Gen Z dan Milenial merupakan dua generasi yang sering dikaitkan dengan masalah kesehatan mental. Terlebih, jika membahas isu lingkungan kerja, kedua generasi tersebut dianggap memiliki daya juang yang rendah dibandingkan kelompok generasi lain. Namun, bagaimana realita kesehatan mental Gen Z dan Milenial di lingkungan kerja? Apakah hanya dilihat dari aspek daya juang saja tanpa menyelisik masalah kompleks lainnya?
Lingkungan Kerja yang Kurang Sehat sebagai Pemicu Masalah Mental
The RedBox Rx Mentah Health Survey 2024, sebuah laporan yang diterbitkan oleh RedBox Rx, mengungkapkan berbagai fakta mengenai kesehatan mental berbagai generasi, terkhusus Gen Z dan Milenial.
Laporan ini diperoleh melalui wawancara daring pada 15-17 Desember 2023 terhadap 2.208 warga Amerika Serikat dari beragam latar belakang pendidikan, usia, dan ras.
Berdasarkan laporan tersebut, diperoleh hubungan antara peristiwa kehidupan yang sedang dialami dan kondisi kesehatan mental seseorang. Data diperoleh melalui metode indexed scales dengan starting point yang sama, yaitu 100. Hal tersebut dilakukan guna mengukur perbandingan persentase dari dua variabel dengan nilai yang berbeda, yakni variabel peristiwa dan kesehatan mental.
Dari analisis tersebut, semakin tinggi angka yang diraih oleh suatu peristiwa, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kesehatan mental. Hasilnya, seseorang yang pernah mengalami kekerasan verbal atau emosional memperoleh indeks sebesar 215, yang berarti memiliki risiko terkena gangguan kesehatan mental dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengalami kekerasan verbal atau emosional.
Berikutnya, menjadi korban kekerasan fisik memperoleh indeks 199 dan lingkungan rumah/keluarga yang tidak sehat menempati posisi ketiga dengan indeks sebesar 194. Sementara itu, peristiwa selanjutnya mempengaruhi kesehatan mental adalah ketika berada di fase kuliah (185), putusnya hubungan dengan keluarga dekat (177), dan lingkungan kerja yang tidak sehat (175).
Dari data tersebut, lingkungan kerja terbukti menjadi salah satu pemicu memburuknya masalah mental seseorang. Berdasarkan artikel dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2023, kesehatan mental yang memburuk dalam lingkungan kerja sering kali disebabkan oleh tidak adanya perlindungan regulasi terhadap keselamatan dan kesehatan bagi pekerja.
Hal ini mengakibatkan pekerja menghadapi situasi yang tidak aman, memperoleh jam kerja di luar batas, hingga menerima diskriminasi yang dipicu oleh perbedaan ras, gender, disabilitas, agama, hingga usia. Bahkan, mereka yang memiliki kondisi kesehatan mental yang parah cenderung lebih mudah dikeluarkan dari pekerjaan dan mengalami ketidaksetaraan dalam lingkungan kerja.
Aspek yang Mempengaruhi Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja
Deloitte mengeluarkan laporan yang mendalam dari The 2024 Gen Z and Milennial Survey dengan berfokus pada masalah mental Gen Z dan Milenial. Deloitte mewawancarai 14.468 Gen Z dan 8.373 Milenial dari 44 negara yang mencakup Amerika Utara dan Latin, Eropa Barat dan Timur, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Pasifik.
Di dalam laporan tersebut, diperoleh berbagai aspek dalam lingkungan kerja yang mempengaruhi masalah kesehatan mental Gen Z dan Milenial. Sebanyak 51% Gen Z dan Milenial memilih waktu kerja yang panjang sebagai penyebab masalah kesehatan mental. Selain itu, 51% Gen Z dan 53% Milenial menganggap kesehatan mentalnya dipengaruhi oleh tidak adanya penghargaan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.
Aspek selanjutnya yang mempengaruhi kesehatan mental Gen Z dan Milenial di lingkungan kerja adalah tidak memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan (50% Gen Z dan 45% Milenial), tidak merasa keputusan dalam pekerjaan dibuat dengan cara yang adil (49% Gen Z dan 50% Milenial), dan merasa tidak didukung oleh pemimpinnya sendiri (46% Gen Z dan 49% Milenial).
Baca Juga: Simak Alasan Gen Z dan Milenial dalam Memilih Kerja
Penulis: Nur Fitriani Ramadhani
Editor: Editor