Perkembangan digitalisasi semakin dirasakan setelah terjadinya pandemi Covid-19 di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan secara daring mendorong perubahan masyarakat terkhusus dalam hal bertransaksi. Saat ini, layanan mobile banking menjadi alat transaksi yang paling banyak digandrungi karena keefektifan kepada penggunanya.
Mobile Banking atau biasa disebut m-Banking merupakan transaksi perbankan melalui media handphone baik dalam bentuk aplikasi langsung atau aplikasi bawaan operator seluler. Para pengguna sangat dimudahkan karena tidak perlu lagi membawa dan menghitung uang tunai. Selain itu, dari segi keamanan lebih terjamin karena menggunakan PIN atau kode rahasia untuk akses masuk.
Cara kerja m-banking memang sama seperti halnya dengan layanan Bank Konvensional pada umumnya. Namun, sebelum dapat digunakan m-Banking perlu didaftarkan terlebih dahulu. Nantinya, para pengguna akan didaftarkan akun yang terdiri dari nama pengguna atau User ID dan Password atau PIN setiap kali ingin melakukan transaksi.
Biasanya, layanan m-Banking tidak dimintai biaya pendaftaran, aktivasi, maupun administrasi bulanan. Hal ini kembali kepada kebijakan masing-masing perusahaan tempat para pengguna mendaftar.
Banyak yang mengira bahwa m-Banking dan internet banking (ibanking) adalah sama. Namun, kenyataannya m-Banking dan ibanking memiliki perbedaan dalam hal menggunakan layanan.
m-Banking hanya bisa diakses menggunakan aplikasi, sedangkan ibanking hanya bisa dibuka melalui website. Berbagai kemudahan tersebut yang kemudian menjadikan m-banking jadi salah satu alat transaksi yang paling banyak digunakan di Indonesia.
m-BCA jadi mobile banking terfavorit di Indonesia
Merilis Top Brand Award, sebuah ajang penghargaan bagi berbagai merek terbaik di Indonesia mengatakan m-BCA jadi mobile banking terfavorit dengan capaian skor indeks mencapai 47,4 poin.
Sementara itu di peringkat dua terfavorit diisi oleh salah satu perusahaan pemerintah yang terbesar di Indonesia, yakni BRI Mobile dengan total skor 19,4 poin.
Lalu kemudian disusul bank milik pemerintah terbesar kedua di Indonesia, yakni m-Banking Mandiri sebanyak 12,9 poin. Peringkat lima besar terfavorit diisi oleh BNI Mobile dan CIMB Niaga Mobile dengan jumlah capaian skor masing-masing sebesar 11,2 poin dan 3,8 poin.
Survei Top Brand Award merangkum beberapa merek-merek ternama dari berbagai kategori, yakni merek otomotif, transportasi, obat-obatan, makanan dan minuman, kosmetik, dan masih banyak lagi. Dari hasil pengelompokan merek dari kategorinya, beberapa merek dinilai dengan menggunakan beberapa metode.
Metode sampling yang digunakan untuk sampel random dan random retail adalah multistage area random sampling. Sedangkan sampel booster dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.
Penilaian ini dirangkum berdasarkan survei terhadap 8.500 responden yang tersebar di 15 kota besar di Indonesia. Jumlah total responden terdiri dari 6.000 sampel acak, 1.700 sampel booster dan 800 sampel booster B2B.
Target usia responden adala pria dan wanita berusia 15-65 tahun, dengan latar belakang ekonomi SES D hingga SES A. Sampel random retail didapatkan dari SES B ke atas. Sementara itu sampel booster didapat dari target SES A.
Skor Top Brand Index dihitung dengan cara melihat dari rata-rata terbobot parameter masing-masing. Terdapat tiga parameter penentu Top Brand Index menentukan pilihan terbaik mereka, yakni Top of Mind atau merek produk yang pertama disebut responden, Last Usage merek yang terakhir digunakan, dan Future Intention adalah keinginan responden menggunakan produk tersebut di masa depan.
Top Brand Award kemudian diberikan kepada sebuah merek apabila memenuhi dua kriteria berikut, yakni memiliki Top Brand Index minimum 10 persen, dan merek tersebut menempati posisi tiga teratas dalam kategori produk.
Nasabah BCA lebih pilih gunakan m-bca dibanding ATM
Kepopuleran m-BCA kemudian dibenarkan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mengatakan layanan Mobile Banking atau m-BCA menjadi yang paling banyak digunakan. Dari total volume transaksi sebanyak 16,42 miliar kali transaksi, 10.109 kali transaksi menggunakan mobile banking.
Tercatat, ada sebanyak 61,55 persen dari total transaksi nasabah BCA menggunakan mobile banking. Selain itu, ada sebanyak 4,25 miliar transaksi atau 25,89 persen dari total transaksi menggunakan layanan internet banking.
Para nasabah BCA lainnya bertransaksi melalui anjungan tunai mandiri (ATM) sejumlah 1,96 miliar kali atau 11,92 dari total transaksi. Model transaksi lainnya juga dilakukan oleh para nasabah dengan cara datang ke kantor cabang BCA, yakni hanya mencapai 105 juta kali atau 0,64 persen dari total transaksi.
Terlepas dari adanya perubahan kebiasaan nasabah dalam hal nilai transaksi tetap tidak menggeser bank BCA menjadi bank yang mampu mencetak laba terbesar di Indonesia. Sepanjang 2021, bank BCA berhasil mencatatkan laba bersih yang telah diatribusi kepada pemilik mencapai Rp31,42 triliun. Angka tersebut tercatat tumbuh 15,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Penulis: Nabilah Nur Alifah
Editor: Iip M Aditiya