kebebasan finansial umumnya didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang memiliki cukup aset dan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa bergantung pada penghasilan dari pekerjaan utama.

Tujuan ini mencerminkan keinginan untuk hidup dengan lebih leluasa tanpa tekanan finansial yang mengikat, memungkinkan seseorang untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai atau peduli, baik itu dalam bentuk pekerjaan, hobi, atau kontribusi sosial.

Kebebasan finansial membutuhkan perencanaan yang matang dan disiplin dalam pengelolaan aset dan investasi.

Menariknya, 28,2% responden menyatakan bahwa memiliki pendapatan pasif merupakan salah satu tujuan keuangan yang penting.

Pendapatan pasif sering kali menjadi langkah strategis dalam mencapai kebebasan finansial, karena memungkinkan seseorang untuk memperoleh penghasilan tanpa harus terus menerus bekerja. Dengan adanya pendapatan pasif, individu dapat menciptakan aliran keuangan yang stabil dan konsisten, baik dari investasi, properti, atau bisnis.

Pendapatan pasif juga berfungsi sebagai pelengkap dari pendapatan aktif, memperkuat posisi keuangan seseorang dalam mencapai kebebasan finansial atau meningkatkan kualitas hidup.

Korelasi antara pendapatan pasif dan kebebasan finansial membuat keduanya menjadi tujuan yang saling mendukung, memperkuat cita-cita individu untuk mencapai kestabilan dan kemandirian finansial.

Secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya perencanaan keuangan yang matang.

Dari perlindungan jangka pendek dengan dana darurat hingga pencapaian jangka panjang seperti kebebasan finansial dan pendapatan pasif, semua tujuan ini mencerminkan upaya masyarakat untuk memperkuat posisi finansial mereka di masa depan.

Selain itu, tujuan keuangan juga dapat berubah seiring berjalannya waktu dan perkembangan situasi hidup. Oleh karena itu, penting untuk secara berkala meninjau dan menyesuaikan tujuan keuangan agar tetap relevan dengan kebutuhan dan perubahan yang terjadi.

Baca Juga: 60% Gen Z Masih Bergantung pada Orang Tua, Kapan Bisa Mandiri Finansial?

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook